Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

"Underground" London 1991, Awal Terbukanya Pemikiranku tentang Perkotaan Dunia

13 Januari 2021   09:34 Diperbarui: 14 Januari 2021   09:58 1137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Bruno Martins on Unsplash | Logo MRT bawh lanah di kota London ......

Mass Rapid Transit (MRT), juga dikenal sebagai metro, light rail, subway, tube, U-Bahn, metropolis atau bawah tanah, adalah jenis angkutan umum berkapasitas tinggi yang umumnya ditemukan di daerah perkotaan.

Tidak seperti bus atau trem, sistem angkutan cepat adalah perkeretaapian listrik yang beroperasi dengan jalur eksklusif, yang tidak dapat diakses oleh pejalan kaki atau kendaraan lain dalam bentuk apapun, dan yang sering dipisahkan kelas di terowongan atau di jalan layang rel kereta.

MRT biasanya terintegrasi dengan angkutan umum lainnya dan seringkali dioperasikan oleh otoritas angkutan umum yang sama. Kalau di Jakarta, nantinya bisa terhubung dengan LRT atau Trans Jakarta.

Tahun 1991, adalah tahun pengembangan pemikiranku sebagai seorang calon arsitek. Saat itu, aku masih kuliah tahun terakhir, dan aku lulus tahun 1992, setelah 4 tahun kuliah di Fakultas Teknik Aritektur Universitas Tarumanagara.

Tahun pemikiran ini, mengembangkan konsep pikirku tenang sebuah kehidupan, khususnya urban di perkotaan, terutama perkotaan dunia. Karena, inilah passionku,untuk pengamatan dan perubahan2 yang bisa menjadi lebih baik.

Tahun 1991, memang sudah "jadul", dan ketika aku hidup di saat itu, Jakarta atau Indonesia pada umumnya, masih jauh sekali dengan pemikiran2 seperti tentang transportasi MRT ini. Wacana sudah ada, tetapi riset dan pengamatannya saat itu sangat minim, sehingga buatku di tahun 1991, MRT London membuat aku terpana dan terbengong2 .....

Dari Westminster Bridge, kami ingin menyusuri lorong2 MRT. Ingin tahu dan mengamati, kehidupan London di bawah tanah, dan terutama untukku, aku ingin sekali melihat dengan mata kepalaku sendiri, bagaimana menyusun atau "mengotak-atik" urban London.

Aku ingat sekali, ketika kami menuruni tangga2 masuk ke perut bumi, untukk mencari jurusan yang kami butuhkan.

Kami hanya ingin berkeliling naik MRT saja, Bukan dengan tujuan. Alhasil, kami membeli tiket MRT seharian, supaya kami tidak harus beli lagi, dan akan mejadi lebih mahal. Aku lupa, berapa Poundsterling saat itu, aku tidak menyimpan tiketnya.

Tetapi yang sungguh ku ingat, ketika kami sudah membeli tiket, kami diminta turun ke lantai 7 di bawah tanah! Astaga.

Dalam perjalanan, kami sih bersenda gurau dengan keluargaku, tetapi aku membayangkan, betapa orang2 tua dan disabilias akan kepayahan untuk naik turun seperti ini, walau tetapi disiapkan escalator.

Aku belum berpikir jauh tentang adanya elevator atau lift, karena pikiranku masih seorang mahasiswa dan belum pernah berpikir tentang keberadaan seorang disabilitas dengan kursi roda atau ketidakmampuan seseorang yang tidak bisa melihat.

Dan, itulah awal pemikiranku tentang bagaimana kita bisa membantu banyak orang, urban perkotaan untuk mobilitasnya lebih baik.

7 lantai ke dalam bumi! Untuk naik kereta listrik MRT! Wowowow!

Tidak pernah terbayang, Jakarta akan menjadi seperti itu. Saat itu tahun 1991, London sudah canggih sekali. Kubaca dari beberapa referensi, London membangun infrastruktur MRT sejak tahun 1863!

Sangat wajar, jika di tahun 1991, MRT London sudah seperti "kota bawah tanah" dunia.

Aku baru mnyadari arti pentingnya "mengubah dunia". Ketika pertama kali keliling Eropa (kali ini di London), dan blusukan ke lorong2 bawah tanah naik turun MRT London, betapa Indonesia harus belajar bantak sekali tentang perkotaan dunia.

Walau Indonesia saat itu tahun 1991 masih berumur 46 tahun, memang kapan lagi kita mulai belajar untuk masa depan bangsa? Sejak saat itu juga, aku bertekad untuk mengabdikan diriku bagi bangsa dan dunia, lewat passionku sebagai seorang (calon) arsitek.

Puji Tuhan,

Impianku untuk mengabdikan diriku bagi bangsa dan Negara serta dunia, sekarang ini berhasil, setidaknya untuk lingkunganku, sebagai seorang arsitek dan seorang disabilitas.

Berhari2 kemudian, kami mengikuti jalur2 MRT, dengan tujuan2 tertentu untuk wisata kami. Naik turun lantai ke perut bumi, membuat kami excited! Sempat berpkir, Jakarta akan menjadi seperti ini, nantinya.

Setelah hari kedua menggunakan MRT, kami tidak membeli tiket untuk seharian, karena telalu mahal. Hari pertama, memang niat kami adalah mencoba2 dan belum terbayang, kami mau ke mana.

Hari kedua, kami membeli tiket eceran, sesuai dengan tujuan kami.

Dokumentasi pribadi | Tiket MRT ku seharga 3.10 Pounstreing, entah dari mana mau kemana, aku lupa. Tiket2ku yang lain, sudah tidak ada .....
Dokumentasi pribadi | Tiket MRT ku seharga 3.10 Pounstreing, entah dari mana mau kemana, aku lupa. Tiket2ku yang lain, sudah tidak ada .....
dok. pribadi
dok. pribadi
dok. pribadi | Naik turun escalator, dari permukaan tanah ke 7 lapis ke perut bumi, yang membuat aku masih terpana dan geleng2 kepala .....
dok. pribadi | Naik turun escalator, dari permukaan tanah ke 7 lapis ke perut bumi, yang membuat aku masih terpana dan geleng2 kepala .....
Kehidupan MRT di perut bumi seperti itu, merupakan pengalaman nyata dan luar biasa, untukku saat itu. Kedua orang tuaku memang sudah berkomitmen untuk aku dengan 2 adik2ku, untuk membawa kali ke banyak Negara bahkan keliling dunia, untuk membukakan mata dan hati kami tentang dunia.

Pada kenyataannya, wawasan kami berkembang, inspirasi untuk menatap dunia pun, terus terjaga. Dan, mimpi2 kami selalu ada untuk suatu saat kami bisa membawa keluarga kami nantinya, juga travelling ke seluruh dunia .....

Dan, terjadilah untuk kami, Kami sudah keliling dunua dengan anak2 kami sendiri, aku dan kedua orang adik2ku, bahkan adikku dibawahku, tinggal di Amerika sejak tahun 1994. Anakku yang kecil pn, sekarang tinggal di Jepang sejak tahun 2017.

Sebuah pemikiran luar biasa untuk orang tuaku, yang notebene merupakan produk manusia "jadul"..... Terima kasih, bapak dan ibu .....

dok. pribadi
dok. pribadi
dok. pribadi | Kami menunggu kereta datang dan naik kereta. Bapakku selalu memotret kegiatan kami seperti ini. Terima kasih bapak, jika bapak tidak memotret kegiatan2 candid seperti ini, aku asti tidak ingat lagi secara detail, bagaimana suasana
dok. pribadi | Kami menunggu kereta datang dan naik kereta. Bapakku selalu memotret kegiatan kami seperti ini. Terima kasih bapak, jika bapak tidak memotret kegiatan2 candid seperti ini, aku asti tidak ingat lagi secara detail, bagaimana suasana
dok. pribadi
dok. pribadi
dok. pribadi | Kebahagiaanku bersama orang2 yang kucintai, travelling bersama keliling Inggris Raya .....
dok. pribadi | Kebahagiaanku bersama orang2 yang kucintai, travelling bersama keliling Inggris Raya .....
 

dok. pribadi | Jaman itu pun, aku terheran2 melihat
dok. pribadi | Jaman itu pun, aku terheran2 melihat
dok. pribadi | Latar belakang kami adalah logo :Underground
dok. pribadi | Latar belakang kami adalah logo :Underground
www.en.wikipedia.org | Kereta2 MRT London di tahun 1991 lalu. Entahlah, bagaimana penampakan kereta MRT saat ini.
www.en.wikipedia.org | Kereta2 MRT London di tahun 1991 lalu. Entahlah, bagaimana penampakan kereta MRT saat ini.
***

Mempunyai banyak rumah dan mobil mewah, orang tua kami sendiri hanya mempunyai 1 rumah dan mobil untuk kehidupan kami sehari2. Tetapi, kedua orangtua kami berkeinginan untuk membawa kami keliling dunia, bukan untuk berfoya2 dan bersenang.

Kedua orangtua kami berkeinginan membangun pemikiran kami dengan wawasan luas tingkat dunia, untuk masa depan kami.

Mereka "menginvestasikan" materinya dengan hasil kerja kerjanya, kepada hati, pikiran dan jiwa kami, sehingga masa depan kami benar2 berwawasan internasional. Dan, kedua orangtuaku tidak menyesalinya sama sekali!

Kebanggaan dunia orangtua kami adalah, bahwa kami benar2 memanfaatkan fasilitas2 yang disediakan untuk terus belajar dan mengembangkan apa yang mereka berikan dan apa yang Tuhan lakukan untuk kami. 

Kami benar2 mengikuti saran2 mereka untuk masa depan anak2 kami, berkeliling dunia, sebelum mereka mandiri, untuk membuka wawasannya ......

Dan, Tuhan sangat memberkati kami, dari dahulu sampai sekarang ......

London adalah salah satu titik awal kami, khususnya aku, untuk terbukanya kami, khususnya aku, dalam pengembangan wawasan pemikiranku bagi masa depanku ......

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun