Aku merasa uang dan materi yang kudapat, terus kurang, kurang dan kurang! Padahal, setumpuk materi selalu kudapatkan setiap bulan, pun aku merasa kurang!
Belum lagi, ketika aku harus "menyetor" uan pelayananku. Semua menjadi "sangat terpaksa", karena intinya adalah aku harus menabung sebanyak2nya, untuk masa depanku dan anak2ku ......
Aku terlena, sebagai seorang muda di awal 30 tahun, dengan bertmpuk pekerjaan, bertumpuk prestasi dan bertumpuk materi, tanpa sadar bahwa semuanya hanya sebuah "ilusi" saja.
Bukan! Bukan ilusi, sih ....
Tetapi, ketika seorang anak muda awal 30 tahun dengan berbagai pekerjaan dan prestasi serta materi, dan melenakan nya, anak muda ini semakin sombong dalam keberadaan dirinya. Dia atau aku, tidak sombong untuk menggembar gemborkan semuanya itu, tetapi kesombongannya itu terletak dari ketidak-mauannya utuk belajar bersyukur menikmati kejayaannya.
Ya, aku semakin sombong untuk tidak mau mengajak Tuhan dalam hidupku.
Aku merasa, "aku bisa semuanya!"
Aku merasa, "aku tidak butuh orang lain", karena saat itu hidup rumah tanggaku sedang dalam keterpurukan. Sehingga, ketika akhirnya tahun 2007 kami bercerai, aku menjadi limbung. Dan, ketika 1 tahun kemudian aku bangkit lagi, aku benar2 tidak mau orang lain untuk membantuku!
Ya, aku bisa sendiri, tanpa bantuan orang lain !!!!
Aku meras semakin "kuat", tidak ada siapapun, tidak ada mantan uamiku, tidak ada laki2 yang bisa membantuku! Aku bisa! Aku hebat!
Itulah aku dulu, sebagai anak muda yang dial 30 tahun, diberkati dengan kesuksesan dan "kejayaan", yang secara manusia merupakan sebuah "ilusi manusia" .....