Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Ketika Aku Belajar Mengeja, Menyalin, dan Membangun Kalimat Sederhana di Awal 40 Tahun

28 Januari 2022   14:48 Diperbarui: 1 Februari 2022   02:15 1655
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ingatanku, kukuras untuk menuliskan dan melafalkan lagu-lagu rohani. Yang pertama, "Serikat Persaudaraan" dan yang kedua "Bila Kulihat Bintang Gemerlapan". Dan, aku menuliskannya sambil bernyanyi. Triple terapi, mengingat, menulis dan bernyanyi... (Dokumentasi pribadi)

Pernah terpikir tidak, bahwa kita mulai belajar mengeja, menyalin dan membangun kalimat-kalimat sederhna, di awal umur 40 tahun? Itulah, aku!

Setelah aku mulai belajar bicara, dimulai dengan huruf A, B, C, D dan seterusnya, aku diajari untuk mengeja. A ..... B ..... C ..... D ..... Ibu ..... Bapak ...... Kakak ...... Adik ..... dan seterusnya, sampai aku mampu megeja dengan baik.

Lalu, aku diminta untuk mengikuti tulisan-tulisan yang dituliskan oleh therapist bicaraku, ibu Cornellia.

Hari pertama aku diminta menyalin angka menjadi huruf, terlihat tanan kiriku dengan otak kiriku yang terserang stroke, aku benar-benar belum mampu untuk menyalin dan menterjemahkan bahasa angka menjadi tulisan.
Hari pertama aku diminta menyalin angka menjadi huruf, terlihat tanan kiriku dengan otak kiriku yang terserang stroke, aku benar-benar belum mampu untuk menyalin dan menterjemahkan bahasa angka menjadi tulisan.

Lalu hari kedua, aku sudah mampu melakukan perintah yang diminta di hari pertama. Aku sudah mampu menterjemahkan bahasa angka menjadi bahasa tulisan, walau masih banyak terdapat kesalahan-kesalahan yang tidak semestinya
Lalu hari kedua, aku sudah mampu melakukan perintah yang diminta di hari pertama. Aku sudah mampu menterjemahkan bahasa angka menjadi bahasa tulisan, walau masih banyak terdapat kesalahan-kesalahan yang tidak semestinya

Di hari ketiga, terapistku bu Cornellia menulis huruf-huruf angka dan aku sudah mampu lebihbbaik, walau sekarang aku bisa tertawa, karena aku geleng-geleng kepala, begitu parahnya kah, aku setelah serangan stroke?
Di hari ketiga, terapistku bu Cornellia menulis huruf-huruf angka dan aku sudah mampu lebihbbaik, walau sekarang aku bisa tertawa, karena aku geleng-geleng kepala, begitu parahnya kah, aku setelah serangan stroke?

***

Hari demi hari, aku jalankan terapi-terapiku, yang benar-benar mengasah otakku di awal umur 40 tahun. Aku memaksa otakku untuk belajar, belajar dan belajar! Aku harus menggembleng hidupku (saat itu), supaya aku benar2 mampu mandiri sebagai manusia!

"Ya ampun! Segitu parahnya kah aku? Bahkan, untuk meyalin tulisan saja, aku tidak mampu? Bagaimana aku bisa mandiri? Bagaimana aku bisa bekerja? Tuhanku ....."

Aku membayangkan hari-hari depan ku menjadi suram. Aku hanya membayangkan, aku akan ditopang oleh keluargaku. Bagaimana aku bisa membiayai hidupku? Bagaimana aku bisa menyekolahkan anak-anakku?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun