By Christie Damayanti
Selama sekitar 2 tahun, tahun 1992 awal sampai tahun 1993 akhir aku tinggal dan kuliah di Perth Australia Barat, kekuargaku sempat menjengukku, ketika bapakku mndapat tugas seminar besar di New Zealand, bersama dengan Bp Ciputra, Oktober 1992.
Jadi, bapak mengajak ibu dan adikku yang saat itu baru lulus S1 sebagai insinyur sipil dari Universitas Parahyangan, untuk menjengukku ke Perth, sekalian minta aku ikut ke New Zealan selama 1 minggu (ijin kuliah).
Waktu itu, bapak, ibu dan adikku datang siang ke Perth, dan menginap di sebuah hotel di Perth downtown. Bapak menyewa mobil, jai kami bebas leluasa keliling Perth City, dengan mobil tanpa antri bus atau kereta.
Aku menjemputnya di Perth Airport dan mengantarnya ke hotel. Dan, mulailah petualangan kita menjelajah Perth City selama 5 hari, dimana waktu itu aku memang sedang liburan ......
Siang datang, kamisudah merncanakan segala sesuatu yang akan aku pamerkan berwisata di Perth. Aku dan Romanee bertindak sebagai tour guide mereka, hihihi .....
Pertama sekali, sore dan malam harinya, tentu aku mengajak mereka bertandang ke rumah orang tua angkatku, Con dan Carol Michailidis, di Daniella Promenade.
Aku bahagia sekali, karena aku mempunyai 2 pasang orang tua. Yang satu, orang tuaku asli dari Indonesia sam satu lagi orang tua angkatku di Perth, Australia Barat ....
Terlihat, 2 pasang orang tuaku sangat berbahagia bisa bertemu muka, yang selama ini hanya berbicara di telpon saja.
Mereka saling bercerita, dan saling membagikan oleh2 masing2. Aaaahh... aku ungguh bahagia
Dan, karena kuliahku libur, aku pun mengajak Romanee ikut serta travelling keliling Perth. Gift, pulang kampung ke Thailand ....
 Untuk pemanasan, kami memulai travelling kami besoknya keliling Perth downtown. Ke area perkotoan, pusat Perth di area GPO (General Post Office), dan mereka berkesempatan untuk belanja dahulu.
Termasuk, mereka membelikan banyak barang2 kebutuhanku, selama aku disana. Namanya juga anak kist di rantau, dimana uang sakuku sangat terbatas. Dan, ketika kdua orang tuaku datang, langsung saja aku meminta bnyak barang2 kebutuhanku sampai aku pulang lagi ke Indoneisa, hihihi .....
Aku pun mengisi ":bahan bakar", makanan dan minuman. Perbaikan gizi, lah .... Hahaha .....
Seperti yang aku tuliskan di beberapa bab sebelumnya, aku sebagai tour leader, dan tempat yang paling aku suka adalah Kings Park dan Lake Monger. Sehingga aku 2 harian berada di Kings Park dan Lake Monger .....
Dokumentasi pribadi. Parade foto, kenangan dengan keluargaku di Kings Park Perth
Dokumentasi pribadi. Parade foto, kenangan dengan keluargaku di Kings Park Perth
Dokumentasi pribadi. Parade foto, kenangan dengan keluargaku di Kings Park Perth
Aku bercerita tentang keluarga angsa hitamku, yang seekor angsa hitam nya mati, membuat aku menangis berhari2. Aku mengajak mereka memberi makan untuk kelurga angsa hitamku, dan mereka bersuka ria .....
Di hari berikutnya,Â
Aku mengajak mereka ke Pelabuhan Fremantle. Dari Perth City, kami naik mobil carteran, tidak naik kereta, dan mobil di parkir di tempat parkir khusus berbayar jam2an, lalu kami berjalan kaki keliling Fremantle.
Berjalan2 di tepi laut serta makan fish & chip khas Perth. Lalu, berjalan2 dan berbelanja di "pasar tradisional", yang buka hanya setiap weekend. Hari Sabtu dan Minggu saja .....
Parade foto dengan keluargaku di pelabukan Fremantle, jalan2 di tepi laut
 Puas main di tepi pantai di awal musim semi Australia bulan Oktober 1992, udara masih cukup dingin, kami hanya berfoto2 atau bermain pasir putih saja. Lalu, kami mulai berjalan keliling kota pelabuhan Fremantle, kea rah pasar tradisional, yang hanya buka setiap hari Sabtu dan Minggu saja .....
Di Fremantle Market, dengan segala jualannya seperti pasar2 tradisional lainnya. Dan, ibu suka sekali ke pasar tradisional ......
 Aku dan keluargaku bersama Romanee, berjalan2 di seputar Fremantle.
 Hari2 selanjutkan di Perth, kami habiskan waktu selain berjalan2, belanja dan berburu kuliner. Sayang sekali, foto2 berburu kuliner saat itu, tidak ada .....
I hari terakhir, bapak minta diajak ke rumah sahabatnya yaitu Bp Eddy Nalapraya, mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Bp Soeprapto.
Dimana bapak bekerja sebagai asisten beliau, jadi seharian kami berada di rumah beliau di Perth Hills, perumahan besar dan mewah, tempat aku sempat tinggal selama 1 bulan, sebelum aku pindah ke rumah kost Con dan Carrol Michailidis .....
Aku dan keluargaku bersama Bp Eddy Nalapraya dan istri di rumah beliau di Perth
 5 hari yang penuh kenangan, ketika keluargaku menjengukku. Setelah itu, aku diajak ke New Zealand, bersama mereka karena bapakku harus menghadiri sebuah seminar internasional tentang gempa (kalau tidak salah), selama 1 minggu .....
Bahagiaku adalah hanya dalam pelukan keluarga ku .....Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H