Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Benarkah "Jarak Bebas" Antara Apartemen Puluhan Lantai dengan Rumah Sakit ini?

25 November 2020   10:23 Diperbarui: 29 November 2020   10:16 576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

By Christie Damayanti

Sebelumnya :

Ketika 'Rumah Raden Saleh', Merupakan Awal dari Semuanya .....

Bagaimana Rumah Raden Saleh "Bekerja" untuk Melayani Masyarakat Sejak Abad Ke-17

Kemegahan Rumah Raden Saleh, Siapa yang Tidak 'Ternganga?'

Bangunan-Bangunan Hindia Belanda Seputar Rumah Raden Saleh, Cikini

Seberapa Besar Kepedulian Rumah Sakit ini Tentang Sejarahnya?

Ditengah Pepohonan Hijau, Segar dan Nyaman, Pasien ada Cepat Pulih .....

***

Dari artikel2ku diatas, yang kutulis tentang awalmula adanya Rumah Sakit PGI Cikini, yang bermula dari rumah Raden Saleh, denganbangunan2 Hindia Belanda nya, lalu, berkembang menjadi "rumah sakit taman dengan sentuhan kasih" nya, sampai saat sekarang.

Dan pada kenyaannya, lokasi rumah sakit ini merupakan salah satu lokasi primer di Jakarta! Yang membuat banyak pengembang2 tertarik untuk "mengambil" area rumah sakit ini, untuk bisnis pengembangannya.

Aku sendiri tidak terlalu mengerti tentang masalah2 yang ada di rumah sakit ini, walau aku sempat sempat sejak tahun 1992 sampai tahun 2005, berkecimpung untuk melayani sebagai tenaga arsitek, mendesain, merenovasi dan membangun rumah sakit ini.

Apalagi, setelah bapak ku yang mengikutsertakan aku dalam pelayanan ini, dipanggil Tuhan tahun 2013, praktis aku tidak mendapat kabar lagi yang berhubungan dengan rumah sakit ini. Permasalahan2 nya atau kebutuhan2nya, dari segi konstruksi atau aritektural.

Sebabai seorang arsitek humanis, yang peduli dengan rumah sakit ini, aku sangat menyangkanya, ketika  ada berita tentang VIP Anggrek ditutup karena adanya retak2 yang disebabkan oleh pembangunan beberapa gedung apartemen, tepat di belakang VIP Anggrek ini!

Begini :

Aku adalah end-user. Aku adalah pengguna rumah sakit ini. Untukku, rumah sakit ini merupakan "rumah sakit keluarga" ku. Ketika eyang kakung (ayah dari bapakku) saat masih hidup, merupakan seorang Pendeta dari PGI di GKJ Mergangsan Yogyakarta.

Dimana akhirnya eyang kakungku mendidik anak2nya, termasuk bapakku, untuk terlibat dalam pelayanan2 untuk Tuhan. Dan, akhirnya juga, bapakku benar2 melayani masyarakat, termasuk di PGI, sebagai anggota Yayasan PGI.

Dan, PGI menugaskan bapak untuk menjadi tim renovasi RS PGI Cikini, dan merekrut aku salah satiny untuk itu melayani, seingga sedikit banyak aku tahu dan mengerti tentang rumah sakit ini, sebelum Tuhan memanggil bapak ku tahun 2013.

Juga, sejak lahir, aku pun dilahirkan di rumah sakit ini, begitu juga kedua orang adikku. Aku melahirkan kedua anakku disini, dan semua yang berhubungan dengagn kesehaanku dan semua keluargaku, adalah di rumah sakit ini.

Sehingga, tidak heran jika aku benar2 menganggap rumah sakit ini adalah "rumah sakit keluargaku", dan "rumah keduaku", karena sering nya aku dirawat disini, karena kondisi2 kesehatanku .....

Jadi,

Aku sangat tidak rela, dan terus tidak pernah akan rela jika "mereka" mengganggu rumah sakit ini!

Mungkin, masalah2 yang ada disana, tidak terblow-up di media. Etapi, yang pasti aku merasakan masalah2 ini, dari berbagai pengamatanku lewat lingkungan di rumah sakit ini, serta sedikit "wawancara2" di dengan beberapa suster dan petugas2 disana, ketika aku ada kesempatan untuk bertandang kesana ......

Apalagi, ketika beberapa kali ibuku sebelum dipanggil Tuhan, Sepemper 2020 lalu, masuk rumah sakit. Setiap tahun, beliau harus opname disana karena kondii kesehatannya, karena mmang beliau sudah renta.

Jika ibuku harus di opname, aku pun itu menemani di rumah sakit ini. Dan berjalan2 keliling rumah sakit, serta mengamati dan memotret kondisi fisiknya. Terutama ketika ibuku tidak bisa dirawat di VIP Anggrek, karena area itu tutup be berapa tahun .....

Untuk keluargaku, jika harus dirawat disana, kami memilih VIP Anggrek karena kenyamannya dengan lingkungannya yang asri. Jadi, jika VIP Anggrek ditutup karena membahayakan pasien, kami sangt kehilangan, dan khususnya aku, sangat marah!

Sebagai arsitek yang melayani rumah sakit ini untuk mendesain, merenovasi dan membangun, karyaku diobrak abrik oleh yang ingin mengasai lahan rumah sakit ini!

Akhirnya, aku sadar bahwa tidak gampang untuk memberikan pengertian bagi "mereka". Untuk mereka, lahan rumah sakit ini memang sangat potensial untuk berbisnis. Di tengah kota Jakarta, Jakarta Pusat, kecamatan Cikini, jalan Raden Saleh, berbedakat dengan Gondangdia dan jalan Matraman, bagaimana "mereka" tidak ngiler?

Dan, aku sangat mengerti itu! Karena aku berkecimpung di dunia desain, pembangunan dan konstruksi, pasti banyak pengembang2 yang ingin menguasai lahan ini. Mereka tidak akan pedulu dengan ceruta "lebay dan basa-basi", tentang sebuah rumah sakit untuk melayani masyarakat luas, atau bahkan tidak peduli dengan apa namanya sejarah dan cagar budaya!!!

Tidak akan mungkin untukku, protes apalagi claim pengembang yang membuat VIP Anggrek retak2 karena penurunan tanahnya.  Krena penggalian serta pembangunan beberapa tower apartemen di belakang VIP Anggrek, yang jaraknya sangat dekat!!!

Sumber : Googlemap
Sumber : Googlemap
Sumber : Googlemap
Sumber : Googlemap
Foto satellite dari Googlemap terlihat, 3 tower apartemen sebelah kiri atas, merupakan masalah besar untuk Rumah Sakit PGI Cikini, terutama untuk VIP Anggrek yang posisinya tepat di depan dengan jarak kecil. Yang akhirnya membuat VIP Anggrek retak2 karena pembangunan pengembang itu .....

Sumber : Googlemap
Sumber : Googlemap
Garis hijau muda, adalah area RS PGI Cikini, dan garis kuning adalah VIP Anggrek, yang retak2 karena pembangunan 3 tower apartemen Menteng Park .....

Sumber : Googlemap
Sumber : Googlemap
Posisi tower apartemen ini, hanya berjarak 1 jalan lingkungan pribadi pengembang saja dengan rumah sakit, yang sangat krusial, jika ditinjau dari peraturan2 Jakarta. Karena jarak antara bangunan 1 dengan bangunan lainnya, sesuai dengan Perda No.7 tahun 2010tentang Bangunan Gedung.

Jarak bebas antar bangunan, memang ditentukan dan ditetapkan dalam RTRW Kabupaten/Kota atau persyaratanlainnya, yang ditetapkan.

Apalagi, peruntukan membangun tower bangunan tinggi seperti ini, pun dengan lokasi di Jalan Raden Saleh ini, kupikir tidak sesuai.

Jika memang peruntukkan di area ini masih diperbolehkan untuk bangunan tinggi. Aku yakin bukan untuk bangunan tinggi belasan bahkan puluhan lantai. Untuk itu memang harus di study lebih lanjut.

Tetapi dengan masalah jarak bebas untuk membangun, harus diusahakan untuk tidak mengganggu bangunan2 yang sudah ada disekelilingnya. Apalagi, sampai "menghancurkan" VIP Anggrek Rumah Sakit PGI Cikini ini ......

***

Rumah Sakit PGI Cikini ini, dibangun sejak jaman Hindia Belanda. Diprakarsai oleh Adiana Josina de Graaf, yang sangat peduli tentang masyarakat yang tertindas pada saat itu. Melayani bangsa Indonesia untuk masalah kesehatannya, sampai rumah sakit ini berdiri.

Selain tentang pelayanannya, rumah sakit ini pun punya nilai historis yang tinggi dalam bangunan2 cagar budaya, sehingga kita harus bisa melestarikannya, bukan justru untuk merubuhkannya.

Karena sekali lagi,

Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarahnya ...... 

Ketika justru wisatawan asing, khususnya dari Belanda yang ada di Jakarta, datang ke Rumah Sakit PGI Cikini ini, untuk melihat sebuah bangunan jaman Hindia Belanda dengan nilai historisnya, tetapi "mereka" justru ingin mengambil alih dan mencederai nya ......

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun