Hidupku berada dalam taraf seperti ini. Bisa berjalan dan travelling keliling dunia, dengan orang2 yang baru ku kenal, tetapi mereka akan sangat hormat untuk menlayani aku, sebagai disabilitas dunia .....
***
Dunia inklusi memang selalu berhubungan dengan disabilitas. Bagaimama disabilitas tetap merupakan bagian dari asset dunia, untuk berkembang bersama dengan sesama yang non-disabilitas.
Inklusi disabilitas, harus terus dipelajari karena memang tidak mudah, untuk bisa "merasa sejajar" antara non-disabilitas dan disabilitas. Tetapi, semuana harus terus di pelajari. Karena kehidupan it uterus berjalan ......
Dan, kita tidak pernah bisa tahu, bagaimana nasib kita di depan.
Bahwa, bisa saja kita yang sehat akan menjadi disabilitas secara tiba2, seperti aku, karena serangan stroke sejak tahun 2010 di San Francisco, yang menyebabkan aku lumpuh tubuh kanan, dan bergerak sebagian bedar berada di kursi roda.
Inklusi disabilitas, pun merupakan keseharianku, termasuk dalam kehidupanku dalam keluarga, bekerja dan bermasyarakat ......
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H