Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Adakah Kita Melihat Identitas Indonesia dalam "Skyline" Ibukota Jakarta? Tidak!

15 Juni 2021   09:20 Diperbarui: 15 Juni 2021   09:45 702
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

By Christie Damayanti

Ketika kita menyebutnya "skyline", yang terbayang adalah seperti frame antara bumi dan langit. Skyline Jakarta, sudah aku jelaskan pada tulisanku ini,

Identitas Jakarta lewat Sebuah "Skyline"

Artikel ini sudah aku buat di tahun 2016, pastinya tahun 2021 ini, skyline Jakarta bertambah padat, dan membentuk skyline yang baru.

Dan, ketika aku berkesempatan berkeliling di jalur protocol Sudirman -- Thamrin, tentu aku sudah mempersiapkan sebuah catatan kecil tentang Skyline Jakarta, khususnya di jalur protocol tersebut.

5 tahun setelah tahun 2016 lalu, tentu saja banyak perkembangan2 yang terjadi. Apalagi tentang ibukora metropolitan Jakarta. Karena, Jakarta adalah sebuah ibukota Indonesia yang sedang berkembang, tidk mungkin tidak membangun.

Dengan kemodernannya, Jakarta siap menyongsong metropolitan dunia .....

Tetapi, bagaimana kenyataannya?

Sebagai seorang arsitek dan urban planner, aku tahu, sadar dan mengerti bahwa Jakarta benar2 melesat bagai anak panah. Cepat sekali! Bahkan, kadang2 aku melintasi sebuah jalan besar, dan tiba2 sebuah bangunan tinggi terpampang di depanku!

Aku merasa "amazed" ketika tiba2 saja aku todak melihat membangunnya tetapi sudah jadi. Betapa Jakarta benar2 melesat untuk antri sebagai ibukota metropolitan dunia.

Tetapi sayangnya, Jakarta terlalu memanjakan desain perkotaannya dengan deain2 modern yang "kebablasan" ......

Kebablasan yang bagaimana?

Begini,

Indonesia adalah sebuah negeri yang subur dan makmur serta sangat kaya budaya, yang benar2 sebenarnya bisa membuat dunia sangat kagum. Tetapi, sayangnya Indonesia justru tidak memakai identitas bangsa nya, tidak membawa strukyur dan bagian2 budayanya, untuk mendesain ibukota nya.

Karena pada kenyataannya, ketika aku berada di tengah2 lajur protocol Sudirman -- Thamrin ini, membuat kadang2 aku merasa bingung, karena seakan2 aku berada di sebuah kota metropolitan dunia, yang tidak membawa identitas Indonesia.

Hampir semua bangunan2 modern ber-faade kaca yang memantulkan sinar2 matahari atau sinar2 sorot mobil jika malam hari.

Sebagian juga, bangunan2 itu sama sekali tidak berundak atau tanpa kanopi2, yang sebenarnya dibutuhkan oleh bangunan2 di negeri tropis.

Untuk bangunan2 yang ber-faade kaca full dari atas sampai kebawah, terbayangkah jika cahaya sinr matahari memantulkan ke mata kita, dan kita tidak melihat karena silau, dan membahayakan kita?

Seperti yang aku tuliskan di artikelku, "Wah, Silau Banget, Ya!" Cerita tentang Glassy Building

 

dokpri
dokpri
www.cariruangkantor.com / Terlihat bayangan bangunan2 di depan bangunan ini, dan bisa dibayangkan jika sinar matahari memantulkan cahayanya ke mata pengendara. Bisa celaka ....
www.cariruangkantor.com / Terlihat bayangan bangunan2 di depan bangunan ini, dan bisa dibayangkan jika sinar matahari memantulkan cahayanya ke mata pengendara. Bisa celaka ....
Negeri kita adalah negeri tropis yang kaya akan sinar matahri, dan "glassy building" pun, harusnya menjadi pilihan terakhir, ketika kita mendesainnya. Jika memang ada kaca, bukan kaca full seluruhnya di permukaan bangunan, yang ternyata, banyak sekali bangunan2 yang full kaca, ada di Jakarta ......

Juga tentang kanopi2 yang merupakan pakem bangunan negeri tropis yang juga kya akan curah hujan. Indoneisa sering hujan, bahkan beberapa kota seperti Bogor, hujan bisa setiap hari, makanya disebut "kota hujan".

Jika curah hujan rintik, mungkin tidak terlalu berpengaruh kepda kaca jendela, karena hanya tetes air saja. Tetapi, jika curah ujan besar, jika bangunan tidak memiliki teknologi yang bagus, air hujan akan merembes ke jendela2 kaca dan bangunan2 itu akan bocor.

Karena, kanopi dengan genteng memang merupakan pakem negeri tropis .....

Di Jakarta, bangunan tnggi yang memakai pakem arsitektural perkotaan hanya Gedung Dharmala.

 

www.indoplaces.com
www.indoplaces.com
www.daffissa88.blogspot.com / Wisma Dharmala yang cukup menonjol di tengah2 bangunan2 modern, dan mempunyai khas bangunan negeri tropis. Betuk kanopi yang sepeerti genteng dengan pepohonan yang menjulur. Cantik, kan?
www.daffissa88.blogspot.com / Wisma Dharmala yang cukup menonjol di tengah2 bangunan2 modern, dan mempunyai khas bangunan negeri tropis. Betuk kanopi yang sepeerti genteng dengan pepohonan yang menjulur. Cantik, kan?
Pertama, 

Memakai kanopi2 beton (bukan genteng), yang memungkinkan air menuruni kanopi yang dibuat morong seperti genteng, dan menuju talang2 air, dan sebagian dibiarkan langsung terjun kebawah, sebagai estetika.

Kedua,

Tetap memakai kaca sebagai bagian dari dindingnya, tetapi tidak full, dengan bagian lain dengan dinding panel yang di cat. Karena, jendela2 kaca tetap dibutuhkan untuk pancaran sinar matahari, tetapi bukan full kaca yang membuat silau.

"Masalah" lain yang cukup membuat aku sbagai serang arsitek humanis adalah, Jakarta tidak berusaha untuk mengangkat budaya nya untuk identitas kotanya.

Jakarta adalah ibukota Negara Indonesia, sebuah Negara kaya segala2nya termasuk kaya akan budaya. Tetapi Jakarta sebagai ibukota metropolitan yang kaya akan budaya, tidak berusaha untuk mengangkat budaya bangsa tersebut.

Di Indonesia, bisa diberi contoh tentang Bali. Kota2 di Bali, termasuk Denpasar sebagai ibukotanya, mereka benar2 membawa budaya Bali untuk identitas kota2nya. Patung2 Bali, besar2. Ukiran2 Bali terpampang dimana2 sebagai streetscape kota. Dan sebagainya.

Bahkan, mulai dari badara, wisatawan sudah mersa dalam "dunia Bali", karena semua nya memang khas Bali. Barung besar, topeng2 Bali, ukiran2 bali, patung2 Bali, yang membuat "wow" bagi wisatawan dunia yang datang kesana.

Wajar.

Karena dinegeri lain, mereka memang lebih "melihat" Bali daripada Indonesia. Bahkan, mungkin mereka ogak untuk terbang ke Jakarta, tetapi bisa menetap berbulan2 di Bali ......

Skyline Bali yang sangat ketat tidak leih tinggi dari pohon kelapa, sangat terasa mendukung budayanya, dengan bentuk dan desain arsitektural nya khas Bali.

Bagaimana dengan Jakarta?

Ketika aku berada di tengah2 jalur protocol Sudirman -- Thamrin, ya ... memang cantik, modern dan "wow", dan aku berada di sebuah koya metropolitan yang entah dimana.

Aku sepreti "tersesat" dan tidak tahu dimana, seperti di kota antah berantah. Ketika aku berada di Tokyo downton seperti Shinjuku, aku tahu itu di Jepang dengan huruf2 Kanji nya.

