Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ada Kontradiksi, Dilema, Kepasrahan dan Kebanggaan Ketika Olimpiade Tokyo 2020 Tetap Digelar

24 Juli 2021   11:26 Diperbarui: 24 Juli 2021   15:26 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gelombang protes sesaat sebelum, selama dan sesudah upacara pembukaan Olimpiade Tokyo 2020 di Jepang ..... www.express.co.uk

Membaca beberapa referensi dan menonton video2 youtube, banyak komentar2 positif dan negative, dari banyak Negara dan netizen. Tentang  Upacara Pembukaan yang diredam dan setengah terkendali memulai Olimpiade Tokyo 2020 pada Jumat malam kemarin, USA Today berpendapat bahwa upacara semalam itu tak ubahnya seperti rengekan daripada ledakan.

Ketika kembang api diledakkan yang meriah, tetapi tidak ada suara2 bersorak2 sorai, itu akan kurang diingat oleh warga dunia, karena lingkungan pandemic. Mereka mencoba menyeimbangkan beban pandemic yang sedang berlangsung dengan kegembiraan yang semu.

Karena, ada kenangan bagi mereka yang berpulang karena covid-19. Ada yang berbicara tentang harapan dan ketahanan, sementara banyak pengunjuk rasa Jepang dengan lantang mengecam Olimpiade ini, di luar stadion.

Yang lain mengatakan, bahwa pertandingn ini controversial, terutama di Jepang dengan warga Negara tuan rumah tersebut kawatir, bahwa dunia terundang dengan menyebarkan virus.

Lain lagi cerita yang dilancir oleh NBC News,

Olimpiade Tokyo akhirnya dimulai selama 4 jam ekstravaganza yang meriah dan tenang, dimainkan di depan penonton yang sebagian besar kursinya kosong.

Olimpiade dibuka saat masih dalam bayang-bayang Covid-19, dengan ibu kota Jepang dalam keadaan darurat, dan banyak penduduk negara itu dengan tegas menentang penyelenggaraan acara olahraga dunia sama sekali.

Di luar stadion, ratusan pengunjuk rasa membawa plakat bertuliskan "Lives over Olympics" dan meneriakkan "Hentikan Olimpiade" saat mereka berbaris. Saat jam 8.00 malam itu, mereka mengheningkan cipta bagi mereka yang berpulang ....

Walau psati juga ada kegembiraan bagi kontingen yang ada disana, dan semangat untuk berjuang memenangkan pertandingan2 yang ada, dalam 200 negara yang berparade sambil mengibarkan bendera2 mereka, termasuk Indonesia.

Ada juga kegembiraan di wajah bertopeng para atlet dari lebih dari 206 negara yang berparade dengan bangga melalui stadion dengan mengibarkan bendera mereka.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun