"Michelle, persiapanmu tinggal 1 tahun lagi. Kamu benar2 harus persiapan dirimu. Tetapi, jika dalam 1 tahun ini banyak kenddala dan kita tidak tahu harusbagaimana setelah berusaha, MUNGKIN Tuhan tidak berkenan, ya. Kamu harus berbesar hati. Walau mama benar2 berusaha untuk kamu bisa terbang kesana"
"Ya, mama", itu jawaban singkatnya. Khas anak2 milenial, hihili ...... 1 tahun terakhir kami berjuang keras. Tabunganku kukeluarkan, membayar college bahasa Jepang nya, membayar  apartemennya, dan lainnya. Dan aku tahu, tabunganku tidak cukup untuk membayar kuliah S1 nya dan untuk kebutuhan nya bersenang2.
Dan aku berkata padanya,
"Michelle, uang mama tidak cukup untuk mengkuliahkan kamu di universitas besar yang kamu impikan. Jika kamu tetap keukeuh untuk kesana, kamu harus berjuang untuk mendapatkan easiswa atau kamu harus bekerja keras, ya. Kalo tidak, kamu harus pulang ke Jakarta dan melanjtukan kuliah S1 mu di Jakarta saja"
Jawabnya, "Ya, mama. Jangan kawatir, aku janji setelah 3 bulan ini aku akan bisa membiayai hidupku dan perlahan aku bis membiayai kuliahku"
Ya ampunnnn, bagaimana aku tidak mberebes mili?
Dan, setelah 3 bulan, dia benar2 membuktikan dirinya benar2 mampu untuk mandiri. Sekarang dalam waktu 3 tahun 6 bulan dia di Jepang, berkat2 Tuhan untuk Michelle semakin banyak .......
2 tahun di berhasil lulus college dengan predikat terbaik dari 1200 mahasiswanya, dan lulus N2 bahas Jepang nya. Lalu dalam 1 tahun (2 semester) kuliahnya, nilai2nya "A" semua!
Siapa yang sangka, justru di saat pandemic ini, Tuhan berkarya untuk Michelle mampu meraih beasiswa! Michelle mendapatkan beasiswa dari Departemen Pendidikan Jepang untuk kuliahnya di jurusan pariwisata dan perhotelannya!
Sampai sekarang, aku benar2 ternganga, bagaimana Tuhan bekerja. Saat pandemic yang notebene jepang pun tersungkur, tetapi Jepang juga memberikan beasiswa untuk Michelle lewat Departemen Pendidikannya.