By Christie Damayanti
Puas aku berkeliling berhari2 di Seoul kotatua, aku beralih ke Seoul modern.
Seoul kotatua memang menyuguhkan lingkungan ibukota Seoul tua, tetapi tetap dibangun dengan sentuhan modern, dengan bangunan2 moern disekeliling kota tua. Jadi Seoul membangun kotatua nya berkolaborasi dengan Seoul modern.
Sedangakan Seoul modern, merupakan pertumbuhan kota Seoul dengan sejarahnya, yang semakin kesini semakin terdesain sebagai kota modern. Tetapi, secara global, Seoul benar2 sebuah ibukota yang menjadi salah sau kota metropolitan dunia .....
Yang aku sangat tertarik selain sebuah konsedp perkotaan serta desain2 bangunan dan lingkungan sebuah kota, adalah cirri khas kota2 tersebut. Entah dari segi budaya, seni atau istilah2 yang viral di kota tersebut.
Baru, dari sana aku akan masuk ke dunia shopping tradisional shopping street atau pasar2. Selaim untuk berbelanja, juga untuk pengamaan2 lanjutan. Untuk shopping mewah dengan branded, aku sungguh tidak tertrik, kecuali untuk pengamatan, yang aku juga lakukan di Seoul.
Shopping dengan mewah branded dunia, aku kesana di Apgujeong Cheongdam -- dong, sebuah "Rodeo Drive Hollywood", ala Korea. Toko2 branded dunia, dengan lingkungan asri seperti di Rodeo Drive, Hollywood.
***
Pertama kali, aku ke Insa-dong rekomendasi dari sema orang bahwa wisatawan asing HARUS ke Insa-dong.
Insa-dong adalah dong, atau lingkungan di distrik Jongno-gu di Seoul. Jalan utamanya adalah Insadong-gil, yang terhubung ke banyak gang yang mengarah lebih dalam ke distrik ini, dengan galeri modern dan kedai teh. Secara historis, itu adalah tempat terbesar untuk barang antik dan karya seni di Korea.
Membentang seluas 12,7 hektar, distrik ini berbatasan dengan Gwanhun-dong di utara, Nagwon-dong di timur, dan Jongno 2-ga dan Jeokseon-dong di selatan, dan Gongpyeong-dong di Barat. Wikipedia.
Insadong-gil "terkenal sebagai jalan tradisional baik bagi penduduk lokal maupun asing", dan mewakili "budaya masa lalu dan masa kini". Inilah yang aku katakan, bahwa Soul modern benar2 berkolaborasi dengan Seoul kotatua. Bahkan, desain di Insa-dong memberikan aura antara Seoul tua dan Seoul modern.
Aku berjalan2 di Insa-dong, membuat aku geregetan dan ingin membedli semyuanya! Brang2 seni dan antic, dengan harga dari yang murah sampai mahal, ada di Insa-dong. Sebagian bsar, tidak dijual di shopping center modern di Seoul, kaena sepertinya barang2 yang dijual benar2 karya seni yang tidak dibuat banyak, mungkin hanya 1 atau 2 buah saja.
Kualiatasnya pun, beraneka ragam. Aku ingat topeng2 di foto atas, jika dijual yang dipinggit jalan di Insa-dong, bahanya tetap dari kayu, tetapi buatannya sedikik kasar, tetapi tetap mencitrakan benda seni dan antic. Jika beli di toko, topeng2 itu pembuatannya lebih halus tetapi sama2 sebuah karya seni antic dan kerajinan tangan, bukan mesin .....Â
Aku membeli beberapa souvenir antic Korea, untuk kubawa pulang sebagai koleksi, dan membeli beberapa souvenir modern Korea, untuk kubagikan sebagai oleh2 .....
***
Disana merupakan campuran suasana sejarah dan modern dan merupakan "daerah unik Seoul yang benar-benar mewakili sejarah budaya bangsa."
Mayoritas bangunan tradisional awalnya milik pedagang dan birokrat. Dengan bangunan2 tua yang dipermodern dengagn fasilitas2 modernnya.
Beberapa tempat tinggal yang lebih besar, yang dibangun untuk pensiunan pejabat pemerintah selama periode Joseon, juga dapat dilihat. Sebagian besar bangunan tua ini sekarang digunakan sebagai restoran atau toko.
Di antara bangunan bersejarah penting yang terletak di daerah tersebut adalah rumah besar Unhyeongung Jogyesa, salah satu kuil Buddha Korea yang paling signifikan, dan Gereja Kristen Presbiterian Seungdong, salah satu gereja Presbiterian tertua di Korea.
Kuil Buddha Korea di area Insa-dong dengan lingkungan hidup mereka
korea cukup bertoleransi tentang perbedaan .....
Gereja Kristen Presbiterian, salah satu yang tertua di Korea, ada di Insa-dong. Korea adalah negeri yang mayoritasnya beragama Buddha, sehingga bangunan Gereja cukup sedikit, tetapi dalam dunia modern saat ini, Serta, Kuil pusat Cheondoisme juga dapat ditemukan di sekitarnya, yang selesai dibangun pada tahun 1921.
Insa-dong juga merupakan tempat kunjungan pejabat asing seperti Ratu Elizabeth II dan putri Spanyol dan Belanda. Berisi 40% toko barang antik dan galeri seni nasional serta 90% toko alat tulis tradisional.
Yang paling penting adalah Tongmungwan, toko buku tertua di Seoul, dan Galeri Seni Kyung-in, kedai teh tertua.
Kyung-in adalah kedai teh tertua di Seoul, dan dijadikan mudeum the di Insa-dong, selain tetap berfungsi sebagai kedai teh.
***
Jika kita tidak suka dengan dunia seni, antic, budaya serta kotatua, mungkin kita hanya melewatinya saja, karena Insa-dong merupakan salah satu titik wisata terkenal di Seoul. Mungkin, kita hanya berjalan sekedarnya, menikmati suasana Soul, serta berbelanja souvenir saja. Sisanya, kita akan hanya duduk2 sambil menunggu yang lain selsai dan naik bus lagi.
Karena, begitulah yang aku lihat disana. Wisatawan2 dunia yang tidak suka dunia ini, itu yang mereka lakukan. Biasanya, anak2 muda Asia, karena mreka sepertinya mencari kehidupan Korea modern.
Berbeda dengan wisatawan2 Eropa atau dunia barat, mereka asik sekali melihat2 dan memilah2 untuk dibeli, dan belanjaan mereka berbox2 untuk dibawa pulang. Mereka adalah wisatawan2 bule dan celotehan mereka brhuungan dengan karya seni serta sangat mengagumi karya2 budaya Korea .....
Aku berada di dunia ini, sehingga 1 harian aku merasa betah di Insa-dong, berbelanja cukup banyak, untuk kbawa pulang, sambil menikmati suasa sore Seul, sebelum aku kembali ke apartemen sahabat2ku, di pesisiran  Sungai Han .......
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H