By Christie Damayanti
Waktu itu, tahun 1992 sampai 1993,
Kampusku tidak besar. Sekitar 20 menit dari rumah kostku, di Daniella Promenade. Namanya St Mark International College. Sebuah kampus college untuk belajar bahasa dan kelanjutannya belajar Bussiness English, dan itu kampusku selama sekitar 2 tahun itu, tahun 1992 sampai 1993.
Karena ini adalah college, tempat belajar semua bangsa untuk masuk ke universitas atau untuk bekerja, sehingga St Mark International College ini benar2 menampung banyak mahasiswa atau calon mahasiswa untuk kuliah atau bekerja di Perth.
Pertama aku masuk kuliah untuk 6 bulan pertama adalah memperlancar bahasa Inggrisku. Karena aku ingin mengambil jurusan bisnis, jadi aku harus benar2 memahami bahasa Inggris dengan berbagai metodanya.
6 bulan pertama, aku benar2 bercampur dengan anak-anak muda lulusan SMA dari seluruh dunia, yang sebagian besar adalah untuk melanjutkan kuliahnya di Perth.
Walaupun kami bercampur dengan berbagai bangsa dan umur nya cukup jauh, kami cukup kompak untuk belahar bahasa Inggris bersama.
Ada beberapa anak2 Indonesia, semua berada 5 tahun dibawahku, lulusan SMA. Lalu, ada beberapa dari Jepang, ada yang muda atau ada yang setara dengan umurku.
Ada juga dari Thailand, yaitu sahabat2ku 1 kost, Romanee dan Gift, seumuran denganku dan juga mau melanjutkan ke jurusan bisnis.
Itu yang utama, tetapi ada juga dari Vietnam, Filipina dan Korea. Negara2 yang bukan berbahasa Inggris, termasuk aku dari Indonesia.
Dosen2nya pun dari berbagai bangsa. Dekannya adalah berbangsa Inggris, dengan berbagai bangsa dosen dan administrasinya. Ada Takako Tullck, kepala adminustrasi berbangsa Jepang, dan sebagian besar berbangsa Inggris dan Amerika, yang mana adalah negara2 fully berbahasa Inggris.
Tetapi, kampus ini tetap mempunyai fasilitas2 internasional. Heater besar yang membuat kami nyaman belajar di dalam, walau jika keluar, dinginnya langsung menerpa kulit.
Disana ada kolam renang kecil, yang ramai dipakai jika musim panas. Kerna, musim panas di Australia suhunya bisa sampai 50 derajat Celcius, karena Australia adalah sebuah benua gersang dan di tengahnya adalah berbagai gurun ......
Termasuk aku, jika musim panas, aku membawa makanan2 dari rumah masak sendiri, atau keluar dar kampus. Di seberang kampus ada kedai hamburger terkenal. Hungry Jack! Itu makanan favoriteku!
Oya,
Aku ingat sekali. Mahasiswa2 6 bulan pertama aku di sana untuk belajar Bahasa Inggris, banyak mahasiswa2 dari Jepang. Sebagian besar. Mereka tau bangsa Jepang memang sejak dahulu aku mengamati, mereka ingin menjelajah dunia.
Mereka benar2 belajar untuk bisa menjelajah dunia, dan terbukti sebagian kecil yang berada di kampusku.
Mereka mengekspore hobi dan kepemilikan mereka untuk sharing atau mengajak kita bermain bersama.
Ada seorang Jepang, bernama Megumi. Dia luls SMA dan ingin kuliah di Perth. Dia membawa biolanya kemana2, bahkan ke kampus. Dan, ketika dia tahu bahwa aku juga bermain pano, dia sering mengajak aku untuk det, memainkan lagu2 klasik atau semi klasik!
Dan, karena ku adalah mahasiswa termasuk "tua" saat itu berumur 23 tahun lulus S1 arsitek, aku cukup dikenal selurh kampus, termasuk dosen2ku bahasa Inggris yang umurnya tidak jauh berbeda dengan umurku .....
6 bulan pertama ang membuat aku sangat rindu untuk pulang, tetapi membawa aku ke dunia baru yang berbeda, yaitu memulai melangkah dalam kehidupan secara realitas di rantau, jauh dari Negara dan orang tua di Indonesia .....
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI