Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Prolog 1 - Kesombonganku sebagai Orang Muda yang Mengandalkan Kekuatan Diri

2 Juni 2021   10:03 Diperbarui: 2 Juni 2021   10:59 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

By Christie Damayanti

 Hari pertama di RS PGI Cikini, Jakarta

Setelah aku diterbagkan dari St Francis Hospital San Francisco, dan hari pertama ini, aku hanya beristirahat setelah 24 jam terbang dan stress menginap di Taipei, Taiwan karena pendarahan .....

***

Terpikirkah oleh kita, ketika kita berada dalam "puncak kejayaan" umur menjelang 40 tahun dengagn prestasi2 pekerjaan yang tidak semua orang bisa mencapainya, tetapi Tuhan "menjatuhkan" sampai di titik 0 (nol) bahkan titik minus?

Terpikrkah oleh kita, ketika diawal umumr 40 tahun dan sebagai single parent dengagn 2 oang anak yang masih SD, yang sebenarnya mampu untuk menghidupi mereka lewat pekerjaan dan prestasi2 kerjanya, tetapi tiba2 pandangan masa depan menjadi gelap gulita karena terserang stroke berat dan vonis dokter secaa medis, adalah hanya bisa berbaring saja?

Terpikirkah oleh kita, ketikadi usia awal 40 tahun dengan masa depan yang gemilang, tetapi harus mulai dari 0 (nol) lagi, seperti bayi karena tiba2 otak yang terserang stroke itu, tidak mampu merespon signal2 untuk berkehidupan yang normal?

Aku? TIDAK?

Bahkan, ketika semuanya terjadi sebagai aku yang terserang stroke berat yang berlibur di Amerika dengagn bonus besar, setelah itu aku sudah punya kesempatan untuk pindah pekerjaan di Singapore.

Beberapa bulan sebelum itu, aku sudah sangat mempersiapkan anak2ku untuk ikut dengan ku pindah ke Singapore, menjadi seorang arsitek dalam sebuah mega proyek disana, yang akhirnya menjadi mega proyek yang luar biasa, bagi dunia!

Masa depanku, sangat gemilang. Bukan aku mau sombong, tetapi itulah kenyataannya!

Ketika aku bekerja keras dimuai dengan awalku sebagai aritek sejak tahun 1992 lalu, mottoku adalsh untuk membangun masa depan yng gemilang, lewat  pekerjaan dan prestasi2ku. Sebuah gambaran "kesombongan" seorang anak muda, yang mrasa mampu melakukan semuanya, tanpa mau membawa Tuhan dalam sepak terjang nya .......

Aku sendiri, tidak banyak berpikir tentang itu.

Aku lulus S1 sebagai seorang insinyur jurusan arsitektur di umur 22 tahun (4 tahun S1), dan memulai karirku sebagai seorang arsitek junior di PT Ciputra Development. Juga aku membawa hidupku berbisnis membangun rumah2 dengan interior2 toko, dengan mantan suamiku.

Aku lulus S2 sebagai seorang Magister Managemen, dan terus menyusun karirku sesuai dengan minta dan bakatku sebagai seorang arsitek.

Selain itu juga, aku melayani sebagai seorang arsitek di RS PGI Cikini Jakarta, bersama bapakku, untuk merenovasi dan membangun rumah sakit tersebut, sebagai bentuk pelayananku bagi Tuhan. Dan, aku mempunyai pengalaman yang luarbiasa sebagai seorang arsitek, dengan beda2 pengalaman pekerjaan.

Sehingga, tidak heran ketika awal umur 30 tahun, posisiku di pekerjaanku sudah cukup lumayan dan penghasilanku kudapat dari berbaai sumber .....

Aku terus kerja keras, sampai aku mulai berpikir bahwa, semuanya tetap harus diperjuangkan! 

Bagaimana jika anak2ku tidak bisa sekolah?

Bagaimana jika anak2ku mau kuliah di luar negeri?

Bagaimana jika anak2ku sakit? Dan sebagainya, dan sebagainya.

Aku merasa uang dan materi yang kudapat, terus kurang, kurang dan kurang! Padahal, setumpuk materi selalu kudapatkan setiap bulan, pun aku merasa kurang!

Belum lagi, ketika aku harus "menyetor" uan pelayananku. Semua menjadi "sangat terpaksa", karena intinya adalah aku harus menabung sebanyak2nya, untuk masa depanku dan anak2ku ......

Aku terlena, sebagai seorang muda di awal 30 tahun, dengan bertmpuk pekerjaan, bertumpuk prestasi dan bertumpuk materi, tanpa sadar bahwa semuanya hanya sebuah "ilusi" saja.

Bukan! Bukan ilusi, sih ....

Tetapi, ketika seorang anak muda awal 30 tahun dengan berbagai pekerjaan dan prestasi serta materi, dan melenakan nya, anak muda ini semakin sombong dalam keberadaan dirinya. Dia atau aku, tidak sombong untuk menggembar gemborkan semuanya itu, tetapi kesombongannya itu terletak dari ketidak-mauannya utuk belajar bersyukur menikmati kejayaannya.

Ya, aku semakin sombong untuk tidak mau mengajak Tuhan dalam hidupku.

Aku merasa, "aku bisa semuanya!"

Aku merasa, "aku tidak butuh orang lain", karena saat itu hidup rumah tanggaku sedang dalam keterpurukan. Sehingga, ketika akhirnya tahun 2007 kami bercerai, aku menjadi limbung. Dan, ketika 1 tahun kemudian aku bangkit lagi, aku benar2 tidak mau orang lain untuk membantuku!

Ya, aku bisa sendiri, tanpa bantuan orang lain !!!!

Aku meras semakin "kuat", tidak ada siapapun, tidak ada mantan uamiku, tidak ada laki2 yang bisa membantuku! Aku bisa! Aku hebat!

Itulah aku dulu, sebagai anak muda yang dial 30 tahun, diberkati dengan kesuksesan dan "kejayaan", yang secara manusia merupakan sebuah "ilusi manusia" .....

Tetapi, aku lupa bahwa semuanya itu merupakan berkat yng harus aku kelola dengan mengajak Tuhan pemberi berkat .......

***

Selama sekitar 10 tahun, aku berada di puncak kejayaanku, walau aku bercerai, dan walau pernah berada di ujung jurang kematianku sebagai "cancer survivor" pada tahun 2003. Walau juga ketika kaki kiriku patah dan berputar mengerikan, dan ketika itu aku meerasa tidak akan bisa berjelan lagi, karena jatuh dari proyek .....

Tuhan mengijinkanku dengan berbagai permasalahan dan dengan berbagai ujian dan cobaan. Aku pun sadar, bawa Tuhan mau aku bisa selalu dan terus bangkit, sejalan dengan  penyelesaikan masalah2ku.

Tetapi, sayangnya aku selalu dan terus "lupa" jika permasalahan2ku benar2 sudah selesai! Aku selalu lupa bahwa ketika permasalahan2ku selesai, bukannya aku akhirnya mengandalkan Tuhan si Penyelesai masalah, tetapi aku lupa lagi, dan kembali mengandalkan ku diriku sendiri, untuk berjuang!

Ckckckck ......

Benar2 seorang anak muda yang sombong dan bebal!!!

Ya! Itulah aku! 

Ketika aku selamat dari "kematianku" karena kanker rahim, ketika aku selamat dari perceraianku dan aku tetap mampu berjuang dmi kedua anak2ku, dan ketika aku selamat dari patahnya kaki kiriku, yang membuat aku merasa tidak bisa berjalan lagi, karena patahnya kakiku sedemikian dengan bentuk kaki yang meluntir ke belakang,

Aku sadar bahwa Tuhan lah yang menyelesaikan semuanya, tetapi bebalnya aku adalah,

BAHWA AKU LUPA UNTUK MULAI MENGAJAK TUHAN DAN MENGANDLKANNYA DALAM SEMUA KEGIATANKU, SETIP SAAT !!!!!

Dan, ketika sebuah mega proyek yang aku kerjakan itu selesai, dimana aku bekerja keras sekali untuk menyelesaikannya, untuk menjadikan pengalamanku sebagai arsitek semakin berkibar, dan aku diberkati dengan libur panjang serta bonus berlipat2 kali, tetapi semua ada batasnya ......

Kebebalanku, mungkin membuat Tuhan murka ......

Bersambung ......

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun