Tidak ada orang disana, dan terliat lingkungannya sagat sepi. Hanya suara2 burung cicit cuit, serta deburan air danau perlahan, jika tersapu angin.
Mereka excited untuk menurunkan papan selancar serta layarnya. Ternyata, yang bermain selancar dan berenang hanya teman Oom Houdw, Yang lain, hanya sekedar duduk2 dan mengobrol.
 Â
Teman Oom Howdy, membawa papan seluncur ya beserta layarnya, ke tengah2 danau, dan dia berkali2 berusaha berdiri tegak di atas papan seluncur. Ternyata, tidak semudah yang aku bayangkan, hahaha ....
Mereka melakukan hal2 yang menyenangkan, dan aku hanya terpukau dengan keindahan danau itu, sampai akhirnya mereka memutuskan untuk pulang dan makan siang BBQ.
Dengan segap, teman perempuan Oom Howdy itu mengepack papan seluncur dengan layarnya, ke dalam mobil mereka. Dan, tanpa membasuh diri tetapi sudah cukup kering dengan handuknya, mereka meluncur menuju pulang .....
Sampai rumah, mereka bersiap membawa bahan2 makanan serta berbagai benda yang akan dibutuhkan, untuk ke halaman bekanang rumah. Ada berbagai jenis daging, sosis, sayuran, serta berbagai minuman segar instan, seperti jus2 buah yang kami beli tadi pagi, saat itu.
Meja BBQ, yang ternyata bukan punya pribadi, tetapi punya pemerintah yang memang disediakan di beberapa ruang public untuk warga lokal, atau wisatawan.
Seperti yang aku saksikan di banyak Negara selain Australia, pemerintah mereka menyediakan berbagai fasilitas ruang public di tempat2 umum. Dan, taman atau kebon adalah salah satu ruang public yang ditambahkan berbagai fasilitas.Â