By Christie Damayanti
Bukan seperti ketika Upacara Pembukaan Olimpiade Tokyo 2020 yang digelar penuh dengan teknoogi dengan bola dunia yang melayang diatas ibukota Tokyo, sekitar 2 minggu lalu.
Upacara Pembukaan Paralimpiade Tokyo 2020, dikemas dengan lebih "sederhana", tetapi tetap menampilkan teknologi tinggi dengan tanoa penonton, membawa warna warni dunia disabilitas lewat konsep "sebuah sayap".
Mungkin, konsep "kita punya sayap" atau "We Have Wings", dianggap lebay, mengapa harus ada sayap. Mungkin, pro kontra juga ada, aku tidak tahu,
Tetapi untukku, kata2 "sayap" sebelum aku membaca secara keseluruhan tentang konsep ini, pikiranku sudah melayang jauh.
Bagi aku sebagai salah satu disabilitas dunia, kata "sayap" berarti terbang jauh dan tinggi. Aku selalu mengungkapkan sebuah mimpi yang tinggi setinggi langit, jika aku punya sayap aku pun akan terbang untuk meraih mimpi2ku.
Seperti juga, ketika aku menyanyikan lagi "Bagai Rajawali", aku akan terbang bersama Tuhan Yesus, dibawah kepak sayap NYA.
Jadi, ketika pertama kali aku membaca tentang konsep Upacara Pembukaan Paralimpiade Tokyo 2020, aku yakin tentang konsep ini sama dengan konsep hidupku, yang HARUS PUNYA SAYAP Â .....
Paralimpiade Tokyo digelar dengan upacara pembukaan bertema pesawat terbang yang dikemas dengan pesan inklusivitas dan harapan yang kuat bagi populasi penyandang disabilitas di dunia.
Kaisar Jepang Naruhito dan Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga termasuk di antara mereka yang hadir untuk penyelenggara momen penting dan banyak atlet yang dikhawatirkan tidak akan pernah terjadi.
Aku memang tidak melihat langsung di Jepanng, juga tidak melihat langsung di TV yang menyiarkan siaran langsung, tetapi aku menontonnya 1 hari kemudian di youtube. Dan, mataku sering berkaca2 dan hatiku bergejolak keras, ketika parade atlet membanjiri.