Taxi online itu datang dan terlihat seorang muda, mungkin sekitar awal 40 tahun, turun ari mobilnya dan aku menyapanya. Si driver bertanya, apakah kursi rodanya juga dibawa? Yajelas lah, dan si driver menuntunku untuk di kursi belakang.
Di driver kembali lagi, melipat kursi roda ajaibku setelah kuinformasikan cara melipatnya. Dan, aku sudah duduk manis setelah di drver masuk ke depan setir dan menutup pintunya.
"Selamat sore, mas. Diantar ke Lotte ya, mas. Semoga ga macet", sapa ku.
"Selamat sore juga, bu. Siap, bud an semoga tidak terlalu macet, ya", jawab si driver sambil tertawa, karena ternate dia baru mengantar pnumpang kesana, lalu menjemputku dan menghantarku kesana lagi. Dan, katanya daerah itu sedang macet! Â
Tidak lama kemudian, dari awal saling menyapa, terbentuklah percakapan yang intens.Si driver terus bertanya2 tengang aku, mengapa lupuh, mengapa stroke, apakah sudah diterapi, berapa lama, dan sebagainya.
Aku menjawab semua pertanyaan itu, kan sama saja engan aku bercerita sendiri, walau ujung2nya ya menjawab pertanyaan2 dia, kan?
Setelah banyak percakapan kita, tiba2 aku melihat dia menangis, semakin lama sampai sesegukan, dan dia menghentikan mobilnya ditepi jalan, di depan pompa bensin. Dan, kupikir dia mau beli bensin dulu, tetapi ternyata, tidak!
"Mas, ada apa? Mengapa mas menangis?", tanyaku, setelah aku heran, mengapa tiba2 dia menangis, dan semakit sesegukkan.
"Saya terharu, bu. Saya ga sangka keadaan ibu spt ini", jawabnya, sambil terus menangis.
Dia tanya2 terus tentang riwayat sakitku yang menyebabkan aku terserang stroke tahun 2010 lalu, agak lama sebelum tangisnya reda, walau terus saja menangis bermenit2. Astaga! Aku bingung, harus bagaimana aku menghadapinya.
Bagaimana menghadapi seseorang yang menangis di hadapanku, tidak sebab, tetapi hanya karena terharu, dan sampai sesegukkan! Bingung, aku ......