Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bagaimana Rumah Raden Saleh "Bekerja" untuk Melayani Masyarakat Sejak Abad Ke-17?

12 November 2020   15:32 Diperbarui: 12 November 2020   15:52 588
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi. Di belakang rindangnya pepohonan disana, adalah rumah Raden Saleh. Masih terasa segar dengan rindang nya hijau pepohonan .....

By Christie Damayanti

                                                                                                                         
Sebelumnya :

Ketika 'Rumah Raden Saleh', Merupakan Awal dari Semuanya .....

Cerita tentang rumah Raden Saleh itu, terus teriang2 di telingaku, sejak bapakku bercerita tentang ini, ketika aku masih kecil. Ketika ibuku dirawat di Rumah Sakit Cikini karena operasi lutut beliau.

Tetapi karena aku masih TK, berlanjut sampai SMP dan bapak berkali2 mengajakku ke rumah sakit ini untuk masuk ke rumah Raleh nya, aku belum merasakan getar2 untuk berkelana sendirian memasuki area rumah Raden Salen itu.

Selain tidak tahu cara nya, aku pun belum berpikir apa yang bisa dan harus aku lakukan. Namanya juga aku masih duduk di bangku SMP, walau cerirra tentang ini, terus teriang2, apalagi setelah aku melihat lukisan Raden Saleh yang ada di rumah nya itu .....

Hidupku berlanjut, sampai aku lulus sarjana arsitektur tahun 1992. Dan, aku langsung dimibta bapak untuk ikut dengan beliau, melayani masyarakat di Rumah Sakit PGI Cikini.

Melayani? Melayani di rumah sakit? Gimana caranya?

Ternyata, aku diminta mengikuti bapak melayani di Rumah Sakit Cikini ini, untuk sebagai tim renovasi RS PGI Cikini, sebagai seorang arsitek, untuk mendesain dan membangun beberapa bagian bangunan2 di rumah sakit ini. Dan, aku menyambut baik untuk melakukannya.

Dari situlah, aku semakin mengenal rumah sakit ini, sebagai sebuah rumah sakit pelayanan dalam Tuhan Yesus. Lewat bapakku yang saat itu menjabat sebagai salah satu anggota Yayasan PGI, aku bersuka cita untuk ikut dalam Tangan NYA, melayani masyarakat sebagai tim renovasi .....

Dan, dari situlah aku bisa sesuka aku untuk hilir mudik memasuki rumah Raden Saleh .....

***

Saat aku mulai berkarya di Rumah Sakit Cikini, kondisi rumah Raden Saleh, sudah cukup memprihatinkan. Secara kasat mat jika kita hanya memandang dari kejauhan, terlihat masih baik2 saja. Tetapi, ketika ita mendekat dan melihat secara deail, bahkan sejak bagian terdepan tampak depan rumah Raden Saleh itu pun, sudah menyedihkan.

Mungkin, karena aku adalah seorang arsitek, aku bisa melihat kenyataan2 yang mungkin berbeda jika orang awam melihatnya. Tetapi, sudahlah. Tidak penting, koq. Hanya sekarang, bagaiman kita bisa melestarikan rumah bersejarah ini, yang sekarang menjadi bagian dari Rumah Sakit PGI Cikini.

Seorang Adriana Josina Kooman, seorang gadis belia Belanda, pada umur ke-22 tahun, dia mengikuti Sekolah Penginjil di Belanda, sekitar tahun 1898. Dia bergumul tentang Pekabaran Injil, bahkan bukan hanya di Belanda saja.

Dan akhirnya dia memenuhi panggilan  menjadi seorang istri seorang penginjil, Ds. De Graaf, mereka tinggal di Utrech, Belanda. Pekabaran Injil Utrech menugaskan Pendeta De Graff dan istrinya ke Halmahera, Indonesia.

Masa itu, perjalanan jauh dari Belada Eropa ke Indonesia, memakan waktu cukup lama, dengan fasilitas kapal yang sangat seadanya, mereka meninggalkan Belanda tanggal 4 November 1872 dengan kapal dagang VOC.

Mereka sampai ke Pelabuhan Makassar pada bulan Februari 1873. Kapal mereka berhenti untuk mengambil rempah2, pada saat itu. Dari Makassar, mereka menuju Trenate. Di Ternate, Pendeta De Graaf bergabung bersama Pendeta Hendrik Van Dricken.

Pendeta De Graff bersama istrinya, Adriana Josina Kooman, melayani disana, melayani penduduk pribumi, Indonesia, melayani orang2 sakit.

Beberapa tahun kemudian, Pendeta De Graaf bersama keluarganya dengan 4 anak2nya, ditugaskan ke Batavia, dan mereka tinggal di Depok. Kecintaan nya bagi masyarakat Indonesia sat itu, membuat keluarga De Graff mempunyai kekuatan melawan tindakan2 dari pemerintahannya sendiri, Hindia Belanda.

Tahun 1902, Adiana Josina De Graff, menjadi seorang "directrice" Rumah Sakit Rtu Emma, dimana merupakan cikal bakal Rumah Sakt Tjikini.

Di rumah sakt yang awalnya hanya merupakan klinik kecil di Tjikini ini, akhirnya Adriana Josina De Graaf tahun 1897 membeli istana atau rumah Raden Saleh, yang letaknya bersebelahan. Diperlukan 6 bulan untuk membenahi dan menata bangunan rumah Raden saleh, untuk dapat menampung konsep pelayanan kesehatan.

Sumber : www.id.wikipedia.org. Rumah Rden Saleh di abad ke-17, seelum dijadikan sebuah rumah sakit di jaman Adiana Josina De Graaf
Sumber : www.id.wikipedia.org. Rumah Rden Saleh di abad ke-17, seelum dijadikan sebuah rumah sakit di jaman Adiana Josina De Graaf
Mulailah untuk perawatan orang2 sakit oleh rumah sakit ini, yang merupakan rumah sakit swasta pertama di Hindia Belanda yang pertama, jga di Indonesia .....

Sumber : 

"Merajut Hati Nurani, Mengasihi Sesama Manusia", oleh Amir L.Sirait, MBA, tahun 2013

***

Ketika aku membaca sejarah dan cerita awal mula Rumah Sakit Cikini, sejak jaman Hindia Belanda, dan membuktikan betapa rumah Raden Saleh ini sekarang cukup menyedihkan, menggerakkan hati dan pikiranku untuk mencoba melestarikannya.

Dari awal bapak menceritakan banyak hal tentang rumah Raden Saleh ini, serta tentang Rumah Sakit Cikini sewaktu aku masih kecil, berkembang ketika aku diajak untuk melayani masyarakat dalam tim renovasi rumah sakit ini, walau aku belum mengerti bagaimana cara melestarikannya,

Aku mulai melakukan sesuatu untuk rumah sakit ini dengan menulis. Menulis tentang indahnya Rumah Sakit Cikini. Menulis tentang bagaimana Rumh Sakit Cikini itu benar2 menyelamatku, ketika aku di vonis kanker rahim dan ketika 1 bulan aku dirawat setelah serangan stroke berat, di San Francisco, amerika Serikat .....

Belum lagi, bagaimana Rumah Sakit Cikini merawat aku lur biasa, ketika 2x aku hamil dan bed rest selama 6 bulan di masing2 kehamilan.

Ditambah laagi, dengan adanya rumah Raden Saleh ini, merupakan cikal bakal Rumah Sakit Cikini, yang sampai sekarang merupakan satu2nya rumah sakit dengan konsep alam dan pelayanan masyarakat, sesuai dengan konsep dari Adriana Josina De Graaf.

Rumah-sakit memang sebuah instansi untuk melayani masyarakat salam hal pelayanan. Tetapi, rumah-sakit modern terlihat fully bisnisnya. Tetapi berbeda dari Rumah Sakit Cikini, dimana rumah sakit ini berada dibawah Yayasan Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI), yang bergerak untuk melayani masyarakat.

Dokumentasi pribadi. Di belakang rindangnya pepohonan disana, adalah rumah Raden Saleh. Masih terasa segar dengan rindang nya hijau pepohonan .....
Dokumentasi pribadi. Di belakang rindangnya pepohonan disana, adalah rumah Raden Saleh. Masih terasa segar dengan rindang nya hijau pepohonan .....
Dokumentasi pribadi. Di belakang rindangnya pepohonan disana, adalah rumah Raden Saleh. Masih terasa segar dengan rindang nya hijau pepohonan .....
Dokumentasi pribadi. Di belakang rindangnya pepohonan disana, adalah rumah Raden Saleh. Masih terasa segar dengan rindang nya hijau pepohonan .....
Bisnis tetap dilakukan untuk kehidupan, karena tetap harus membayar dokter2 dan pegawai2nya.

Tetapi, bisnis yang bagaimana, dengan mengorbankan sebuah rumah sakit pertama jaman Hindia Belanda, yang sudah menjadi cagar budaya?

RS PGI Cikini -- A Garden Hospital with Loving Touch.

Sebuah rumah sakit dengan konsep alam dan taman, dengan sentuhan kasih ......

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun