By Christie Damayanti
Waktu kuliah di Perth tahun 1992 -- 1993 lalu, aku mengalami even nasional di Australia, yang berhubungan dengan kuda. Yaitu Melbourne Cup, setiap bulan November.
Melbourne Cup adalah pacuan kuda Thoroughbred tahunan paling terkenal di Australia. Adalah perlombaan sepanjang 3200 meter untuk anak usia tiga tahun ke atas, yang dilakukan oleh Victoria Racing Club di Flemington Racecourse di Melbourne, Victoria sebagai bagian dari Melbourne Spring Racing Carnival.
Piala Melbourne memiliki tradisi yang panjang, dengan balapan pertama diadakan pada tahun 1861. Awalnya balapan tersebut lebih dari 3,219 km, tetapi disingkat menjadi 3.200 meterpada tahun 1972 ketika Australia mengadopsi sistem metrik. Wikipedia.
Aku sendiri, sama sekali tidak tertarik denan balasan atau pacuan kuda.
Menurutku, sama sekali tidak manusia bagi si kuda. Mereka menerahkan tenaganya untuk memenangkan kejuaraan2 nasional, dengan cara yang melelahkan.
Mereka dipecut, ketika joki mereka merasa si kuda memperlambat larinya, karena terlalu capai. Dan kuda itu harus mempercepat larinya, jika tidak mau dipecut lagi
Biasanya, kuda2 itu berwarna hitam atau coklat mengkilap, terlihat sangat mewah .....
Tetapi, tahukah bagaimana merawat kuda2 itu?
Walau aku tidak tahu, tetapi aku terbayang betapa mahal dan susahnya merawat kuda2 pacuan, dibanding kuda2 biasa .....
Yang jelas, makanan dan vitamin2 nya pasti jauh lebih banyak dan lebih mahal, dibading dengan kuda2 biasa di peternakan.
Entahlah, aku tidak terlalu mau tahu.
Yang aku selalu berharap segera di hari Melbourne Cup Day, karena hari itu kami libur.
Horeeeeee ......
Memang bukan libur di rumah saja, tetapi tetap datang ke kampus, tetapi kampus membuka dirinya untuk semua mahasiswa datang, nonton bareng, serta makan2 ber-BBQ di taman kampus! Semua mahasiswa datang. Seperti pesta kebun.
Kampus menyediakan fasilitas2 ber-BBQ serta bahan2 makanannya.
Seperti sosis berbox2, daging paha ayam juga berbox2. Sayur2an, jagung banyak sekali. Daging sapi seperti steak tetapi dipotong kecil2, juga berbox2. Kacang2an. Serta berbagai saos untuk salladnya.
Tetapi, kita mahasiswanya lah yang membakar dan menyiapkan makan2 sendiri untuk kita sendiri. Dan, mahasiswa juga menyiapkan makanan bagi dosen2, yang sebenarnya ikut serta dalam bakar2an .....
Kampusmemperbolehkan kami datang agak siang. Biasanya, jika kuliah mulai jam 8.00 pagi sampai jam 15.00 atau lebih, tergantung tugas2 atau survey2nya.
Jadi, kami janjian datang jam 10.00 pagi dengan baju2 "pesta" ala masa muda di perantauan.
Bukan baju pesta mewah, tetapi karena di bulan November di Australia adalah menuju musim panas bulan Desember, aku memakai topi khas Australia dengan kemeja serta celana pendek ala "pesta kebun" ......
Aku ingat sekali, kami boleh membawa 1 orang teman di pesta kebun kampus ini. Karena aku temannya adalah ya anak2 kampus, dan sebagian besar dari kami pun berteman hanya dengan teman2 kampus, jadi ya yang ada adalah teman2 dari lingkungan kampus ini .....
2 hari itu, kami bebas mau belajar atau tidak. Di hari pertama, kami benar2 bersenang2. Ketawa cekakak cekikik, sambil ber-BBQ sampai jam 3 sore lalu kami pulang setelah membereskan pesta kebun kami.
Hari kedua, sebagian termasuk aku, pagi2 datang dan mengerjakan tugas2 sebelumnya, dan baru siangnya kami ikut pesta kebun lagi, ber-BBQ dengan teman2.
Karena, kmpus memang membebaskan tugas belajhar selama 2 hari, tetapi kami harus menuliskan kesan dan pesan serta survey dan cerita tentang Melbourne Cup Day tersebut.
Dan, karena ini papee menulis berbahasa Inggris yang baik dan benar, ini adalah tugas yang sulit. Hihihi .....
Grammernya akan diperiksa ketat oleh dosen kami, dan akan diminta ulang jika grammer kami kesalahannya melebihi 50%! Astagaaaa .....
"Habis manis pesta, harus bersakit2 lagi, mengulang tugas, hahaha .....
Tetapi apapun itu, kami tetap bergembira dihari itu. Sorak sorai bergema, untuk mahasiswa2 yang nonton bersama di aula kampus. Aku tidak tertarik untuk nonton, karea seperti yang aku tuliskan diatas, aku tidak suka pacuan kuda, karena kuda2 yang dipecut untuk berlari dengan lebih cepat ......
 Tidak banyak foto yang bisa aku posting, karena jaman itu belum ada kamera digital, serta belum terlalu narsis. Foto2 selalu diatur, tanpa candid, karena kami merasa sayang jika cetak foto dengan posisi yang tidak bagus .....
Tetapi, dalam ingatanku, perkuliahan ku di Pert waat itu, merupakan masa2ku untuk mengeksplore sebagai bangsa Indoneisa, dalam pergaulanku secara internasional.
Pelajaran pertama untukku, setelah aku luls S1 di Jakarta tahun 1992 awal, dan langsung terbang ke Perth untuk belajar lagi serta "belajar" tentang dunia ......
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
