Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Persahabatan Itu Hanya Membutuhkan Ketulusan Hati untuk Saling Peduli dan Berbagi

11 Februari 2022   10:51 Diperbarui: 11 Februari 2022   12:20 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi - Mas Iskandar, yang selalu bela2in untukku sebagai pelanggannya, bahkan menunggu lama

By Christie Damayanti

Namanya, mas Iskandar. Aku mengenalnya sekitar tahun 2017, jauh dengan aku mengenal mas Barli, yang sekarang menjadi langgananku untuk antar jemput taxi only, sejak tahun 2018.

Mas Iskandar, rumah orang tuanya di Kompleks Gudang Peluru juga, beda beberapa gang, dan dia tetap tinggal di sini, di rumah orang tuanya. Dekat sekali dengan rumahku! Tetapi, mengapa aku tidak berlangganan dengan nya?

Berlangganan, koq! Aku tetap berlangganan dengan mas Iskandar untuk mengantar dan menjemputku ke manapun, tetapi karena mobilnya kecil, sehingga susah jika aku membawa kursi roda ajaibku. Bisa dimasukkan di kursi belakang, tetapi sungguh membutuhkan effort yang luar biasa, walau mas Iskandar bertubuh besar.

Lagi pula, mas Iskandar tidak mau repot dengan aturan "ganjil genap", sehingga keran plat mobilnya ganjil, dia tidak akan mau berangkat sebelum jam 10.00 pagi, jika tanggal genap. Nah, aku kan susah ,,,,,

Tetapi, jam berapapun aku membutuhkan mas Iskandar, karena rumahnya benar2 dekat, aku akan menelpon dia untuk mengantar atau menjemputku dengan mobilnya, jkia aku tidak membawa kursi roda.

Suatu saat, aku memina mas Iskandar untuk mengantarku ke Kalibata City Apartmen, dimana sepupuku membuka warung "Sate Maranggi", buatannya. Enak sekali. Waktu itu,aku diundang utuk makan berama disana, dan aku memangggil mas Iskandar untuk mengantarku kesana.

Waktu pulang pun, aku meminta mas /iskandar untuk mengantarku pulang ke rumahku. Dimana sepupu ku juga ikut pulang. Dan, sepupuku itu juga tinggal di Kompleks Gudang Peluru, sama denganku dan juga sama dengan rumah mas Iskandar.

Jadilah, mas Iskandar juga langganan sepupuku, karena beliau malas bawa mobil, padahal mobilnya seabreg, hhihihi .....

***

Suaru saat, mas Iskandar bercerita ketika dia mengantarku pulang dari kantor di Tanjung Duren. Dia ditelpon sepupuku, untuk mengantar anak sepupuku ke Bandar, untuk kembali ke Jambi. Ponakan sepupuku ini, sedang bertugas sebagai auditor di Jambi.

Dia ngebut ke rumah sepupuku, dari mengantarku ke kantor paginya. Karena aku berangkan ke kantor biasanya ja, 6.30, sampai kantor jam 7.00 kurang. Mas Iskandar lewat tol haya memakan waktu 15 menit ke rumah sepupuku. Daaannn ..... mas Iskandar harus menunggu 1 jam lebih, padahal pesawatnya harus boarding sebentar lagi!

Ternyata, ponakan ku menunggu hasil test PCR nya untuk ke Jambi, dan di test dekat dari komplkesku. Menunggu2, sangat lama dan mas Iskandar membanunya untuk ambil sendiri, sampai akhirnya ponakan yang diantar mas Iskandar tiba di Bandara Soekarno Hatta, 30 menit setelah boarding!

Dan, karena ponakanku naik makapai Garuda yang ketat, dia tidak boleh boarding lagi, dan mas Iskandar mengantar ponakanku ke hotel terdekat dengan bandara untuk naik pesawat berikutnya, pagi hari .....

Aku cuma mau bilang bahwa, mas Iskandar yang seorangdriver taxi online langgananku dan langganan sepupuku, dia mau bela2in untuk enunggu lama untuk mengatar dan membantu banyak hal, tanpa hitung2an.

Seperti aku juga, dia sering kuminta antar aku ke salon di belakang kompleks ku, menungguunya sekitar 1 jam atau lebih, dan mengantarku pulang lagi. Dia sama sekali tidak perhitungan, berapa jam dan berapa rumah yang aku harus bayar. Bahkan, dia tidak keberatan jika aku tidak membawa uang.

Apapun itu, mas Iskandar melakukannya untuk ku, sebagi pelanggannya, tanpa mengharapkan apapun, termasuk tidak pernah memintaku membayar, apalagi membayar lebih!

Begitu juga dengan sepupuku. Lebih lagi, mas Iskanddar sering mengantar seharian sepupuku keliling Jakarta untuk bertemu dengan rekan2 bisnisnya, sampai malam. Dan, kstanya biasanya sepupuku selalu mengajak mas Iskandar untuk makan berama, dan tidak di biarkan mas Iskandar menunggu di mobil, seperti supir2 pada umumnya.

Sepupuku dan aku sendiri, berusaha memberikan kenyamana kepada sahabat2 driver taxi online, dengan mengajak merka makan bersama atau setidaknya, membawakan snack atau makanan untuk mereka.

Dan, dari sanalah dengan saling menghargai dan saling berbagi, saabat2 driver taxi online ku, semakin bertambah, dan mereka semakin terus peduli dengan keberadaanku yang sangat terbatas lumpuh kanan tubuhku.

Mas Iskandar adalah salah stu sahabat drive taxi online yang terbaik, untukku .....   

Sekali lagi, persahabatan itu tidak kenal apapun. Tidak kenal perbedaan pekerjaan, suku agama, materi ataupun fisik.  Persahabat itu cuma membutuhkan  ketulusan hati untuk saling membantu dan berbagi .....

Catatan :

Pssstttt ….. jangan salah! Mas Iskandar itu sngat cerewet, lho! Melebihi kecerewetan ku sendiri! Makanya, jadi saingan, hahahaha ……

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun