By Christie Damayanti
Berjalan2 di downtowt Perth City, memang mengasyikan.
Pusat kota Perth, dengan GPO atau General Post Office nya yang cantik, peninggalan bangsa Inggris ketika mereka berada disana, blusukkan di gank2 downtown, termasuk pusat perbelanjaan nya yang menjual berbagai barang, tempat aku berbelanja sesekali .....
Salah satunya adalah sebuah area, berupa sebuah gang di area pusat perbelanjaan, dinamakan London Court.
London Court adalah pusat perbelanjaan beratap terbuka tiga dan empat tingkat yang terletak di kawasan pusat bisnis dan perbelnjaan di Perth, Australia Barat.
Dibangun pada tahun 1937 oleh pemodal emas dan pengusaha kaya, Claude de Bernales untuk tujuan perumahan dan komersial. Arkade berjalan atau pedestrian khusus tanpa ada kendaraan yang melintas, di antara Hay Street Mall dan St Georges Terrace dan dianggap sebagai objek wisata penting di Kota Perth.
Dan, Dewan Warisan Australia Barat memasukkannya ke dalam Daftar Warisan Negara pada tahun 1996. Wikipedia.
Secara arsitektural, pintu masik London Court, merupakan tampak depan arsitekttur Tudor atau Elizabethan yang khas, dengan fitur elemen2 pintu masuk berornamen sebagai gerbang bise tempa yang besar, khas istana2 lawas Inggris.
Ksatria2 itu saling berkelahi, mengiringi jam yang berdentang. Dalam beberapa menit, ksatria2 itu akan masuk lagi ke tempat asalnya .....
Pedestrain arcade London Court ini, juga mempunyai apartemen2 hunian kecil, serta perkantoran dan toko2 serta cafe2. Semuanya untuk bisnis, dan ritel2 itu memang sengaja hanya kecil saja.
Konsepnya adalah sebuah "London" kecil yang berada di belantara Perth City, sebuah kota dari Negara persemakmuran Inggris Raya ......
Berjalan2 di London Court, itu salah satu kegemaranku, baik jika beramai2 dengan teman2ku, atau hanya berjalan2 sendirian saja.
Karena, jika berada disana, di London Court, aku merasa berada di Inggris Raya dengan lingkungannya dan desain arsutektural serta interiornya, benar2 "London banget!"
Semua London yang mungil, dengan cafe2 yang juga mungil.
Toko2nya, menjual sebagian besar adlah souvenir2 khas Australia dan sebagian lagi soiuvenir2 khas Inggris Raya.
Tidak heran, karena London Court adalah salah satu obyek wisata Perth City. Banyak bus2 tour yang parkir disekitarnya, membawa wisatawan2 dunia untuk menikmati London mungil di Perth City.
London Court juga sala satu titik wisata yang aku rankaikan dengan berbagai ttik wisata di Perth City, ketika orang tuaku datang, atau orang tua teman2ku datang atau teman2ku sendiri datang untuk mengunjungiku.
Aku akan menjadi tour guide, selama mereka di Perth, setelah aku pulang kuliah. Dan, bisanya, sebagian besar yang tamu2 ku yang datang ke :Per, lebih menyenangi Lindon Court yang berada di pusat perbelanjaan, dan mereka minta makan di cafe2 disana.
Dibandingkan dengan ketika aku mengajak mereka ke Kings Park atau Lake Monger .....
Antar gang di London Court, selalu bercabang, naik turun dari lantai dasar, turun ke basement dan naik sampai lantai 3, bertemu dengan pusat perbelanjaan Perth City.
Kadang2, aku tersesat. Tetapi karena perbelanjaan Perth City itu termasu kecil, jika tersesat pun tidak akan jauh, hihi .....
Jika tiap 1 jam ada 4 ksatria keluar, dan jika aku sedang berada disana, aku pasti menunggu di depan. Hihihi, dasar udik .....
***
Bagiku, Perth adalah tempat aku belajar yang sesungguhnya setelah aku lulus sarjana. Jauh dari orang tua, belajar hidup mandiri, alau lrbutuhan sekolah dan biaya hidupku masih ditanggung oleh orang tuaku.
Tetapi, ketika aku benar2 jauh dari keluargaku, termasuk orang tuaku, aku harus benar2 berudaha utuk menyelesaikan permasalahan2ku sendiri. Yang berhubungan dengan kuliahku, dengan teman2ku bahkan juga dengan keluarga orang tua angkatku disana.
Dan, Perth benar2 memberi aku pencapaian yang cukup baik hasilnya, ketika aku pulang kembali ke Indonesia .....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H