Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan featured

Pendekatan Inklusi dan Desain Universal pada Ruang Publik Perkotaan untuk Disabilitas

13 Agustus 2021   17:17 Diperbarui: 18 Juli 2022   06:05 2382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.pinterest.com Pedestrian lebar, untuk jalur sepeda atau untuk prioritas (lansia) dengan tongkatnya

By Christie Damayanti

Sekarang, bagaimana menggarisbawahi kebutuhan untuk menggabungkan perhatian dan pengalaman unik sebabai disabilitas dalam pemikiran dan praktik-praktik desain sebagai seorang arsitek.

Tentu saja, seperti yang aku selalu katakan, kita mempunyai pendekatan desain universal, secara internasional, untuk memperkaya bidang desain, pendidikan desain serta studi khusus untuk disabilitas.

Ruang publik perkotaan berperan penting dalam memberikan kualitas hidup yang baik bagi masyarakat yang tinggal di kota. Hal ini sejalan dengan tujuan sosial pembangunan berkelanjutan yang bertujuan untuk mencapai keadilan sosial yang lebih tinggi.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), 15% dari populasi global adalah cacat. 

Selama perang delapan tahun antara Iran dan Irak, atau perang-perang lainnya di dunia, banyak korban menjadi cacat. Perang menyebabkan banyak orang terluka dan ini secara signifikan meningkatkan tingkat penurunan nilai.

Di antara masalah yang dihadapi penyandang disabilitas, adalah kesulitan bepergian di kota, kurangnya fasilitas umum dan aksesibilitas ke fasilitas tertentu seperti ruang publik perkotaan.

Berarti disini, pertama-tama adalah mencari definisi ruang publik perkotaan dan Universal Design, kemudian mencari solusi untuk meningkatkan interaksi penyandang disabilitas di ruang publik perkotaan melalui pendekatan Universal Design.

Berdasarkan survey, statistic dan penelitian, metode dan solusi perancangan perkotaan disarankan untuk meningkatkan interaksi dan kenyamanan penyandang disabilitas di ruang publik perkotaan.

Dan, Desain Universal adalah desain produk dan lingkungan yang dapat digunakan oleh semua orang, semaksimal mungkin, tanpa perlu adaptasi atau desain khusus.

Walaupun, tetap tidak semua desain universal menjadi acuan secara baku.

Misalnya, 

Ketinggian manusia Asia berbeda dengan ketinggian manusia Eropa atau Amerika, itu membuat ukuran-ukuran barang untuk universal desain pun, bisa berbeda.

Kenyataannya juga, ketika sebuah hydrant di taman perkotan, semprotannya berkarat sehingga ketika ada orang memerlukannya justru kran airnya mati. Atau selangnya dicuri.

Desain oleh arsitek dan perencana yang jelas-jelas berharap mereka bisa mencari variasi zonasi untuk merancang ruang publik bagi disabilitas dan orang-orang yang mobilitasnya terbatas, tetapi justru mereka itu tidak bisa memakainya karena desain-desain yang salah tempat.

Hal itu banyak terjadi di lapangan.

Untungnya, sekarang ini semakin banyak arsitek, arsitek landscape, insinyur, perencana kota, dan desainer menciptakan ruang publik yang hangat dan ramah sambil merangkul desain universal sebagai elemen penting perkotaan.

Para Arsitek sekarang ini banyak memakai material-material yang taktis bagi disabilitas, dengan alur-alur sebagai penunjuk arah bagi disabilitas netra.

www.globalaccesdisabilitynews.com Material yang berbeda, sehingga membuat disabilitas netra tahu arah tujuannya dengan tongkat outihnya, yang menyentuh
www.globalaccesdisabilitynews.com Material yang berbeda, sehingga membuat disabilitas netra tahu arah tujuannya dengan tongkat outihnya, yang menyentuh
Sementara beberapa perencana utama terkemuka menolak keras desain universal dan berjuang untuk membangun fasilitas-fasilitas baru, dengan pendekatan- pendekatan kreatif untuk merancang bagi semua orang termasuk disabilitas.

