By Christie Damayanti
Paralimpiade Tokyo 2020, Upacara Pembukaan sudah terjadi. Mungkin, tidak semeriah pembukaan Olimpiade 2 minggu lalu, yang dibarengi oleh demonstrasi di luar Stadion Olympic, karena banyak yang tidak setuju dilaksanakannya even akbar itu.
Kutonton di youtube pun, terlihat upacara pembukaan paralimpiade ini, pun cukup "sederhana", tetapi warna warni logo paralimpiade warna merah -- biru dan hijau itu, sangat ceria.
Tetapi untukku, upacara ini justru merangsang getar2 dari lubuk hatiku yang terdalam! Baru saja aku buka di youtube, hatiku sudah bergetar hebat! Mataku berkaca2, ketika banyak sekali pendukung acara akbar ini, memang tidak sempurna ......
Paralimpiade Tokyo telah dibuka dengan kembang api, musik, akrobat, dan badut di stadion kosong yang sama yang menjadi tuan rumah upacara pembukaan dan penutupan Olimpiade.
Konsep nya terpampang jelas, sebuah "sayap' di masing2 pedukung acara di atas panggung. Aku tidak pasti apakah itu yang aku pikirkan. Bahwa, semua punya "sayap", semua punya mimpi yang sama. Semua mampu "terbang tinggi", mngejar mimpi2 mereka.
"Kita punya sayap", ketika kita terbang dan semakin tinggi, biarkan angin membawa kita kemana. Angin akan membawa kita terbang lebih tinggi, sampai ke langit, tetapi bisa saja angin membawa kita terhempas jatuh ke laut.
Tetapi, kita tetap bisa mengepakkan sayap2 kita, untuk membawa tubuh kita menyusuri dunia ...
Tidak ada keterbatasan, tidak ada perbedaan. Berbagai jenis disabilitas pun, ada!
Mulai dari daksa pemakai kursi roda, pemakai kruk karena kakinya hanya 1. Ada disabilitas grahita yang membawa obor paralimpiade, denagn syndrome, bahkan ada disabilitas kerdil yang berlarian, juga menggunakan "sayap" nya.