By Christie Damayanti
                                                        Â
Cerita sebelum pandemic .....
Suatu hari, ak bergegas ke kantor, walau aku masih agak demam, karena aku berjanji untuk meeting dengan 2 tema, dan saat itu aku adalah yang membuat meeting ini. Jadi, jia aku tidak masuk kantor, dan metingku batal, alamat aku susah sekali mecari waktu dari mitra2 kerjaku, kaaannn .....
Jadi, aku benar2 bela2in k kantor unuk meeting, dan bela2in berusaha makan banyak dan sehat, untuk demamku (semoga) serkurang.
Ok, pagi aku ke kantor dengan taxi online langgananku, pak Azis yang sudah stand-by di repan rumahku, jam 6.30 untuk meluncur langsung ke kantorku di APL Tower, Tanjung Duren. Lalu, aku meeting jam 10.00 sampai jam 12.00, dan demamku meningkat .....
Wuuuiihhh ..... tubuhku sama sekali tidak enak, tetapi aku harus menyeleaikan tugas2ku untuk meeting lagi, setelah makan siang. Benar2 tidak enak tubuhku, dan aku makan siang dengan terburu2 untuk memajukan meetingku supaya bisa pulang lebih cepat.
 Jam 12.00 lebih aku makan dulu. Tenangkan dulu. Begitu sudah ok, aku beres2 ruanganku. Jam 12.30 aku mulai meeting lagi setelah mitra2 kerjaku bersedia meeting jam itu denan ku. Dan sekitar jam 2.00 siang, selesai meeting, dan aku beberes ruangku, memanggil anak buahku untuk aku berpegangan tangannya, ke bawah menari taxi online .....
Aku berencana langdung ke rumah sakitku di Cikini, supya beres, karena demamku tidak turun2 padahal aku demam sejak malamnya, dan aku berencana untuk bicara dengan dokter pribadiku. Jadi, aku membawa kursi roda ajaibku .....
Aku mendapatkan taxi online, dan astagaaaa ..... aku lupa memencet taxi XL supaya bisa mendapatkan mobil besar, untuk kursi rodaku! Tapi, sudahlah! Jika driver bersedia dengan ukrsi roda ajaibku yang super besar dan berat, ya gpp lah .....
Ternyata, si driver bersedia untuk mengangkut kursi roda ajaibku, dan aku duduk di depan. Ya, aku selalu duduk di depan, sebelum pandemic melanda, karena berbagai sebab.
Pertama, aku memang senang di depan, karena aku bisa memandang jauh kesana dan dunia terbuka luas untuku.
Kedua, aku ingin selalu duduk di depan, untuk menghormati driverku (dulu dan taxi online), sebagai irang yang mengantar dan menjemputku kemanapun aku mau.
Ketiga, jika duduk di depan, aku lebih merasa akrab dengan driver, baik driver pribadku dulu mauun driver taxi online, dan kupingku tidak perlu menajamkan, jika mau ngobrol, hihihi .....
Si driver adalah anak mida. Namanya Edho. Dia banyak cerita tentang keluarganya, sebelum aku keduluan cerita. Hahaha, sama2 cerewet, tetapi aku senang ada driver yang mau membuka dirinya sebelum si penumpang memulainya ......
Dia menjadi driver taxi online bukan karena uangnya, tetapi dia tidak nyaman jika hanya diam saja di saat2 perbaikan dan renovasi restorannya. Ya, dia dan istrinya membuka restoran dan saat itu restorannya sedang di renovasi.
Berlanjut, dia cerita tentang anak2nya, dan aku tertarik untuk saling mengisi bercerita tentang anak2 kita, terus dan terus. Aku dan Edho, yang bangga dengan anak2 kita masing2, dan tertawa bahagia, ketika menceritakan kelucuan dan prestasi2 mereka .....
Ahayy .... punya teman taxol baru, yang bersedia antar pulang dari kantor ke rumah sakit. Walau mobilnya kecil, Edho mau menggotong2 kursi roda ajaibku masuk di bangku belakang, karena tidak ada bagasi .....
Memang, banyak driver taxi online yang melakukan ini, bukan karena uangnya, bukan karena mencari tambahan uang, tetapi sungguh2 mau membantu orang, atau hanya sekedar iseng belaka. Menghabisi waktu senggang mereka, dan jika itu terjadi mereka justru akan membantu penumpang dengan sekuat tenaga mereka.
Dan, ini yang terjadi kita (atau aku) akan tahu, betapa mereka memang berbeda .....
Seperti Edho ini. Dengan mobilnya yang kecil dan dengan kursi roda ajaib ku yang besar dan beratnya 50kg! Terlalu besar dan berat, dia mau membantuku. Karena, jika driver lain, belum tentu. Karena effortna besar sekali, dan mereka merugi karena aku memesan taxi online standard, bukan XL .....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H