Aku bersyukur untuk itu, walau sedikit sekali kemanjuannya, setelah serangsn stroke sejak pagi subuh waktu itu .....
Aku sudah bisa tersenyum, aku membalas pelukan orang tuaku dan pelukan anak2ku. Hatiku bernyanyi2, ternyata sebuah kebahagiaan bukan mahal koq. Bahkan, dengan ak bisa menelan saja, itu merupakan kebahagiaanku, saat itu!
Lalu, suster mengangkat mankok eskrim dan meminta aku untuk membuka mulutku lagi. Sekarang, aku benar2 bersiap untuk mencoba makan. Eskrim mask ke mulutku dan aku menelannya. Tidak susah!
Tetapi, ketika eskrim itu meluncur ke kerongkonganku,
Ah ...... kesakitanku terulang kembali! Sakitnya lbih parah lagi! Lau biasa! Dadaku mengkerut! Aku terbungkuk2 dan aku terbatuk2! Mataku berair, bahkan mengalir deras! Sakit sekali!
Aku berteriak, melolong seperti suara alien. Orang tuaku pasti menangis melihatku. Mereka memlukku, dan bapakku mengucap kata2 penghiburan unutkku,
"Sabar, sayang ..... sabar ..... berdoa ya. Bapak dan ibu dan anak2mu selalu berdoa untukmu"
Sambil mengelus2 punggung ku, aku mejadi tenang. Anak2ku menangis lagi. Michelle sampai sesegukkan. Aku menggapai mereka dengan tangan kiriku, setelah batuk2 dan sakit di dadaku berkurang.
Kami berpelukan berlima. Hatiku rasanya sakit sekali. Sesakit ketika eskrim itu meluncur di kerongkonganku. Melihat semuanya, aku semakin terpuruk ......
"Ah, Tuhan..... sampai kapan aku mengalami kesakitan seperti ini? Hatiku sakit sekali melihat mereka ketakutan dan sedih karena keadaanku? Sampai kapan, Tuhan?"
Setelah reda, suapan kedua mulai lagi dengan kesakitan yang sama, dan kembali aku terbatuk2 dan memegang dadaku lagi sambil terbungkuk2. Mataku sembab karena terus menangis. Menangis karena kesakitan .....