Â
Keberadaan rumah Raden Saleh ini, memang tetap terjaga setelah masuk di dalam pengelolaan
RS PGI Cikini, dimana aku sejak kecil sangat mengagumi bangunan tua ini.
Tangga2 melingkar setengah lingkaran ini pub, tetap terjaga keasriannya, walau penutup lantainya banyak yang retak dan pecah diusianya yang sudah ratusan tahun ......
Sumber : PDA -- Pusat Dokumentasi Arsitektur, Jakarta. Penutup lantai cantik, asli jaman itu, dengan pola heksagonal 3 warna nya .....
                                                   Â
Sumber : PDA -- Pusat Dokumentasi Arsitektur, Jakarta
Â
Sumber : PDA -- Pusat Dokumentasi Arsitektur, Jakarta
Begitu juga untuk detail dan desain arsitektural Eropa untuk pintu dan jendelanya. Kayu2 jati tebal, dengan dimensia besar ddan tinggi untuk memenuhi kebutuhan angin dan siang matahari Indonesia saat itu, dengan bukaan2 yang pastinya lebih luas karena dimensinya.
Detail kaca2 yang membuat sinar matahari tetap bisa masuk, walau jendela2 itu tertutup di saat2 tertentu. Serta konsep 'krepyak'. Yang bisa dilewati angin segar masuk kesela2nya .....
Sumber : PDA -- Pusat Dokumentasi Arsitektur, Jakarta
Tracery2 (bulatan2 di dinding bangunan, adalah sebuah elemen dekoratif yang difungsikan sebagai pendukung kaca pada jendela) di rumah Raden Saleh ini, mengikuti langgam arsiektur Gotik, seperti  Gereja Notre Dame Cathedral di Paris ini .....
Sumber : PDA -- Pusat Dokumentasi Arsitektur, Jakarta. Bagaimana dengan pola lantainya?
Jelas, ini adalah pola kantai dan keramik2 cantik dari jamannya. Heksagonal2 3 warna yang di desainj seperti bunga2, serta keramik2 yang memang dilukis desain bunga2 dengan border, seperti adanya karpet diatas lantai .......
Sumber : PDA -- Pusat Dokumentasi Arsitektur, Jakarta
                                                 Â
Belum lagi, detail2 dinding seoerti ini. Duh ..... hatiku 'nelangsa', jika bangunan ini harus hancur dimakan usia ......
Cantik sekali, kan? Apakah bangunan secantik ini dibiarkan lapuk dimakan usia?
Lihat Sosbud Selengkapnya