Ketika aku berada di Seoul downtown, aku tahu itu di Korea dengan hurus2nya serta berbagai bangunan dengan desain khas Korea.

Ketika aku berada di Eropa, jelas sekali dengan heritage2 nya yang khas klasik Eropa, bahkan di London dengan arsitektur nya yang aku sangat tahu itu di Inggris, yang berbeda dengan negara2 masing2 di Eropa.

Tetapi di Jakarta,

Aku hanya melihat bangunan2 pencakar langit modern dan full kaca2 yang membuat silau, serta tulusan2 nya yang sebagian besar berbahasa Inggris, tanpa identitas sebagai negeri tropis Indonesia, sangat miris .....

Walau aku menghargai konsep2 Indoneisa bagi ibukota metropolitan nya yang didesain MODERN saja, tanpa membawa identitas bangsa, aku sungguh merasa sedih, sebagai seorang arsitek yang menghargai budaya bangsa .....

Kita bisa koq, mendesain kota dengan budaya bangsa tanp mengurangi kemodernannya. Seperti Bali dengan patung2 besarnya, yang sagnat besar menjadikan teknologi bagaimana mengangkatnya, menjadi konsepnya berbeda.

Karena, teknologi bukan hanya dari desainnya, tetapi juga lewat "bagaiaman2" nya.

baligatesofheaven.blogspot.com / Patung2 besar ini, membutuhka teknologi canggih untuk memasangnya
baligatesofheaven.blogspot.com / Patung2 besar ini, membutuhka teknologi canggih untuk memasangnya
www.nationonline.org / Skyline Jakarta metropolitan, dengan Tugu Monasnya, jika dilihat darisini, Skyline dengan Monas memang identitas Jakarta. Tetapi bangungan2nya semua full modern.
www.nationonline.org / Skyline Jakarta metropolitan, dengan Tugu Monasnya, jika dilihat darisini, Skyline dengan Monas memang identitas Jakarta. Tetapi bangungan2nya semua full modern.
dokpri
dokpri
Dokumentasi pribadi / Ketika aku berada di tengah2 protokol Sudirman, aku merasa "tersesat" di sebuah kota metropolitan antah berantah, entah dimana, karena tidak ada identitas sama sekali .....
Dokumentasi pribadi / Ketika aku berada di tengah2 protokol Sudirman, aku merasa "tersesat" di sebuah kota metropolitan antah berantah, entah dimana, karena tidak ada identitas sama sekali .....
www.thesmartlocal.com / Apakah kta melihat ciri2 Indonesia nya, bagi yang pertamakali melihatnya? TIDAK ......
www.thesmartlocal.com / Apakah kta melihat ciri2 Indonesia nya, bagi yang pertamakali melihatnya? TIDAK ......
Dokumentasi pribadi / Latar belakang ku di sisi Bundaran HI, ada tulisan ZARA, H&M dan UniqLo, yang tidk mencerminkan Indonesia. Merek2 terkenal dunia dan mahal, mana "Indonesia" nya?
Dokumentasi pribadi / Latar belakang ku di sisi Bundaran HI, ada tulisan ZARA, H&M dan UniqLo, yang tidk mencerminkan Indonesia. Merek2 terkenal dunia dan mahal, mana "Indonesia" nya?
***

Indentitas bangsa juga harus tercermin dalam ruang public perkotaan. Apalagi, Jakarta adalah ibukota Indonesia. Dimana, jika kita mau berpromosi Indonesia, bukan dari Bali saja, tetapi dari seluruh perkotaannya, apalgi ibukota nya .....

Skyline Jakarta, memang dibutuhkan desain yang dewasa. Bukan hanya sekedar memblow-up kemodernannya saja supaya dianggap sebagai "Negara yang modern".

Tetapi dengan peduli tentang identitas bangsa, akan justru membawa Negara kita sebagai Negara yang mencintai bangsa dan negaranya.

Ingat kata pepah bahwa, bangsa yang besar adalah bangsa yang mencintai identitasnya, pahlawwannya, budayanya dan semuanya yang ada di negaranya ......

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun