Mengeja dog, book, cat, ball, itu aku pelajar sampiai seharian dan esoknya. Sampai aku bisa melafalkannya walau belum baik, tetapi Didit jga sudah bisa mengerti kata2 yang aku lafalkan.
Memang, tidak gampang sebagai seorang pasca-stroke berat seperti aku ini, mampu untuk sekedar mengatakan 1 kata demi 1 kata, dimana bagi yang sehat, tidak bermasalah.
Aku tidak perduli dengan orang2 sehat! Aku hanya mau belajar membaca, agak aku pulih dan semakin sembuh, dan agar aku bisa terhubung dengan duniaku, walau hanya lewat Facebook.
Aku tidak peduli, atau lebih tepatnya, aku belum peduli, jika aku masih berada di ruma sakit ini, krena aku sadar bahwa aku baru saja pulih sedikit sekali setelah serangan stroke 8 hari lalu.
Aku tidak peduli jika aku masih lama di rumah sakit ini, karena aku memang masih jauh dari pulih. Aku sadar sekali dengan itu. Bahkan, sejak awal aku mendengar Dokter Gandhi mengatakan bahwa aku hanya bisa berbaring saja disisa hidupku.
Tetapi, aku pun tidak percaya sepenuhnya. Yang aku tahu dan aku percaya adalah, jika aku masih hidup, seperti apapun bentuk tubuhku, berarti Tuhan masih punya rencana untukku.
Dan, ketika aku masih hidup dengan keadaanku saat itu yang cacat, mengapa aku tidak bersaha untuk pulih dan sembuh, walau dokter sudah memvonis demikian? Memang aku mau, jika aku masuh hidup, entah berapa lama lagi, tetapi aku tidak berusaha untuk pulih dan sembuh?
Tetapi, sepertinya, itu bukan aku!
Aku ini adalah seseorang yang kat, dan selalu berpikir positif!
Apalagi, aku sadar dengan semua tanggung jawab hidupku. Minimal, untuk kedua anakku yang masih SD, dan aku harus membiayai mereka sampai lulus sarjana. Dan dengan berbagai masalah, antara lain tidak adanya dana dari mantan suamiku, aku harus benar2 bekerja keras untuk mereka.