Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bagaimana Aksesibilitas bagi Disabilitas dan Kaum Prioritas dalam Olimpiade Tokyo 2020?

19 Juli 2021   10:37 Diperbarui: 19 Juli 2021   10:52 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berbagai desain dan pertauran2 untuk kenyamanan bagi disabilitas dan prioritas. Sumber: www.thesupercharmedlife.com

By Christie Damayanti

Ketika disabilitas ingin ikut melihat pertandingan Olympiade Tokyo 2020, di Olympic Aquatics Center. Pengguna kursi rida dan pemakai tongkat putih (disabilitas netra)

Sebagai seorang bagian dari disabilitas dunia, aku merasakan betapa Jepang sangat peduli dengan kami.

Apalagi, anakku tinggal disana untuk kuliah dan bekerja. Jadi, aku benar2 tahu dan terinspirasi betapa Jepang adalah sebuah Negara yang benar2 ingin membuktikan bahwa kepedulian adalah segalanya .....

Jadi,

Aku sangat percaya bahwa ketika Olimpiade Tokyo 2020 ini direncanakan Jepang sebagai tuan rumah, meskipun karena pandemic ini, sudah diputuskan tidak ada yang boleh menonton langsung ke tempat2 pertandingan,

www.insightthegames.com
www.insightthegames.com
                                                                                                             

Flyer2 dan brosur2 yang dibagikan saat olimliade, untuk sebuah tujuan, tentang pembangunan keberlanjutan untuk keberlangsungan kehidupan yang lebih baik, setelah nya .....

Manajemen Olimpiade Tokyo 2020 ini pasti sudah meriset, mempelajari dan pastinya mendesain sedemikian nyaman untk disabilitas dan kaum prioritas .....

Komite Penyelenggara Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo saat ini sedang melakukan berbagai tindakan untuk memastikan mereka memberikan kenyamanan bagi inklusif yang dapan diakses kemanapun bagi semua orang, terlepas dari ganggguan fisik dan intelektual.

Mereka sudah menerbitkan untuk semua orang, panduan2 aksesibilitas selama even akbar ini, dan panduan2 ini bisa di download, sebelum kita datang kesana. Berbagai panduan yang jelas dan detail sudah ada di web resmi mereka.

Tokyo 2020 berencana untuk menyediakan lingkungan yang lebih baik yang akan mengamankan lebih banyak peluang untuk akses ke Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 2020.

Untuk menjadikan Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 2020 sebagai peristiwa bersejarah yang akan tetap diingat orang, Tokyo 2020 telah menciptakan "Buku Pegangan untuk Dukungan Aksesibilitas" yang dapat digunakan oleh semua staf di Olimpiade.

Sebelum pemerintah Jepang mengumumkan bahwa olimpiade ini tidak bisa ditonton langsung di areana pertandingan, alis tanpa penonton, mereka memang sudah berpikir banyak untuk keamanan dan kenayaman kepada sema yang terlibat disana.

Baik pemerintah Jepang itu sendiri, kontingen, atlet, panitia dan pastinya penonton.

www.olympic.com
www.olympic.com
                                                                                                                    

Persiapan saat pembukaan jalur hutan laut Seaside di Odaiba. Dengan salah satu perwakilan dengan kursi roda. Melambangkan sebuah inklusi tanpa diskriminasi .....

Olimpiade Musim Panas 2020, ibukota Jepang, akan menjadi tuan rumah bagi hampir 500.000 turis dan 4.400 atlet Paralimpiade dari 24 Agustus hingga 9 September 2020. Dan, diundur sampai tahun 2021.

 Kota ini telah mengalami kegembiraan terkait dengan acara semacam itu pada tahun 1964 dan cukup banyak pekerjaan telah dilakukan.

Tahun ini, tantangan bagi Tokyo adalah menyambut ribuan orang yang akan berbondong2 dari seluruh dunia untuk menghadiri acara unik ini dan di antaranya beberapa ribu orang berkebutuhan khusus.

Sebuah investasi besar yang pasti terjadi, terutama dengan membuat area Olimpiade dan infrastruktur kota dapat diakses oleh semua orang.

Tapi bagaimana dengan peralatan aksesibilitas untuk Olimpiade sebenarnya? 

Apa undang-undang nasional yang berlaku terkait dengan aksesibilitas? 

Dan apa contoh penerapan undang-undang ini hingga saat ini? 

Kita akan melihat bahwa penyelenggaraan acara ini adalah pameran yang bagus untuk aksesibilitas tetapi upaya itu masih perlu dilakukan.

Pada kenyataannya bagi Negara Jepang :

Jumlah lansia terus bertambah di Jepang. Belum lagi kenyataan bahwa disabilitas pun tetap ada. Semakin bertambahnya usia penduduk, kebutuhan akan aksesibilitas semakin meningkat.

Menanggapi masalah yang berkembang ini, pemerintah Jepang memberlakukan Undang-Undang "bebas hambatan" pada tahun 2008 untuk memungkinkan setiap orang bergerak secara mandiri di ruang publik seperti stasiun kereta api, bandara, pelabuhan, tetapi juga pusat perbelanjaan dan bangunan umum.

Catatan :

Bagiku, aku sudah merasakan betapa aku mampu keliling Jepang sendirian naik berbagai moda transportasi, SENDIRIAN, tanpa ada yang menemani.

Dan, aku benar2 tidak pernah keluar kursi roda, dari keluar dari apartemen anakku sampai kembali lagi dimalam hari. Kecuali jika aku ke toilet saja.

Artinya apa?

Peraturan perundang2an yang ditetapkan oleh pemerintah Jepang sejak lama itu, benar2 diterapkan dengan sangat baik, sehingga aku bisa bersaksi bahwa Jepang adalah Negara yang ter-baik untuk "ramah disabilitas" .....

Aksesibilitas ruang publik telah menghasilkan berbagai inisiatif seperti pemasangan ramp, elevator, marka lantai taktil, ruang yang disediakan untuk pengguna kursi roda dan informasi dalam huruf braille.

Terpilihnya Tokyo pada tahun 2013 sebagai kota tuan rumah Olimpiade, mempercepat proses penerapan undang2 ini dan memungkinkan sebanyak mungkin orang memperoleh manfaat dari acara olahraga ini.

Semua tempat yang dapat diakses akan ditandai dengan stiker biru selama Olimpiade di musim panas 2020.

Bekerja sama dengan organisasi negara terkait, pemerintah Tokyo, otoritas kota dan asosiasi yang mewakili penyandang disabilitas, Panitia Penyelenggara Tokyo 2020 merumuskan pedoman aksesibilitas untuk Olimpiade, yang disetujui oleh komite paralimpik internasional.

Di antara tempat kompetisi sebanyak 34 venue, 24 venue sudah ada, dan 10 venue sedang dibangun dan semuanya telah dibangun khusus untuk Olimpiade.

Tempat2 lain yang ditargetkan oleh pedoman aksesibilitas termasuk tempat akomodasi yang ada dan transportasi umum serta yang dibuat untuk acara tersebut.

www.naijanews.com
www.naijanews.com
www.accecible-japan.com
www.accecible-japan.com
                                                                                      

Bukan hanya membangunfasilitas2 di tempat2 bertanding saja, bahkan Jepang menciptakan berbagai robot dan alat transportasi untuk kenyamanan disabilitas dan prioritas .....

Pedoman ini berlaku untuk semua peralatan akses dan sirkulasi, seperti:

  • Jalur akses dan area pergerakan yang harus bebas dari rintangan dan lebar minimal 2 meter.
  • Jalan landai atau ramp jika akses ke ketinggian yang sama dari tanah tidak memungkinkan (kemiringan yang berbeda tergantung pada lokasi diusulkan dalam pedoman).
  • Tangga yang anak tangganya harus memiliki tinggi dan kedalaman yang seragam supaya tidak tersandung, dan hindari tangga spiral.
  • Permukaan tanah yang tidak boleh menimbulkan risiko tersandung dan menawarkan indikator arah yang andal yang beradaptasi dengan semua pengguna.
  • Meja resepsionis, pintu masuk dan keluar harus dapat diakses oleh orang2 dengan keterbatasan gerak. Misalnya, ketiggian, dimensi atau signage.
  • Pintu harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat didorong oleh orang yang menggunakan kursi roda, mendorong kereta bayi, atau membawa benda berat. Atau dengan pintu geser.
  • Elevator dan eskalator yang harus dipasang di dekat lorong yang strategis dengan dimensi yang nyaman.

Dan sebagainya, yang semuanya ini ada di beberapa buku panduan

Berbagai desain dan pertauran2 untuk kenyamanan bagi disabilitas dan prioritas. Sumber: www.thesupercharmedlife.com
Berbagai desain dan pertauran2 untuk kenyamanan bagi disabilitas dan prioritas. Sumber: www.thesupercharmedlife.com
Ini baru yang dibangun untuk semua akses melihat bertanding di semua venue. Tetapi, pemerintah Jepang pun menyiapkan berbagai alat bantu untuk dipinjamkan kepada penonton yang datang.

Pastinya, kursi roda, tongkat bahkan kaki palsu pun, sudah disiapkan oleh panitia. Tinggal, kita membutuhkan apa mereka dengan senang hati membantu untuk kita ......

Berbagai alat bantu untuk penonton yang membutuhkan, ketika mereka datang ke venue tempat bertanding. Sumber: www.olympic.com
Berbagai alat bantu untuk penonton yang membutuhkan, ketika mereka datang ke venue tempat bertanding. Sumber: www.olympic.com
                                                                                                                     

***

Tetapi,

Sayang sekali, aku tidak bisa merasakan sendiri bahwa konsep aksesibilitas bagi disabilitas dan kaum prioritas itu, benar2 bisa aku rasakan, karena pandemic.

Aku sangat percaya, pemerintah Jepangsudah mempersiapkannya dengan sangat baik! Aku sangat percaya itu ......

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun