Setiap mereka pulang dan besuk ke rumah sakit, mereka datang dengan wajah gmbira dan membawa oleh2 cerita dan tawa gembira. Anak2ku pasti berteriak2 dan tertawa2, menertawakan suara alienku.
Dan, perlahan hatiku mulai cair dan lebih bisa menerima keadaanku.
***
Malam itu, aku masih sedikit gamang ketika semua keluargaku amit kembali ke hotel. Dan aku sendirian di ruang itu. Mataku berair lagi. Sebenarnya, aku tidak mau ditinggal! Aku mau tetap mereka bersamaku! Ak mau mereka tetap menghiburku! Huhuhu .....
Tetapi, aku memang tidak boleh egois.Â
Aku yang sakit, mengapa aku mengharuskan mereka untuk menemaniku terus?
Aku yang sakit, karena kesalahanku sendiri, mengapa aku minta pertanggujawaban mereka untuk mengurusi aku?
Jadi, aku harus bertanggungjawab kepada diriku sendiri, aku harus bisa menerima keadaanku sendiri! Jika memang mereka mau membantu, biarkan mereka yang menawrkan diri, bukan?
Dan, aku tetap tersenyum ketika mereka berpamitan untuk pulang ke hotel, sementara aku Tinggal sendirian dikamar besar yang dingin, jika hanya seoran aku saja .....
Aku tidak tahu, rumah sakit itu besar atau tidak, tetapi yang aku tahu, rumah sakit itu sediit tenaga medisnya sehingga aku tidak bisa berlamam2 meminta temani suster yang datang. Bukan aku takut, tetapi jika aku sedih, tubuhku merespon negative.
Dan aku tidak mau sedih, supaya tubuhku bisa terkontrol.