Karena Program Weekend Spirit ku ini, adalah live-show, live streaming, sehingga memang bagi yang tidak biasa bertemu orang yang tidak dikenal, lalu berbicara di radio, akan sangat susah untuk berbicara, apalagi menjawab pertanyaan2 dari pendengar.
Belum lagi, jika pertanyaan2 pendengar kadang2 sangat riskan untuk dijawab, si pembicara jika tidak biasa dengan "public- speaking", dia akan tergagagap2 dan tidak bisa mengalihkan pertanyaan/jawabannya, sehingga justru dia akan diam dan bingung ......
Aku masuk ke ruang tunggu, sebelum memulai programku. Lalu, beberapa saat kemudian, pak Hery menelponku dan membatalkan rencana siaran bareng kami.
"Mengapa dibatalkan?", tanyaku.
"Saya tidak siap, bu. Untuk berbicara di radio walau tidak melihat pendengar. Dan, saya juga tidak siap untuk menceritakan kehidupan saya yang getir .....", jawabnya.
Ya sudah. Aku sangat mengerti, tetapi sebenarnya aku asngat kecewa, karena ada seseorang yang benar2 bisa menjadi sebuah inspiasi besar bagi pendengar. Karena, pak Hery hanya 1 kaki kiri saja, tetapi beliau nge-taxol dengan tongkat untuk menekan pedal gas mobilnya.
Pak Hery benar2 tidak mau menyerah, karena beliau membutuhkan yang dana bagi keluarganya. Kehidupnnya yang getir dan kecacatanny, memang menimbulkan rasa belas kasihanku, tetapi juga meningkatkan kesadaranku bahwa banyak orang2 seperti beliau yang tidak kenal menyerah!
Ya, Pak Hery adalah salah satu warga Jakarta yang mampu bertahan dari kehidupannya yang sangat keras ......
Tetap semangat, pak Hery .....
Tuhan memberkati bapak dan seluruh keluarga bapak!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H