By Christie Damayanti
                                                                 www.pinterest.com
Suasana Oxford Shopping Street, di pusat kota. Dengan pembauran antara desain klasik (sebelah kiri) dengan desain modern (sebelah kanan), terekam dalam sebuah konsep arsitektural perkotaan dari kota Oxford .....
Oxford adalah kota yang indah, yang memadukan bangunan bersejarah dengan harmoni yang luar biasa.
Pusat bersejarah dibangun di sekitar mainstreet, pusat kota atau downtown Oxford. Ada 4 jalan utama sebagai downtown Oxford, dari sekitar 46 km2 kota cantik ini. Jalan St Aldate ke selatan, sedangkan Queen street ke timur dan High Street ke London dan barat.
Di tengah2, kita akan menemukan Carfax dan menara loncengnya yang ikonik, khas Inggris Raya. Pusat kota lama Oxford, kita bisa berkeliling dengan hanya berjalan kaki saja, karena daerah ini, 4 jalan utama ini, minim kendaraan bermotor.
Ada sih kendaraan bermotor, tetapi sangat minim, kalau tidak mau disebut daerah itu fully pedestrian. Karena, disana atau di negara2 lain dengan konsep "shopping street", mereka memilih berjalan kaki, dibanding dengan berkendara.
Begitulah, kami .....
Wisatawan dari Indonesia, traveling ke Inggris Raya. Mula pertama kora Oxford, dan kami pun mengeksplore, lewat kota2 klasiknya.
Dari rumah persinggahan kami di pinggiran kota Oxford, kami naik bus lokal menuju downtown. Tidak terlalu lama, kami sudah sampai downtown Oxford, kami mulai membuka peta, mau kemana dulu seharian di daerah ini.
Â
Aku dan adik2ku muter2 di Oxford Downtown .....
Â
Bangunan2 klasik Inggris ini, pastinya mendominasi desain arsitektural nya. Warna2 tanah, serta banyak bangunan dengan dinding bata merah terekspose, pun banyak berada disana.
Pedestrian dengan lebarr sekitar 2 meter, walau permukaan lantainya sudah tua dan memang Eropa sangat menghargai "heritage" nya, pasti sangat ramah disabilitas .....
Â
Â
Oxford memiliki beberapa jalan perbelanjaan yang sibuk dengan pusat perbelanjaan Westgate, berbentuk "shoping street". yang besar di dekat Castle. Pusat ini dibangun kembali baru-baru ini dan memiliki banyak restoran dan toko.
Â
Â
Â
Negara2 Eropa termasuk Inggris Raya, sebagian besar warganya beragamaNasrani. Baik itu Katolik atau Kristen. Dan karena itulah, disetiap pojok kota, pasti terdapat gereja2 dari yang kecil, sampai yang besar.
Inggris adalah Negara dengan sebagian besar warga nya adalah beragamaKatolik dan Kristen aliran Anglican, dengan gereja2 khas Anglican.
Desain arsitektural aliran Romanesque, cukup banyak terdapat di area downtown. Aliran yang muncul sejak abad ke-11 ini, mungkin merupakan salah satu yang terbanyak di Oxford.
Â
Â
Bangunan2 gaya arsitekturan aliran Anglo-Saxon khas Inggris Raya, berpadu dengan aliran klasik modern, pun banyak erdapat di Oxford. Dengan perpaduan gaya arsitektural old-new, menyemarakan karya2 arsitektur dunia .....
***
Terletak di antara hulu Sungai Thame dan Sungai  Cherwell, tepat di utara pertemuan mereka, kota ini pertama kali di duduki pada zaman Saxon sebagai titik fording.
Kota Oxford akhirnya menjadi "kota Thames", dan dibangun untuk mempertahankan perbatasan utara Wessex dari serangan Negara Denmark.
Peninggalan2 jaman Saxon, sangat kental dengan arsitektural Anglo-Saxon, sehingga untukku sendiri, Inggis Raya benar2 sebuah impian, dengan banyak atribut2 klasikal yang sekarang ini dijaman modern ini, justru mulai mencuat lagi.
Â
Â
Oxford dikenal sebagai "Kota Menara" karena banyak terdapat gereja2 lama yang bermenara, serta banyak bangunan2 klasik pun, yang bermenara.
Sebagian besar milik universitas, yang merupakan yang tertua di Inggris. Sebagian besar bangunan Universitas Oxford dibangun pada abad ke-15, 16, dan 17. Perguruan tinggi paling awal di Oxford adalah University College (1249), Balliol (1263), dan Merton (1264).
Setiap perguruan tinggi dibangun sekitar dua atau tiga segi empat, dengan kapel, aula, perpustakaan, dan taman bertembok.
Dulu, aku pernah bermimpi untuk kuliah di Inggris Raya, entah dimana. Tetapi keinginan itu pupus ketika orang tuaku, terutama baak tidak mengijinkan untuk kuliah keluar negeri, karena aku adalah satu2nya perempuan dari 2 adik2ku laki2.
Tetapi, tidak memupuskan aku untuk terus bermimpi, bukan untuk kuliah tetapi setidaknya untuk bertandang dan travelling kesana, seperti yang sudah aku jalankan tahun 1991 lalu.
Kota Oxford saat itu, merupakan awal perjalananku keliling Eropa, dimulai dari Inggris Raya, dan menyeberang lewat pelabuhan Dover ke pelabuhan Calais di Perancis.
Dan, kota Oxford juga yang membangun mimpi2 baruku untuk bertandang lagi kesana, dengan anak2ku, jika Tuhan berkenan .....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H