Ternyata, selancar di Olimpiade Tokyo akan diadakan di alam liar, di atas ombak Pantai Tsurigasaki di Chiba, Jepang.
Mungkin, karena "kolam ombak" belum menjadi bagian dari kompetisi selancar papan atas, sehingga dari segi teknologi atau bahkan budaya selancar, pesaing belum siap untuk bisa terjadinya "kolam ombak", yang akan memburu peselancar.
Penyelenggara Olimpiade ingin fokus pada warisan, membangun hal-hal yang dapat digunakan oleh kota tuan rumah setelah pertandingan.
Faktor ini adalah yang paling penting dan menilai jenis, tingkat kesulitan, dan risiko gerakan yang dilakukan.
Selain itu, karena semua gelombang berbeda, atlet juga dinilai dari seberapa tinggi risiko gelombang yang mereka pilih, dan seberapa besar komitmen peselancar tersebut untuk memaksimalkan potensi peluang mencetak gol di setiap gelombang.
Selain manuver standar peselancar, juri juga akan memberikan poin bagi mereka yang melampaui batas selancar modern dengan gerakan progresif seperti variasi2 yang cantik.
Pantai Tsurigasaki memang telah menjadi tempat tujuan untuk menangkap ombak di wilayah Kanto.
Dalam survei tempat selancar terbaik di Jepang ini, mereka menempatkan Chiba sebagai yang memiliki kualitas ombak terbaik di negara ini. Gelombang pantai yang kuat dan konsisten serta gemuruh karang membuat daerah ini menjadi kiblat bagi para peselancar di Jepang.
Sejak tahun 1980-an, Â yang ingin berselancar sepanjang tahun telah pindah ke kota, dan sejak tahun 2000-an, banyak toko selancar, restoran, dan rumah baru telah muncul di sepanjang Rute 30 prefektur, yang membentang sejajar dengan pantai Pasifik.
Akibatnya, daerah tersebut telah mengambil suasana "pulau tropis" yang ramai dengan anak muda, menarik apa yang diyakini menjadi sekitar 600.000 pengunjung per tahun.