Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dia Tidak Mau Menerima Sepeserpun, Walau Dia Pantas Menerimanya

6 Februari 2022   16:59 Diperbarui: 6 Februari 2022   17:02 642
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Dokumentasi pribadi. Aku dan Pedro, disaat2 yang lain di taman rumahku .....

Untukku, jika taxi online sedang mahal karena hujan atau macet, aku memanggil Pedro, dan aku merasa lebih baik memberikan harga yang mahal (setara dengan yang aku dapatkan) untuk Pedro, dibanding bayar mahal untuk driver lainya, karena aku tahu bahwa Pedro membuuhkan tambahan uang untuk hidup dan kebutuhannya ......

Tetapi,

Bukan persahabatan jika hanya bicara tentang uang uang dan uang saja! Persahabatan adalah saling peduli dan saling menghargai serta saling berbagi. Sehingga, ketika aku sering memberikan tip untuknya, diapun membalas dengan caranya.

Seperti saat itu :

Hujan turun terus dan harga taxi online sangat mahal! Aku ingat, aku butuh ke Radio RPK 96.3 FM di Cawang, tempat aku bersiaran untuk motivasi sejak tahun 2013 lalu, sampai seatang di Program Weekend Spirit.

Hujan deras sekali, dan bukan karena mahal juga, tetapi8 aku bingung saat itu, bagaimana aku naik ke mobil, sementara driver pasti keberatan untuk membuka pintu pagar rumahku, memundurkan mobilnya, supaya aku tidak kehujanan dan menuup pntu pagarku lagi.

Karena aku adalah seorag disabilitas lumpuh tubuh kanan, dan agak berat untuk melangkah ditengah hujan, walau memakai payung.

Jadi akhirnya, aku menelpon Pedro, dan kebetulan waktu itu dia sedang beradavdi Rawamangun, dan belum mendapat penumpang. Karuan saja, dia langsung berjalan menuju rumahku di Tebet.

Setelah Pedro sapai rumahku, dia membuka pintu pagar rumahku, memsukkan mobilnya ke car port ku, dan menutup pintu pagarku lagi. Lalu, kuajak dia masuk rumah untuk kusuguhkan secangkir teh hangat.

Saat itu, ibuku almarhum turun. Waktu itu sekitar jam 2.00 sore, sementara siaranku adalah jam 4.00 sore, sehingga kami punya waktu cukup lama sebelum kami ke RPK.

Kukenalkan Pedro kepada ibuku, dan kami sempat ngobrol dan ibu menyuguhkan berbagai kue2 yang waktu itu sedang banyak. Pedro tidak malu2 dan da sangat supel sebagai anak muda, untuk mengambil hati ibuku dan beliau banyak tertawa dengan cerita2 Pedro.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun