Berkeliling sekitar kotatua Seoul, seputaran Istana Gyeongbokgung, serasa seperti di dunia masa lampau.
Ketika Seoul modern terbangun setelah Dinasty Joseon modern membuka diri untuk membangun perkotaan Seoul sebagai kota modern, mereka pun tetap menjaga dan mempertahankan semua fasilitas, bangunan2 tua dan street-scape2 yang ada sejak dahulu, tetap terjaga dan dirawat!
Catatan :
Banyak prkotaan di beberapa Negara termasuk di Indonesia, ketika membangunperkotaan modern, fasilitas2 dan bngunan2 serta detail2 yang ada sejak dahulu dan tetap ada, justru dihancurkan dan dimsnahkan!
Aku ingat sekali, waktu sebuah bangunan jaman colonial Belanda di Jalan Harmoni Jakarta, dihancurkan dan benar2 dirubuhkan untuk membangun area pemerintahaan yang baru, hatiku tersayat2.
Mengapa tidak memanfaatkan yang ada, bia ditambah bangunan, dan direstorasi dengan fasilitas2 modern, sehinggan bangunan kolonila Belanda itu, tetap kokoh berdiri, tetapi beralih fungsi dan diberikan fasilitas2 modern.
Bangayk sekali perkotaan di beberapa Negara melakukan demikian dan benar2 tidak peduli dengan sejarahnya, angat menyedihkan ......
------------------------------------------------------------
Saat itu, kami berjalan2 (aku, Wenah, Xixa dan Pong sebagai pengawal karena dia laki2, serta tukang potret, hihihi ...), dan aku banyak melihat bangunan2 lama bahkan benar2 berada di tengah2 jalan, tetapi dipertahankan!
Membuat aku terharu, dan merasakan aku berada di dunia antah berantah. Sebuah bangunan tua Korea, tetapi lingkunganya adalah Seoul modern ......
Kami minta diturunkan, sesaat sebelum memasukidowntown Seoul, karena kami memang berniat berjalan2. Ada sebuah taman kota yang besar, bahkan seperti hutan sebelum masuk downtown, dan dari situlah kmi memulai perjalanan kami yang menyenangkan.
Aku dan sahabat2ku dari grup Fortissimo dari Filipina, bercanda bersuka hati di Seul, tanpa ingat bahwa mereka adalah "selebritis" Filipina yang bertugas bernyanyi di Hotel Hyatt, hotal bintang 5 dunia. Dan, persahabatan itu benar2 menyenangkan dan membahagiakan .....
Kami mulai memasuki downtown Seoul, dengan fasilitas2 modern, sebelum kami menyeberangi Sungai Han, dan memasuki kotatua Seoul (Dokumen Pribadi)
Sepanjang jalan di kota Seoul, mereka memambangun pedestrian2 besar, sebelah kanan dan kiri jalan2 utama, mungkin bisa sampa 10 meter dengan fasilitas disabilitas yang luar biasa!
                                                     Â
Kami menyeberangi Sungai Han, dari kota Seoul modern menuju kota Seoul bagian kotatua. Sebuah jembatan besar dengan jalur kendaraan 2x3 kendaraan serta pedestrian sekitar 2 meter, sangat nyaman untuk menyeberangÂ
                                                       Â
Kami sudah sampai di kotatua Seoul, yang memang merupakan salah satu titik wisata yang cantik, apalagi di area Istana Gyeongbokgung .....
Yang aku sangat suka di Seoul ini adalah, penghijauannya. Sangat cantik dan sangat dirawat. Sangat tenang dan nyaman ketika kami hanya sekedar berjalan2 di area pedestriannya .....
Hari itu, niat kami adalah hanya sekedar bejalan2 keliling kota Seoul, naik turun bus umum dan naik turun MRT. Ketika aku muda dan sehat, berjalan2 seperti ini sangat menyenangkan, wlaupun untuk naik turun MRT dengan beberapa lantai basement ke bawah, tidak membuat kakiku sakit dan malas untuk berjalan.
Tetapi, ketika sekarang ini sebagai disabilitas pemakai kurai roda, aku harus bantak berpikir tentang fasilitas2 disabilitas. Apakah "ramah disabilitas?". Walau aku yakin bahwa Seoul adalah salah satu kota "ramah disabilitas", tetapi seperti apa "ramah" nya?
Untuk fasilitas2 disabilitas nya, mudahkan pencpaiannya? Ramahkah peugas2 atau warga nya? Karena, semuanya bergantung pada karakter masing2 dan karakter bangsa nya .....
Berbagai bangunan2 tua Korea, yang tetap dipertahankan, dirawat bahkan difungsikan sebagai instansi2 Korea. Bahkan ada yang berada di tengah2 jalan, tetapi tidak dirobohkan.Â
Bangunan tersebut (foto sebelah kanan), berada di "pulsu/island" tengah2 jalan, dan menjadi titip berputar bagi kendaraan2 bermotor. Aku merasakan keberadaanku saat itu,seperti di dunia anah berantah, ketika fokusku adalah bangunan tua Korea, tetapi sekelilingnya adalah bangunan2 Seoul modern .....
Daerah Seoul selatan, berupa kotatua, sehingga memang sebagian bangunan2ya adalah bangunan tua. Entah jaman kependudukan Negara lain, atau bangunan2 tua Korea .....
***
Kota Seoul,
Untukku sendiri, aku tidak pernah terbayang travelling di Korea, karena Negara Korea dan Jepang termasuk nomor2 buntut jika aku harus traveling disana, karena bahasanya serta tulisan2 yang tidak dimengerti.
Tetapi, tahun 2009 lalu, sahabat ku mengundangku kesana dan tinggal selama 10 hari disana, bermalam di apartemen mereka, membuat aku dengan senang hati kesana. Toh, mereka sudah biasa berbahasa Korea karena sudah lama bertugas kesana.
Lalu tentang Jepang,
Sebuah Negara berbahasa yang tidak bisa dimengerti dengan tulisannya yang aneh, ternyata justru Jepang sekarang merupakan Negara tujuan utamaku setiap tahun 3x kesana, karena anakku tinggal disana untuk kuliah dan bekerja.
Jika aku mengingat2 dan meernungi, memang tidak aa yang mustahil, ketika Rencana Tuhan berkehendak. Janganlah antipati tentang sesuatu hal, karena bisa saja yang kita tidak inginkan, itulah yang terjadi.
Cerita traveling ke Korea ini, salah sastu kesaksianku, dimana aku tidak harus susah payah berbahasa tarzan jika aku traveling sendirian, dan aku nyaman untuk traveling seputaran Seoul, bukan hanya sendirian bahkan dengan sahabat2ku .....
Duniaku memang travelling, dan aku tetap akan mengexplore dunia, termasuk Seoul ini .....
By Christie Damayanti
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H