Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dia Tidak Mau Menerima Sepeserpun, Walau Dia Pantas Menerimanya

6 Februari 2022   16:59 Diperbarui: 6 Februari 2022   17:02 642
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Waktu terus berjalan, dan aku hars segera ke radio. Hujan sudah berhenti, dan segera kami berangkat ke radio, setelah berpamitan dengan ibuku.

Di mobilpun, kami terus ngobrol dan bercanda, sampai saatnya tiba, dan Pedro mengantarku turun mobil, dan menuntunku naik ke lantai 2. Kuajak siaran, dia tidak mau, tetapi dia berniat sekali untuk menungguiku sampai aku selesai siaran, dan berniat juga untuk mengantar ku pulang kembali.

Dengan senang hari, aku menerima tawarnnya, dan dalam hariku aku berniat untu, memberikan banyak bonus untuk Pedro. Antar jemput bolak balik dari rumah ke radio dan pulang lagi ke rumah, serta bela2in buka tutup pntupagar yang cukup berat serta kehujanan sambil minum teh hangat.

Menurutku, ini sebuah perjuangan Pedro untukku, karena bselama itu dia tidak akan mendapatkan penumpan lagi, dimana ada kemungkinan penumpang itu tujuannya jauh, dan Pedro kehialangan kesempatan itu.

Sehingga, aku pun berniat untuk menambahkan "yang tak terduga", dengan nilai yang lumayan besar. Bukan hanya karena memang Pedro kehilangan kesempatan besar itu, tetapi aku juga mengerti tentang arti persahabatan ......

 Dokumentasi pribadi. Aku dan Pedro, disaat2 yang lain di taman rumahku .....
 Dokumentasi pribadi. Aku dan Pedro, disaat2 yang lain di taman rumahku .....

Pulang dari radio menuju rumahku, hujan turun lagi, dan di rumahku pun Pedro membuka dan menuup pintu pagar rumahku, supaya aku tidak kehujanan. Kembali aku menyuguhkan teh hangat, dan terus mengobrl.

Ketika memang sudah waktunya Pedro pulang, aku menyelipkan uang cukup besar ratusan ribu untuk Pedro, tetapi Pedro menolaknya!

Dia benar2 tidak mau menerima uang dariku, walau hanya sekedar jasa antar jemput rumah -- radio -- rumah. Dan ketika aku memaksanya, Pedro benar2 marah, sehingga aku pun tidak memaksanya lagi .....

Aku memandang kerahnya, dan senyumku terus mengembang. Pedropun tersenyum kepadaku, dan dia memelukku, tanda persahabatan. Dia beberapa tahun diatas anakku dan aku pun bisa menganggapnya sebagai anakku.

1 jam kemudia hujan berhenti turun, Pedro pamitan dan dia akan segera pulang ke Bogor, karena ibunya membutuhkan dia. Sekali lagi, aku menawarkan dana untuknya, dan sekali lagi juga, dia benar2 menolaknya, bukan sekedar berbasa basi!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun