Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Harmonious Cacophony", Disabilitas dan Warna Warni yang Bersinar pada Upacara Penutupan Paralimpiade Tokyo 2020

6 September 2021   18:01 Diperbarui: 6 September 2021   18:09 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

By Christie Damayanti

Tirai jatuh pada Paralimpiade Tokyo 2020 yang unik dan mengesankan pada hari Minggu setelah upacara penutupan.Pertandingan2 yang inspiratif sudah selesai dibawakan banyak atlet2 disabilitas dari selrh dunia.

Konsep yang mendasari upacara penutupan hari Minggu adalah "Hiruk-pikuk Harmonis." Atau  "Harmonious Cacophony". Penyelenggara menyebut tema tersebut sebagai "dunia yang terinspirasi oleh Paralimpiade, dunia di mana perbedaan bersinar."

Sebuah konsep ang unik dan cantik, menandakan Paralimpiade Tokyo 2012.  Dunia akan terinspirasi oleh Paralimpiade Tokyo 2020, bahwa Paralimpiade adalah sebuah dunia yang berbeda ......

"Harmonioys Cacophony", mereka membangun sebuah kota dimana dalam kota tersebut ada sebuah perbedaan yang bersinar. Seperti sebuah kota yang aku inginkan di dunia ini, "Kota "Ramah Disabilitas".

Dimana jika kita berada dalam kota itu, akan ada dan selalu ada yaitu PERBEDAAN. Dimana, perbedaan itu justru bersinar dan memberikan inspirasi lewat mereka. Perbedaan itu akan terus bersinar, sampai suatu saat, kota itu akan menjadi kota inklusi, dan tanpa diskriminasi.

Ketika aku menonton di youtube Upacara Penutupan Paralimpiade Tokyo 2020 kemarin, representasi yang ada dalam pemikiranku adalah bahwa Paralimpiade Tokyo 2020 menginginkan bahwa disabilitas harus terus berjuang.

Mereka tetap berusaha untuk meraih impian mereka, dan mereka harus tetap berjuang untuk mendapatkan tempat yang nyaman dan aman sebagai disabilitas. Dan, ketika para disabilitas itu menemukan tempat yang nyaman dan aman, disitulah mereka mampu utuk terus berkarya dan menghasilkan yang terbaik untuk mereka .....

Cerita tentang Upacara penutupan Paralimpiade Tokyo 2020 ini, memang unik.

Para atlet disabilitas yang sudah menyuguhkan banyak inspirasi bagi dunia ini, ingin sekali terus membawa inspirasi dengan warna wrni yang ada dalam Harmoniouys Cacophony. Mereka mau, ketika Paralimpiade Tokyo 2020 ini berakhir dan akan bergenti untuk 4 tahun yang akan datang di Paris, diharapkan "sinar perbedaan" itu terus bersinar dan justru semakin berpendar.

Ya, disabilitas di dunia itu, tidak akan hilang, bahkan mungkin akan terus bertambah.

Bukan kaena kita mengharapkan banyak kecelakaan, banyak yang sakit atau perang terus berkecamuk, tetapi pada kenyataaannya, disabilitas memang akan menjadi bagian dari kehidupan kita.

"Mereka" (kaum disabilitas) itu ada di sekitar kita. Karena banyak disabilitas2 yang "tidak terlihat", tetapi mereka memang terus ada. Masalahnya, apakah kita sadar bahwa mereka ada disekeliling kita?

Warna warni yang ada dalam penutupan ini, memancarkan banyak sekali perbedaan2 yang ada di sekeliling kita. Dunia kita ini heterogen. Berbagai jenis ada. Dan, disabilitas pun berada dalam warna warni itu.

Warna warni pun sekarang tidak terbatas. Bukan hanya 12 warna, 24 warna, 48 warna dan seterusnya, yang ada dalam pinsil warna atau crayon saja, tetapi jutaan turunan warna wrni yang semakin tidak terhitung.

Artinya, dengan warna warni yang tidak terhitung banyak dan jenisnya, semakin banyak juga perbedaan2 yang ada di dunia ini. Mungkin juga, disabilitas semakin juga banyak jenisnya, dan mungkin kita tidak bisa mengklasifikasikannya, seperti saat ini di Paralimpiade.

Saat ini saja, aku berada di dunia "rare disorder", atau anak2 terlahir cacat langka.

Adad berbagai jenis disabilitas langka, yang belum tertangani dengan baik. Dan, ini berarti masuk dalam warna warni dunia .....

Jadi,

Bagaimana kita bisa selalu membedakan, sementara itu perbedaannya semakin belar, semakn dalam dan semakin luas?

Bagaimana kita terus mendiskriminasikan perbedaan itu, karena semakin banyak perbedaan, justru semakin sempit tentang persamaan2 nya?

Coba saja kita pikir, manusia ada 2 gender. Itu yang utama.

Tetapi ketka gendr A ada perbedaan2 berbagai jenis disabilitas dan gender B pun sama, coba hitung, berapa jenis manusia yang ada? Sudah tidak jelas .....

Berarti, semakin banyak perbedaan, semakin sedikit persamaan. Jadi, bagaimana kita bisa melakukan diskriminasi? Berarti kita mendiskriminasikan hanya 1 atau 2 jenis saja karena semua sudah sangat banyak perbedaan!

Aku "melihat" itu dalam Upacara Penutupan Paralimpiade Tokyoi 2020 ini .....

Harmonioys Cacophony", sangat sesuai dalam penutupan ini. Berwarna warni untuk "menyatukan" perbedaan dan diharapkan dengan "penyatuan" warna warni dan hiruk piuk nya, tetap akan ada sinar yang menginspirasi ......

***

Warna warni dalam Upacara Penutupan Paralimpiade Tokyo 2020, memang sebuah teknologi cantik, tetapi itu memang memancarkan perbedaan2 tetpi yang menyatukan.

Paralimpisde menyalakan api di hati warga dunia, untuk menginspirasi tindakan, dan untuk menggerakkan dunia. Ada seorang anakmemainkan musiknya, menyebarkan inspirasi baru.

***

Paralimpiade Tokyo 2020 sudah selesai.

Bahkan Upacara Peutupan nya pun sudah selesai.

Layar suda turun.

Semuanya sudah selesai.

Apakah Paralimpiade hanya seperti itu saja? Jangan!

Warna warni "Harmonious Cacophony", semakin bersinar. Menandakan disabilitas pun semakin "bersinar" .....

Paralimpiade memang sudah seledai, gaungnya mungkin sebentar lagi redup. Paralimpiade memang tidak akan bisa "menemani" disabilitas sehari2. Tetapi, diharapkan Paralimpiade bisa tetap merasuki jiwa2 inspirasi.

Disabiliras tetap ada dan semakin "bersinar". Dan, disabilitas pun harus terus bersinar, minimal untuk dirinya sendiri ......

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun