By Christie Damayanti
Persahabatanku dengan Grup Fortissimo dari Filipina, yang mengantarku berpetualang ke Seoul, Korea Selatan.Â
Petualanganku di Seoul selama 10 hari tahun 2009 lalu, dimulai dengan persahabatanku sejak tahun 2008 dengan penyanyi2 asal Filipina, yang dikontrak oleh Hotel Hyatt Jakarta, saat itu.
Saat itu, aku sedang mengerjakan mega proyek Central Park Grogol, dan aku sering pulang malam, bahkan sampai pagi, bahkan lagi sampai tidak pulang berhari2, untuk mengerjakan tugas2ku disana.
Ketika malam tiba, jika memang aku dan mitra2 ku berniat untuk lembur sampai pagi, kami tetap harus beristirahat dahulu, makan dan bersantai sejenak, sebelum melanjutkan lagi sampai pagi.
Masa2 istirahat inilah yang aku pakai sebentar, untuk bersantai mendengarkan musik2 yang diperdengarkan oleh band dari Filipina itu.
Aku tidak mengenalnya, tetapi aku tahu di Fountain Longe Hotel Hyatt Jakarta, selalu menyuguhkan live music. Dan kesanalah, aku bersama Diani temanku, untuk santai menikmati music, yang biasanya ber-genre light jazz atau light classic.
Dan, dari situlah aku berkenala dengan mereka, Band Fortissimo.
Di manage dari Filipina, mereka berada dalam tim live music, yang dikontrak oleh Hyatt Asia. Termasuk di Jakarta. Dan, setiap 3 atau 4 tahun periodic, mereka berpindah ke Hyatt kota2 besar Asia lainnya.
Saat itu, Fortissimo bertugas di Jakarta, dan berlanjut sampai tahun 2009, dan selama itu juga aku bersahabat dengan mereka.
Aku dekat dengan mereka, mereka tinggal di kamar2 Hyatt selama bertugas, dan kami sering bersama jika semuanya tidak bekerja. Mereka bertigas setiap malam, mulai jam 7.00 sampai jam 12.00 malam. Siangnya, mereka libur dan saat itulah kami bersama di weekend.
Mereka terdiri dari Daddy Ding Miguel Tolentino, aku memanggilnya "daddy" karena memang beliau adalah ketua Fortissimo. Saat itu, beliau berumur akhir 50 tahun, posisinya adalah pemain piano atau keyboard.
Ada Daddy Bong Benavidez, karena beliau sudah berumur jauh diatas Daddy Ding, posisinya sebagai pemain bass bsar. Padahl, beliau tubuhnya kecil, hihi ..... Seharusnya Daddy Ding yang bertubuh besar .....
Adalagi, 2 orang pemuda seumur aku saat itu akhir 30an tahun, bernama Joel dan Pong dan 2 orang perempuan, berumur pertangahan 20an tahun (saat itu), bernama Wenah Nagales dan Xixa. Mereka yang 4 terakhir adalah pwnyanyi2nya, yang suaranya sungguh membuai .....
Kami berkomunikasi dengan Bahasa Inggris, sedikit2 mereka bisa berbhasa Indonesia. Dan, saat itulah setip saat aku kesana. Kadang2 jika weekend, aku membawa anak2ku kesana, bahkan mengajak bapak dan ibuku.
***
Tahun 2009 bulan April Fortissimo pindah tugas ke Hyatt Seoul Korea Selatan, dan aku sempat travelling kesana pada bulan Oktober 2009 di Seoul dan memulai petualanganku disana, beberapa tempat bersama Fortissimo.
Mereka bertugasa di Hyatt Seoul, dan bertempat tinggal di apartemen2 di belakang hotel tersebut. Mereka diberikan 2 apartemen besar dengan luas masing2 unit ada 3 kamar.
Unit pertama di gedung A, ada Daddy Ding, Daddy Bong, dan Joel. Sedangkan unit kedua di gedung B, ada Pong, Wenah dan Xixa. Dan ketika aku disana, aku tinggal di Gedung B, dan aku diberikan kamar Xixa. Xixa nebeng di kamar Wenah.
Kami di Hyatt Seoul, pada saat mereka beristirahat .....
Karena aku datang kesana memang khusus untuk mereka, otomatis aku memang setiap malam berada di Hotel Hyatt Seoul bersama mereka untuk mendukung mereka.vMulai jam 7.00 sampai jam 12.00 malam, dan bersama dengagn mereka pulang ke apartemen.
Sebenarnya memang tidak berbeda konsepnya dengagn Hyatt Jakarta. Tetapi, masalahnya adalah minuman dan snack2 ya di lounge tu, harganya cukup mahal dibanding dengan Fountain Lounge Hyatt Jakarta, hahaha .....
Jadi, di hari kedua aku di lounge itu, aku sudah makan diliuar, dan membawa minuman2 ringan yang aku bawa dari luar, supaya menghemat, hahahaha .....
Seoul adalah sebuah kota yang berbukit2. Naik turun bukit, sampai ketika aku disana, betisku mengecang karena benar2 berjalan naik turun bukt, bahkan di sepanjang kota Seoul.
Hotel Hyatt Seoul, berada di salah satu butik perkotaan, sehing memang berkesan monumental dan wow. Tetapi, apartemen grup Fortissimo, berada di kaki bukit di belakang hotel tersebut, sehingga, kita harus naik bukit dengan Fortissimo memakai baju2 resmi untuk bertugas, termasuk aku.
Hari kedua ak disana, aku memakain sandal dahulu, baru kemudian berganti memakai pantofel, jika sudah sampai hotel. Begitu juga ereka, hahaha .....
Kami juga "kerja keras", ketika pulang lebih dari jam 12.00 malam, dengan mukan capai dan ngantuk, kami haus menuruni bukit terjal untuk sampai ke apartemen2 kami. Tidak gampang, ketika kita sudah capek dan ngatuk, harus berhati2 ika tidak mau tergelincir!
Karena, aku senpat tergelincir, ketika aku kurang konsentrasi menuruni bukit, daaaannn ..... astagaaaaa ..... aku jatuh dan aku terguling2 cukup jauh!
Semua pasti kaget, Daddy Ding yang bertubunh besar, menggotongku, ketika aku dipapah setelah aku bisa bangkit, oleh Joel dan Pong!
Untuk tidak terkilir, karena itu baru hari pertama .....
"Hidupku" selama 10 hari di Seoul, pasti jam 7.00 sampai jam 12.00 malam adalah di Hotel Hyatt, untuk menemani dan mendukung Fortissimo, memberikan applaus keras, serta membenahi dandanan mereka jika bergantian mereka harus istirahat.
Sangat menyerangkan untuk aku melakukannya, dan inilah sebuah persahabatanku dengan grup Fortissimo dari Filipina, dimana sampai sekarang pun, kami terus berhubungan dengagn Facebook.
Sebuah persahabatan antara 2 negara, dalam music. Karena, sikap dan keberadaan mereka dalam kasih sayang, serta permainan music dan nyanyian mereka, membuat hatiku tenang dan bahagia, bahkan sampai sekarang, jika aku memutar CD mereka ..... .....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H