Banyak desainer-desainer membangun jalur pedestrian yang lebih menarik dibanding dengan pedestrian yang hanya lurus-lurus saja. Pedestrian itu di desain berkelok-kelok yang pada akhirnya adalah untuk membuat aksesibilitas yang terasa mudah sehingga seorang dapat menikmati landscape dengan cara yang sama.

www.clement.com 
www.clement.com 

www.pinterest.com Disabilitas bisa berjalan turun dengan tongkat atau kursi roda, yang berkelok2 (foto 2) dan sekedar menikmati taman kota dengan desain yang berbeda .....
www.pinterest.com Disabilitas bisa berjalan turun dengan tongkat atau kursi roda, yang berkelok2 (foto 2) dan sekedar menikmati taman kota dengan desain yang berbeda .....

www.inhabitat.com Cafe2 pinggir jalan, dengan terbuka memungkinkan kursi roda bisa menikmatinya .....
www.inhabitat.com Cafe2 pinggir jalan, dengan terbuka memungkinkan kursi roda bisa menikmatinya .....

Untukku sendiri,

Konsep pendekatan kreativitas ini bisa saja menjadi "desain universal" yang berbeda. Kreativitas seperti ini, mungkin bisa mebantu disabilitas untuk berkreasi dengan diri mereka sendiri, untuk menciptakan sedikit "kegembiraan" dengan berjalan berkelok-kelok.

www.pinterest.com
www.pinterest.com

www.pinterest.com Pedestrian lebar, untuk jalur sepeda atau untuk prioritas (lansia) dengan tongkatnya
www.pinterest.com Pedestrian lebar, untuk jalur sepeda atau untuk prioritas (lansia) dengan tongkatnya

Desain ruang publik adalah kesempatan bagus untuk menerapkan desain universal sebagai desain standar, berupaya membawa warga kembali ke taman kota, dan desain universal memberikan wawasan yang baik untuk meningkatkan kenyamanan dan keamanan bagi beragam pengguna, termasuk disabilitas.

Dok www.archpaper.com
Dok www.archpaper.com

Bagaimana arsitek mendesain semua permukaan yang rata, walau dengan material yang lain. Dengan permukaan yang rata, itu membuat semua orang bisa berjalan-jalan diatasnya, tanpa merasa takut tersandung. Untuk anak-anak, tongkat dan kursi roda.....

Ini tentang pendekatan inklusif.

Di Jakarta sendiri, aku melihat area protokol pedestrian dan taman-taman kota, terdesain secara universal, walau tetap belum sesuai dengan yang diinginkan.

Para Desainer di Jakarta, masih berada diantaranya, antara desai dan cost. Dan, pada kenyataannya, cost atau biaya untuk mendapatkan desain universal, serta fungsi-fungsi yang lebih memilih untuk menghasilkan, lebih menang!

Aksesibilitas desain di Jakarta pun, masih berada diantara keinginan membangunnya dan biaya yang dibutuhkannya. Kadang, hanya sekadar membangun ramp yang panjang, mereka akhirnya hanya membangun ramp dengan keterjalan yang lebih dari 45 derajat!

Banyak desain perkotaan, menghadirkan desain-desain megah tetapi tidak mendukung desain universal. Seringkali desaier memang "lupa", ada yang tidak bisa menikmati lingkungan itu karena masalah aksesibilitas.

Ini tentang kualitas hidup dan kemampuan untuk berpartisipasi dalam wilayah perkotaan yang merupakan bagian dari kehidupan yang terintegrasi dan tidak dikucilkan atau dikucilkan, dan ini tentang pendekatan desain dengan cara inklusuf.

Konsep universal desain perkotaan, sedang booming di mana-mana, termasuk di Jakarta.

Arsitek merancang pedestrian yang lengkap, yang mengakomodasi masyarakat dengan segala usia, gender serta keterbatasan fisik disabilitas dan lansia sebagai prioritas. Termasuk mendesain jalur sepeda, trotoar lebar serta peningkatan mobilitas lainnya.

Menciptakan ruang publik yang ramah, inklusif, dan estetis bagi semua orang. Semuanya dengan pendekatan universal desain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun