By Christie Damayanti
                                                    Â
Yoyogi National Gymnasiun adalah arena dalam ruangan yang terletak di Taman Yoyogi di Shibuta, dengan desain cantik tentang "atap gantung" nya.
Yoyogi sendiri adalah tempat transit antara Shibuya dan Harajuku, jika kita traveling kesana, jalan kaki (hanya 2 stasiun) atau naik kereta. Itu yang aku amati tentang Yoyogi, dan nama Yoyogi mempunyai makna khusus untukku ....
Ternyata, tidak hanya Tokyo Metropolitam Gymnastium, yang mempunyai filosofi "helm Samurai" dan "pesawat ruang angkasa" saja untuk olah raga senam, tetapi ditambah lagi sebuah nasional gymnasium, yang juga mempunyai filosofi unik.
Seorang Kenzo Tange lah, seorang arsitek Jepang yang merancang serta dibangun antara tahun 1961 sampai tahun 1964, untuk Olimpiade Musim Panas tahun 1964. Dan, stadion ini pun diperbaharui untuk menjadi tmpat bertanding renang dan menyelam, pada Olimpiade Musim Panas 2020.
Ketika Jepang bersiap untuk menjadi tuan rumah Olimpiade pertama di Asia pada awal 1960-an, negara akhirnya menugaskan arsitek pemenang Hadiah Pritzker, Kenzo Tange, untuk membangun tempat penting untuk acara tersebut.
Kenzo Tange menanggapi dengan mendesain dan membangun Yoyogi National Gymnasium, dua bangunan beton dan baja elegan yang langsung mendapat pengakuan internasional sebagai mahakarya arsitektur modern ketika pintu mereka dibuka pada tahun 1964.
Teknologi tercanggih dan teknik yang tepat dari Yoyogi National Gymnasium, bersama dengan garis atapnya yang memanjang, memperkenalkan modernisme baru ke Jepang sambil tetap membangkitkan keanggunan dan keabadian arsitektur tradisional Jepang.
Dengan bentuknya yang seperti gelendong atau cangkang, Yoyogi National Gymnasium menjadi contoh utama gaya Metabolis Jepang, sebuah gerakan Jepang pasca-perang yang mengeksplorasi arsitektur sebagai organisme yang hidup dan berkembang.
Jepang memang sebuah negeri cantik, yang sangat cinta dengan budaya serta ke-tradisional-annya, serta sebagai negeri modern dan super modern, yang sangat aktif untuk kreatifitas demi kemajuan dunia.
Ketika beberapa stadion dibangun dengan berbagai filosofi unik, serta tradisional, Yoyogi National Gymnasium imi, dibangun denaggn konsep modernnya, menjadi bangunan yang futuristic.
Dan, Yoyogi National Gymnasium ini punya efek "point of interest" yang luar biasa, bagi siapapun yang melihatnya .....
Dimiliki dan dioperasikan oleh Dewan Olahraga Jepang, gimnasium ini dirawat dengan baik dan terus digunakan untuk acara olahraga dan budaya.
Menyongsong tahun 2020, Jepang akan menjadi tuan rumah Olimpiade dan Paralimpiade dan, sekali lagi, Yoyogi National Gymnasium---sekarang bagian dari zona warisan yang berfokus pada warisan Olimpiade 1964---akan digunakan untuk kompetisi olahraga dalam ruangan.
Untuk memastikan bahwa setiap intervensi memenuhi standar warisan, Dewan Olahraga Jepang mengusulkan studi rinci tentang gimnasium, termasuk arsip sejarah terkait, bahan bangunan, dan peningkatan fungsional yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pengunjung saat ini.
Proyek ini akan menghasilkan salah satu rencana pengelolaan konservasi pertama untuk arsitektur modern dan super modern di negara ini.
Tetapi, TIDAK!
Menurutku sendiri sebagai seorang arsitek, yang humanis serta mengerti tentang arsitektural tradisional, bangunan stadion ini, bukan hanya membawa gaya metabolism pasca-perang saja, tetapi juga membawa gaya tradisional Jepang.
Contohnya seperti ini :
                         Terlihat seperti salah satu topi tradisional Jepang, dilihat dari sisi kanan atau sisi kiri
                                                             Â
Jelas terlihat, bahwa Jepang benar2 sangat menghormati budayanya, bahkan untuk mendesain dan membangun bangunan2 nya, secara internasional.
Coba lihat, ketika "topi" tradisional sebagai rencana atap bangunan ini, Kenzo Tange "memutar" sedemikian, sehingga terciptalah bentuk atap gantung yang seling melingkar .....
                                       Denah bangunan Yoyogi National Gymasium serta maket nya
Dari ketiga foto diatas tentang bangunan Yoyogi National Gymnasium serta seorang geisha yang sedang menari memakai Kimono, di ujung bawah kimono ini, terdapat lambaian kain Kimono, yang menyerupai atap bangunan ini.
Terbukti sebuah filosofis unik, menjadikan bangunan ini, bukan hanya berkonsep metabolism pasca-perng saja, tetapi berbagai filosofis cantik yang menunjukkan Jepang memang sangat mencintai budayanya .....
Dengan bentuk atap gantung yang "melambai", akan menghasilkan atap dengan plafond yang melengkung, benar2 seperti kain yang melambai ......
***
Yoyogi National Gymnasium ini, berjarak beberapa menit dengan berjalan kaki (atau naik kursi roda ajaibku), antara Stasiun Shibuya dan Stasiun Harajuku. Bangunan ini akan terlihat tersembul, jika naik kereta dengagn jalur tersebut, seprti foto dibawah ini,
Karya dari arsitek Jepang, Kenzo Tange ini, memenangkan Penghargaan Pritzker, yang sering disebut sebagai Penghargaan Nobel untuk profesi arsitek. Dan, sebagai seorang arsitek terkemuka dunia di Jepang, Banyak bangunan dan disainnya dipakai utuk perencanaan kota Tokyo, yang membawa namanya sebagai arsitek terkenal dunia ////
Lekukan yang melambai dan menyapu yang digunakan untuk atap gantung pada Yoyogi National Symasium ini, menciptakan geometri yang tampak bertentangan dengan ukuran arena 10.000 pengunjung.
Dan ini adalah atap gantung yangn terbesar di duia, saat ini .....
Untuk mencapai prestasi arsitektur dan teknik ini, tulang belakang struktural pusat menyatukan struktur bangunan. Tulang belakang dibentuk oleh dua kabel baja sepanjang 126 meter, masing-masing berdiameter 13 inci.
Kabel2 baja itu, digantung di antara dua menara besar. Kabel tegak lurus yang lebih kecil membuat sambungan ke tanah dan menyediakan kisi penutup untuk struktur tarik seperti tenda ini.
Yang jelas,
Bangunan ciamik ini pasti akan menghasilkan prestasi2 atlet2 dunia, yang ikut dalam Olimpiade Tokyo 2020, dalam cabang olahraga senam atau gimnatik ......
Kita tunggu kabarnya ......
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H