By Christie Damayanti
Olimpiade Tokyo 2020, sedang berjalan.
Upacara Pembukaannya, cukup "meriah" jika kita melihatnya dari video atau youtube atau televisi. Jam 8 malam waktu Jepang, menyamarkan semuanya.
Gegap gempita music, kembang api atau atraksi "visi dunia" yang melayang di angkasa Tokyo lewat lebih dari 1000 drone, memang menyamarkan apa yang telihatt di video, yuotube atau televisi.
Aku hanya membayangkan, justru keramaian berada di luar International Olympic Stadium di Sendagaya. Ramai dari pengunjuk rasa yang memprotes dan yang tidak setuju olimpiade ini diadakan, karena pandemic.
Kata reporter disana, keadaan disana memang berbeda dari yang aku bayangkan. Katanya, terlihat "menangis dan meratap", dibanding sorak sorai dan bahagia ......
Aku tidak tahu keadaan sebenarya, karena aku tidak jadi berada disana. Ketika aku sudah membeli tiket untuk menyaksikan Olimpiade Tokyo 2020 ini, pada saatnya di bulan Agustus 2020 lalu, pandemic melanda dunia.
Tiketku di refund, dan aku hanya bisa membayangjkan jika pandemic tidak menyerbu .....
Tetapi, aku mempunyai teman yang tinggal di Chiba. Dan dia mendaftarkan diri untuk menjadi salah satu volunteer untuk membantu kegiatan pertandiang di olimpiade ini.
Dia mendapat tugas di venue Makuhari Messe di Hall 8, membantu tentang kegiatan pertandingan taekwondo dan gulat.