Mereka tetap ngoceh tentang "keberanianku", sendirian, lumpuh dan pake kursi roda. Mereka terlihat kagum dan tidak percaya, dengan kata2nya yang benar2 heran dengan keadaanku dan keberanianku.
 Aku Cuma tersenyum2 saja, mendengarkan curhatan mereka, bahkan tertawa jika mereka dengan gemas bilang begini :
 "Saya bingung deh, koq ga ada anak atau teman yang mau membantu ibu? Gemes, saya! Kan kasihan ibu" ......
Hahahahahaha ....... Cape, deh .....
Ada apa dengan cacatku?
Ada apa dengan kursi rodaku? Kursi roda ajaibku?
Dan,
Ada apa dengan keadaanku dan keberanianku?
Sampai2 2 orang driver taxi online dalam 1 hari bisa berpikir dan berceloteh yang sama tentang aku, sebagai penumpang taxi online mereka, sendirian memakai kursi roda ajaibku?
Aku sih, biasa2 saja. Selama aku bisa melakukan sendiri, aku tidak akan minta tolong. Biarpun aku susah dan berat, sungguh aku benar2 gyidak  mau mengganggu orang lain. Aku tidak mau bergantung kepada siapapun, kecuali bergantung kepada Tuhanku!
Karena, aku pernak membuktukan tentang itu. Ketika aku bergantung pada bapakku yang sempat mengurusku selama 3 tahun dalam pasca strokeku, tiba2 Tuhan memanggilnya. Juga, ketika aku bergantung pada Michelle anakku yang selalu mendorong2ku diatas kursi roda standard, tiba2 Tuhan memanggil Michelle untuk terbang ke negeri impuannya, Jepang.