By Christie Damayanti
                                                          Â
Aku, Wenah dan Xixa di pintu masuk Thr National Folk Museum of Korea, tepat di halaman Istana Gyeongbokgung .....
Ketika sore2 sedikit mendung, setelah puas dengan Istana Gyeongbokgung dengan berbagai atraksinya, termasuk memakai baju tradisional Korea, Hanbok, aku, Wenah, Xixa dan Pong berjalan ke Folk Museum, bersebelahan dengan istana ini.
Atau lebih teptnya, museum ini berada dalam salah satu halaman Istana Gyeongbokgung.
Museum Rakyat Nasional Korea atau Folk Museum adalah museum nasional Korea Selatan, yang terletak di halaman Istana Gyeongbokgung di Jongno-gu, Seoul.
Museum ini didirikan pada 8 November 1945 oleh Pemerintah AS dan dibuka pada 25 April 1946 di Balai Peringatan Administrasi Kota. Ketika museum digabungkan dengan Museum Nasional Korea, koleksi 4.555 artefaknya dipindahkan ke situs Gunung Namsan yang terakhir.
Pada tahun 1975, ketika Museum Nasional pindah ke halaman Istana Gyeongbokgung, museum itu juga pindah ke Gedung Museum Seni Modern.
Pada tahun 1993 dibuka di situs yang sekarang, yang merupakan bekas situs Museum Nasional Korea. Desain bangunan didasarkan pada berbagai bangunan bersejarah di sekitar Korea Selatan.
Sebenarnya, kami tidak berpikir untuk ke museum ini karena sudah agak sore dan museum pun sebentar lagi tutup, sekitar jam 5.00 sore, jika tidak salah.
Tetapi, lingkungan mueum ini ternyata sangat menarik, sehingga tidak salah jika kami tetap kesana, walau tidak masuk, karena hampir tutup.
Aku dengan Wenah serta Xixa dengan latar belakang Museum Nasional Rakyat Korea
Museum Nasional Rakyat Korea ini, terdiri dari 6 lantai dan bangunannya cukup besar. Dan di rooftop mempunyai stupa Korea bertingkat 5. Lingkungannya sangat nyaman, dengan detail arsitektural khas Korea.
Bertempat di Istana Gyeongbokgung dinasti Joseon yang indah, Museum Rakyat Nasional Korea menyoroti sejarah, pertanian, dan seni rakyat semenanjung Korea. Koleksinya terdiri dari hampir 100.000 artefak, serta beberapa bangunan bersejarah dan struktur abad ke-20 dalam suasana terbuka.
Mempunyai tiga ruang pameran utama: "Sejarah Bangsa Korea" menampilkan materi kehidupan sehari2 di Korea dari zaman prasejarah hingga akhir Dinasti Joseon pada tahun 1910; "Korean Way of Life", yang menggambarkan penduduk desa Korea di zaman kuno; dan "Siklus Kehidupan Bangsa Korea", yang menggambarkan akar mendalam Konfusianisme dalam budaya Korea dan bagaimana ideologi ini memunculkan sebagian besar kebiasaan budaya.
Museum ini juga menampilkan pameran terbuka, di exterior, seperti replika pos roh tempat penduduk desa biasa berdoa, tumpukan batu untuk pemujaan, penggilingan, tempat penyimpanan beras, dan lubang untuk pot kimchi.
Karena di luar bangunan, dan bukan termasuk yang harus membayar, kami biaa tetap menikmati sebagian koleksi museum ini juga.
Sayangnya, kami tidak bisa masuk untuk menikmati koleksi museum di dalam museum, tetapi masih bisa berda di lobby nya, dan menikmati di are luar museum ini.
                                                         Â
Aku, Wenah dan Xixa berada di lobby museum, dengan latar belakang dinding yang disorot video hutan bamboo. Video ini bercerita tentang perkebunan bamboo Korea, dan museum ini memang termasuk menyoroti kehidupan sisal di Korea .....
