Catatan :
Ketika aku sebelum terserang stroke tahun 2010 lalu, bukan aku tidak menghormati disabilitas,aku tetap menghormati mereka dan simpati kepada mereka. Tetapi realitasnya, aku tidak pernah memikirkan mereka.
Aku tidak pernah berhadapan langsung dengan mereka, aku tidak mempunyai teman atau saudara di lingkngan mereka, dan aku tidak pernah ingin tahu apa yang mereka raskan, mereka inginkan dan mereka dambakan.
Kupikir, itu sangat wajar, asalkan aku tidak men-diskreditkan mereka, kupikir aku hanya bisa berempati saja kepada meerka.
Tetapi, berbeda ketika aku terseang stroke dan tubuh kananku lumpuh, sehingga aku dikategorikan sebagai disabilitas.
Aku benar2 merasakan, mendambakan dan bermimpi sebagai disabilitas, utuk bisa bergabung dengan non-disabilitas, yang ternyata tidak mydah. Bahkan, banyak bully yang aku alami, walau aku tetap berada dalam "dunia normal" kehidupanku.
Aku tetap bekerja, aku tetap kongkow dan aku tetap berteman, dan tetap juga ada yang membully .....
***
Dan, pada akhirnya aku bear2 merasakan ketika Paralimpiade terjadi saat ini, aku ikut bangga dengan mereka, tidak peduli menang atau kalah, karena yang repenting bagiku adalah mereka sangat luar biasa!
Tetapi, bagaimana akhir perjangan kehidupannya di masing2 negara mereka?
Stigma disabilitas memang sangat membuat mereka terpuruk, jika mereka tidak tahan.Ketika mereka masuk dalam masyarakat umum, dengan fasilitas2 yang tidak akses bagi mereka. Mereka dihadakn kepada dunia yang "kejam".