By Christie Damayanti
Sore itu, aku memanggil taxi online untuk mnantaku pulang, setelah meeting dengan kementerian Kominfo, sewaktu aku memerikan proposalku untuk Pamerana Filateli Kreatif ku. Agak lama, karena saat itu adalah mulai jam sibuk sore ke malam Jakarta.
Setelah agak lama, taxi online yang kupesan, datang. Aku bersiap, dan minta tolong security Kementerrian Kominfo di Jl. Medan Merdeka Barat, dan langsung masuk ke taxi online pesananku, dan duduk di depan. Saat itu, belum di jaman pandemic.
Jarak tempuh dari Jl. Medan Merdeka Barat sampai Tebet cukup jauh, ditambah dengan macetnya, kupiir 1 jam akan habis dijalan, sehingga aku bisa ngobrol dengan driver taxi online, cukup lama. Temanya pun akan yang cukup netral tetapi buu waktu agak lama.
Namanya pak Thamrin, Driver taxi online itu, adalah seorang bapak, beberapa tahun dibawahku. Ah ..... bukan! Beliau ternyata belasan tahun dibawahku. Beliau masih muda, 31 tahun umurnya. Punya calon istri.
Pak Thamrin bercerita lebih detal tentang calon strinya. Awalnya, calon istrinya sehat. Tetapi suatu saat, istrinya kecelakaan yang mengakibatkan tulang punggungnya rusak di ruas yang kesekian, yang engakibatkan calon istrinya lumpuh!
Lalu, calon istrinya meminta pak Thamrin untuk meninggalkannya, karena calon istrinya tidak mau menyusahkan pak Thamrin, apalagi jika benar2 mereka menikah! Dia mati2an untuk menyuruh pak Thamrin mundur untuk menjadi calon suaminya, dan pak Thamrin pun, matian2 menolaknya!
Calon istrinya terpuruk, dan begitu juha pak Thamrin .....
Duh ...
Sampai disini aku merasa sedih sekali, sepertinya tidak ada jalan keluar untuk mereka, karena kata pak Thamrin walau berapa pun ada uang nya untuk menyemuhkan calon istrinya, secara medis tulang belkanganya sudah rusak di ruas sekian, yang menyebabkan benar2 tidak bisa berjalan lagi. Cuma mukjizat Tuhan yang bisa menyembuhkannya ......