                                                     Â
Ini juga berada di lobby, yang sudah akan ditutup, tetapi kami sempat berfoto dengan latar belakang diorama kehidupan rakyat Korea. Kami di lobby yang hampir tutup, dan aku sempat membeli beberapa souvenir serta kartupos disini tentang Korea ......
Museum Rakyat Nasional Korea menampilkan budaya dan sejarah rakyat Korea dari zaman prasejarah hingga akhir Dinasti Joseon.
Sejak didirikan, museum telah mendedikasikan dirinya untuk mempelajari dan meneliti sejarah rakyat Korea, dan mengumpulkan artefak dari berbagai daerah Korea untuk menyampaikan wawasan tentang gaya hidup dan budaya orang Korea.
Museum mencapai ini dengan menawarkan kepada pengunjung berbagai seminar, pameran, seni pertunjukan, konser, dan kegiatan langsung.
Terletak di halaman Istana Gyeongbokgung, Museum Rakyat Nasional Korea terkenal dengan arsitekturnya yang indah. Bangunan ini dibangun dengan gaya tradisional Korea yang terdiri dari beberapa lantai dengan pagoda di atasnya.
Tiga ruang pameran utama di museum ini mencakup berbagai aspek kehidupan Korea, serta menampilkan berbagai kostum lokal, alat musik, dan festival.
Salah satu koleksi museum di area exterion, bercerita tentang penggilingan pagi, dimana di jaman itu, mereka menggiling dengan cara yang kami pergarakan di foto atas .....
Cerita tentang menhir2 Korea jaman purba, juga koleksi museum yang berada di sekitaran bangunan museum. Berbagai jenis patung pelindung, menurut agama rakyat, dipajang di pekarangan.Â
Dongjaseok adalah dewa kuil kecil, Bucksu ditempatkan di pintu masuk desa, dan Muninseok adalah patung pejabat sipil di depan sebuah makam.
Selain patung2 purba dari batu menhir, ada juga koleksi museum, patung2 dari kayu, seperti totem, artefak2 indian di Amerika dan Canada.
Ketika kami di area menhir2 atau patung2 jaman purba Korea, aku merasakan bulu kudukku merinding. Saat itu, sekitar jam 5.30 sore, matahari sudah turun dan memang mendung.
Suasana sepi, karena memang sudah tutup. Hanya beberapa wisatawan saja yang ada disekitar kami, tetapi mereka tidak menuju patung2 purba tersebut.
Angin sepoi, dan seakan ada langkah2 orang selain kami. Aku merasakan demikian, sama dengagn Wenah, Xixa bahkan Pong!
Yah, namanya juga museum dengan berbagai koleksi sejak jaman purba kehiddupan warga Korea. Tentu saja banyak "sesuatu" yang mengikut barang2 yang dikoleksi di museum tersebut. Tetapi, kami pun cuek saja dan teruis berjalan melihat koleksi2 lannya di pelataaran museum.
Di salah satu area, terdapat plaza berbentuk lingkaran, dan di titik2 tertentu terdapat patung shio 12 bulan. Aku dengan shio rooster (ayam jago), tahun lahirku 1969 Â dan Wenah dengan shio Monyet.
Kami dengan latar belakang taman Korea
Kecapekan, kami sempat duduk2 dibatu dengagn latar belakang kolam yang penuh dengan bunga teratai serta pagoda kecil ditengah2nya .....
Selamat tinggal Museum Nasional Rakyat Korea .....
Kami terus berjalan, mengikuti jala setapak, sampai akhirnya kami menuju keluar museum. Ketika semakin jauh kami berjalan, barulah kami bisa melihat, sebenarya bentuk museum ini seperti apa.
Dengan stupa bertinggkat 5 khas  Korea, museum ini benar2 memberikan suasana khas Korea, sehingga memang bwngunan ini mampu menjadi salah satu titik wisata di Seoul .....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H