Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Apakah Jakarta Sudah Berpikir tentang Pengendalian Asap Rokok di Ruang Publik Luar Bangunan?

21 Juni 2021   11:24 Diperbarui: 21 Juni 2021   11:37 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika warga Jakarta yang merokok di restoran atau cafe2 itu merokok di bagian luar bangunan, asap yang mengepul2 itu pun memang terbawa angin, tetapi ketika ada seseorang di arah angin yang membawa asap rokok itu, akan menghirup udara tercemar asap rokok WALAUPUN MUNGKIN ASAP ROKOK NYA SUDAH BERPENDAR .....

Lah ..... lalu bagaimana?

Bagaimana warga Jakarta perokok, tidak membayakan bagi warga Jakarta yang tidak merokok? Karena yang aku baca dari beberapa referensi, perokok pasif lebih berbahaya daripada perokok aktif ......

***

Di banyak negarfa maju, walaupun warga perokok harus merokok di luar bangunan, tetapi bukan sekedar merokok di luar bangunan saja, tetapi mereka merokok di tempat2 merokok yang sudah disediakan!

Bangunan2 atau tempat2 merokok yang sudah disediakan itu, ya hanya itu saja tempat untuk merokok. Bukan hanya sekedar "merokok di luar bangunan!"

Bahkan, yang aku tahu di beberapa Negara, jika mau merokok memang HARUS DI TEMAT MEROKOK YANG SUDAH DISEDIAKAN, dan jika mereka hanya merokok di luar bangunan, tetapi bukan di tempat merekok yang sudah disediakan, mereka akan terkena sangsi hukum!

Artinya,

Banyak Negara yang sudah membangun tempat2 khusus untuk merokok di luar bangunan itu, sudah sedemikian dan benar2 sadar, bahwa merokok benar2 sangat membahayakan!

Sekarang,

Bagaimana dengan Indonesia?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun