By Christie Damayanti
Bangsal H RS PGI Cikini, dengan bangunan "jadul" seperti ini, banyakkah orang2 berpikiran picik yang mengatakan bahkan rumah sakit ini jadul dan ketinggalan jaman?
Sebelumnya :
Ketika 'Rumah Raden Saleh', Merupakan Awal dari Semuanya .....
Bagaimana Rumah Raden Saleh "Bekerja" untuk Melayani Masyarakat Sejak Abad Ke-17
Kemegahan Rumah Raden Saleh, Siapa yang Tidak 'Ternganga?'
Bangunan-Bangunan Hindia Belanda Seputar Rumah Raden Saleh, Cikini
Seberapa Besar Kepedulian Rumah Sakit ini Tentang Sejarahnya?
Ditengah Pepohonan Hijau, Segar dan Nyaman, Pasien ada Cepat Pulih .....
Benarkah "Jarak Bebas" antara Apartemen Puluhan Lantai dengan Rumah Sakit ini?
Arsitekrur Jaman Hindia Belanda, Berlatar Belakang Bangunan Modern Raksasa yang "Mengganggu"
Membangun Bangunan [Besar] diantara Bangunan Lama, Sadarkah Kita?
***
Dari keadaan dan kenyataan sejak awal, sebagai tempat atau Rumah Raden Saleh jaman Hindia Belanda, dan mnjadi Rumah Sakit PGI Cikini, jelas terlihat betapa pendahulu2 disana sangat ingin runah sakit ini terus berkembang.
Bukan hanya melayani masyarakat sejak dahulu kala sampai sekarang saja, tetapi rumah sakit ini memiliki konsep rumah sakit palayanan.
Untukku sendiri sebagai end-user, bukan karena rumah sakit ini merupakan "sweet memories", sebagai tempat aku dilahirkan dan semua keluarga ku berobat di rumah sakit ini saja, tetapi lebih kepada kenyataanya bahwa pekerjaan pelayanan di rumah sakit ini sungguh2 nyata.
Selain aku sebagai end-user, aku mempunyai langganan2 dokter2 sejak dulu, yang sampai sekarang masih melayani aku, ditambah dengan rumah sakit ini mampu meneruskan konsep "pelayanan dengan kasih", tanpa membeda2kan masyarakat yang butuh pertolongan ......
Itu dari konsep pelayanannya, yang menurutku sangat efektif saat ini. Dengan pelayanan penuh kasih, dana yang harus dikeluarkan untk berobat di rumah sakit ini, selatif lebih sedikit, dibandingkan dengan rumah sakit sekarang.
Ditambah lagi, konsep "rumah sakit taman", yang sudah dikembangkansejak jaman Hinda Belanda. Dengan lahan seluar 5,6 Hektar, sebenarnya rumah sakit ini tidak memerlukan ruang perawatan bertingkat.
Karena, dengan lahan seluas ini, ruang2 perawatan yang horisotal dibandingkan dengan vertical, lebih membuat pasien2 rumah sakit ini lebih cepat pulih, setidaknya mereka merasakan kenyamanan natural, di ruang2 rawat yang meriung ditengah2 pephononan besar.
Dengan suara2 burung di pagi hari, atau desiran angin sepoi ketika daun2 meliut senang, membuat suasana disekitar ruang perawatan itu semakin natural. Apalagi, ketika rujan rintik, membawa suasana disana seperti villa di Puncak, bahkan jika kita melambungkan impian kita, suasana hujan yang lembab dan sejuk disana, seperti di firdaus ......
Kelopak2 daun yang penuh dengan air hujan yang menetes, tentu membuat desiran warna naturl disana. Dan, sungguh membuat pasien semakin tenang.
Ya, aku sering merasakan hal tersebut, ketika aku sedang dirawat disana ......
Jadi,
Apakah kita rela ketika ada yang ingin membangun rumah sakit cantik ini, menjadi rumah sakit modern dengan ruang2 perawatan menjulang tinggi, seperti rumah-sakit2 modern diliar sana?
Apakah kita rela?
Tidak, untukku!
Walau aku bukan pemilik rumah sakit ini, aku adalah seorang arsitek humanis dan aku juga merupakan end-user ruma sakit ini, aku benar2 tidak rela jika ada yang benar2 mau mengusik rumah sakit ini untuk dijadikan rumah sakit modern dengan bangunan2 tinggi!
Tetapi, sebenarnya apa yang disebut "rumah sakit modern?"
Kata2 modern memang identik dengan keleluasaan untuk mendapatkan kemudahan tanpa susah payah. Atau sebuah kemodernan adalah bentuk fisik yang canggih, dengan material2 modern. Serta, bagaimana dengan bangganya kita menyebut rumah sakit itu sebagai "rumah sakit mahal", yang setara dengan kemodernannya?
Menurutku, itu adalah sebuah pendapat orang2 picik. Karena sebuah kemodernan itu lebih kepada pemikiran2 orang2 yang peduli dengan sejarah dan kepedulian.
Tidak ada bedanya dengan kepicikan dan  ketidakpedulian, ketika seserang memilih apa yang terlihat dari fisiknya saja, tetapi justru "kemodernan" yang mereka pilih, "menghancurkan" apa yang disebut dengan KASIH dan HATI NURANI!
Seperti yang aku pahami tentang sebuah kepedulian, ketika kita benar2 peduli dengan sebuah kenyataan, mereka adalah orang2 yang "modern" dengan pemikirannya, walau pada kenyataannya penampilan orang tersebut jauh dari kemodernan!
Begitu juga yang dihadapi oleh Rumah Sakit PGI Cikini.
"Kejadulan" nya karena berdiri sejak jaman Hinda Belanda, bukan berarti rumah sakit ini jadul. "Ketidakmodernan" nya secara penampilannya karena rumah sakit ini sebenarnya masuh ke dalam cagar budaya, bukan berrti pelayanan ruma sakit ini ketinggalan jaman .....
Â
Kejadulan dengan anggapan orang sebagai rumah sakit jaman Hindi Belanda, justru bisa memaksa orang untuk berpikir modern. Bahwa konsep pemikiran modern justru mengerti bahwa bangunan2 disana membutuhkan pemikiran cerdas menjadi rumah sakit modern!
Pemikiran2 modern itu justru harus bisa "memaksa" orang berpikir keras membantu "bagaimana rumah sakit ii berkembang dengan latar belakang sejarah dan budaya sejak jaman dulu".
Terpikir kah mereka, bahwa justru jika orang2 yang mau membangun rumah sakit ini dengan bangunan2 bertingkat, merupakan pemikiran kerdil?
Terpikir kah mereka, bahwa justru jika mereka mau menebas pohon2 tua serta menghancurkan bangunan2 cagar budaya, merupakan pemikiran yang egois serta hanya memikirkan uang dan bisnis?
Pasti tidak akan terpikir!
Ketika uang menjadi bagian dari kenyamanan hidup, mereka tidak akan berpikir jauh!
Bahkan, dengan iming2 membangun bisnis rumah sakit raksasa dan modern, rela mengorbankan sebuah sejarah besar yang mengelilingi rumah sakit ini ......
Bahkan, ketika aku merenungi cerita petugas2 rumah sakit jika aku sedang bertandang kesana untuk berobat, ternyata banyak sekali orang sangat ingin melihat rumah sakit ii menjadi super modern dan mengorbankan bangunan2 cagar budayanya!
Padahal,
Aku ingat sekali ketika bapak ku mati2an untuk mengembangkan Master Plan Rumah Sakit PGI Cikini ini, untuk kemudian diteruskan kepada generasi berikutnya, justru bapakku benar2 seorang yang berpikiran modern, untuk sebuah kepedulian!
Bukan semata berpikir bisnis untuk membangun rumah sakit ini menjadi modern dan super canggih, tetapi hanya "baju dan selimut" nya saja!
Aku juga ingat, ketika bapak mati2nya dengan tim renovasi nya, untuk aku diminta ikut serta berpkir "modern" ala bapakku, akhirnya membuat semakin kesini aku semakin ingin berjuang untuk keberadaan ruamh sakit PGI Cikini ini ......
Kemodernan itu bukan diukur dengan kasat mata saja, tetapi lebih pemikiran yang hakiki tentang sebuah sejarah dan cagar budaya, yang melingkupi rumah sakit ini, sejak jaman Hindia Belanda.
Yang pada kenyataannya,
Rumah sakit ini sebenarnya pun merupakan sebuah rumah sakit modern dari sisi pemikiran, kepedunia, KASIH serta pelayanan dan peralatan2 untuk benar2 melayani masyarakat dan sesame tanpa membedakan apapun ......
