By Christie Damayanti
Setelah seharian kami dalam seminar APEC 1993, besoknya ak sudah tidak ikut lagi. Hanya bapak saja yang tetap seminar, dengan tema2 sipil, konstruksi dan pemerintahan, dimana itu memang profesi bapakku.
Akhirnya, sebelum traveling kelling tempat2 wisata, sambil menunggu bapak seminar 1 hari lagi, kami hanya berkeliling kota Auckland .....
Terletak di Wilayah Auckland yang mencakup daerah pedesaan terpencil dan pulau2 di Teluk Hauraki. Sementara orang Eropa terus menjadi pluralitas populasi Auckland, kota ini menjadi multikultural dan kosmopolitan pada akhir abad ke-20.
Auckland juga rumah bagi populasi Polinesia terbesar di dunia . Nama bahasa Mori untuk Auckland adalah Tmaki Makaurau, yang berarti "Tmaki diinginkan oleh banyak orang", mengacu pada keinginan akan sumber daya alam dan geografinya. Wikipedia.
Suatu saat, ketika kami cape berjalan kami duduk2 di bench2 di pedestrian, yang memang disediakan oleh pemerinak kota, untuk fasilitas ruang public.
Aku ngobrol dengan sepasang lansia, yang sagat ramah. Mereka dengan bangga bercerita tentang New Zealand, Negara mereka. Mereka penduduk lokal, keturunan suku Maori, suku asli bangsa New Zealand.
Menerka bercerita tentang betapa indahnya negeri mereka. Penduduknya tidak terlalui banyak, dan warga dunia tidak terlalu ingin datang kesana.
Aku bertanya,
"Mengapa wisatatawan dunia, tidak terlalu antusias untuk datang ke New Zealand?"
"Kami tidak terlalu mengerti. Padahal Negara kami sangat indah. Yang kami tahu, mungkin karena New Zealand cukup jauh untuk negara2 utara (maksudnya mungkin dari Amerika dan Eropa), dan pesawat kesinipun cukup mahal", jawab mereka
"Populasi manusia New Zealand, jauh lebih sedikit dibandingkan populasi sapi2 dan domba2. Karena penghasilan kami sebagian besar adalah daging, susu serta keturunannya", cerita mereka lagi.
Ya, aku tahu bahwa New Zealand adalah sa;ah satu penghasil daging dan susu (serta keturunannya), yang terbaik di dunia. Tidak heran, jika warga lokal berlomba untuk memelihara sapi2 dan domba2 untuk menjadi andalan mereka mendapatkan nafkah.
Doma2 mereka, bulunya sangat tebal, seperti di Australia, sehingga di musim panas mereka mencukur domba2 untuk bulunya dijadikan baju di musim dingin.
Atu, buku2 domba itu dicuci bersih, disamak dan dijual kepada wisatawan, apa adanya, dan sangat laku! Termasuk, aku mempunyai beberapa kulit domba, untuk selimutku selama aku kuliah di Perth, Australia Barat .....
Auckland terletak di antara Teluk Hauraki di timur, kemudian membentang di Pegunungan Hunua di tenggara, Pelabuhan Manukau di barat daya, dan Pegunungan Waitkere dan pegunungan yang lebih kecil di barat dan barat laut.
Perbukitan di sekitarnya ditutupi hutan hujan dan lanskapnya dihiasi dengan 53 kerucut vulkanik yang tidak aktif. Bagian tengah dari kawasan perkotaan menempati tanah genting sempit antara Pelabuhan Manukau di Laut Tasman dan Pelabuhan Waitemat di Samudra Pasifik.
Auckland adalah salah satu dari sedikit kota di dunia yang memiliki pelabuhan di dua perairan utama yang terpisah. En.wikipedia.
Dan, kawasan pusat bisnis Auckland adalah pusat ekonomi terkemuka di Selandia Baru.
Auckland terdiri dari keragaman gaya arsitektur karena permulaannya sebagai pemukiman, hingga era Victoria hingga era kontemporer di akhir abad ke-20. Kota ini memiliki aturan perundang2an yang berlaku untuk melindungi warisan yang tersisa.
Kota ini mempunyai "Auckland Unitary Plan" yang menunjukkan bagaimana tanah dapat digunakan atau dikembangkan.
Bangunan bersejarah terkemuka di Auckland antara lain Gedung Dilworth, Terminal Feri Auckland, Gedung Kepercayaan Guardian, Rumah Pabean Lama, Rumah Landmark, Balai Kota Auckland dan Pusat Transportasi Britomart.
Dan, maih banyak di antaranya terletak di jalan raya utama Queen Street.
Desain arsitektural, lebih simple dengan sebagian adalah gaya Victoria dan kontemporer, bukan klasik murni yang rumit. Karena, New Zealand mempunyai budaya khusus, dunia setalan dengan suku asli Maori.
Fungsi2 ruang public ini, beraneka ragam, yang terbanyak adalah untuk mereka mengekspresikan diri dengan cara sekedar duduk2 sambil menikmati masa siang di bench2 yang selalu banyak terdapat disana .....
Dan, jauh memandang kami melihat kota Auckland yang cantik. Kami berhenti sejenak, dan ternyata di drpan kami merupaka sebuah museum sejarah, dan akhirnya kami masuk untuk sedikit ingin tahu tentang New Zealand .....
***
Traveling ke luar negeri, memang tidak melulu berbelanja, seperti yang "diajarkan" oleh beberapa pesohor. Bahkan, ke luar negeri artinya berbelanja! Mumpung, dengan barang2 mewah yang tidak ada di Indonesia.
Tetapi untukku, keluar negeri adalah membuka wawasan, betapa masih banyak tempat indah di dunia ini, sehingga aku semakin terpacu untuk bisa melihatnya, keliling dunia.
Inspirasi ini, sudah ditaramkan oleh kedua orangtuaku, bahwa jika aku punya uang lebih, jangan boros dan dibelanjakan untuk hal2 yang tidak penting.
Sebaiknya, uang nya ditabung untuk keliling dunia. Karena melihat dunua adalah menambah ilmu serta kesempatan untuk terus bersyukur. Bukan untuk bermewah2 dan berfoya2, tetapi justru untuk tetap mmelihara hubungan baik kita dengan Tuhan.
Bahwa, rasa syukur kita akan membuahkan motivasi untuk kita bisa menjadi kepanjangan Tangan Tuhan ......
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H