Aku ini adalah seseorang yang sulit menerima yang "aneh2". Yang tidak biasa di masyarakat dan lebih lagi jika ada dikriminasi tentang apapun.
Hahaha .....
Berbagai masalah yang aku temui di masyarakat, aku sih tidak banyak menyorotinya. Tetapi, ketika masalah2 itu menghampiirku, baru aku tulis dan aku blow-up. Masalah2 itu mereda, seiring ketika sumber masalah itu datang kepadaku untuk meminta maaf karena bermasalah dengan ku .....
Contoh nya nih ....
Penyandang 'Pasca Stroke' Diminta Pensiun Dini? Sedih
Ketika seseorang mencariku karena dia nangis2 dipecat karena terserang stroke. Aku marah dan menulis ini! Diganjar oleh Kompasiana, HEADLINE serta akhirnya seserang ini justru semakin kuat, walau tidak ada yang meminta maaf, seenaknya saja memecat orang dengan alasan tidak jelas!
Bahwa, aku pun stroke berat, tetapi aku tetap bekerja walau aku tetap saja cacat separuh tubuh! Ketika pasca-stroke tidak bermasalah dengan pikirannya, tidak ada masalah jika kta tetap bekerja, asal sesuai denan petunjuk dokter dan aturan2 bekerja!
Pak RT yang Memeras Warga, Ternyata Masih Ada!
Diganjar sebagai HEADLINE di Kompasiana dengan ribuan pembaca. Si pak RT memang tidak datang untuk meminta maaf ibuku, tetapi Pemprov yang datang ke pak RT itu dan menindaknya. Terima kasih, Pemprov DKI Jakarta.
Pagi ini, Sopir Taksi Blue Birf [Bodong?] Melecehkanku!
Hasil Investigasi tentang Sopir Taksi Blue Bird yang Melecehkanku
Nah, aku menulis ketika seorang sopir taksi Blue Bird melecehkanku, serta akhirnya manajemen Taksi Blue Bird datang ke rumahku untuk meminta maaf. Kasus ini diselesaikan denaggn waktu hanya 2 hari dan Kompasiana mengganjarku dengan 2x HEADLINE dan menuai belasan ribu pembaca, yang mulai aware tentang keselamatannya.
Tetapi, ada seorang yang ternyata sengaja HANYA untuk mengkomentariku dengan negative. Masa bodolah. Mungkin, si sopir taksi nya sendiri atau temannya yang tidak terima aku menulis di Kompasiana. Dan, aku tidak peduli ..... EGP Emang Gue Pikirin, hihihi .....
Ada lagi,
Diskriminasi di Ruang Publik Sebuah Mall bagi Penyandang Disabilitas
Ketika hari itu aku bermasalah dengan Mall Kota Kasablanka, aku marah, dan aku memotrtet demua keadaan yang membuat aku bermasalah dan menuliskannya. Kompasiana pun mengganjarku dengan HEADLINE dan berbuntuk "permintaan maaf" dengan cara mereka.
Mereka tda datang kepadaku untuk meminta maaf, tetapi pada kenyataannya manajemen mall itu (mungkin) meminta jajarannya untuk mengenal aku, sehingga jika aku kesana, semua bagian dari security serta beberapa orang manajemen selalu menyapaku dengan menyebutkan namaku, dan menghormat kepadaku.
Ungkapan permintaan maaf selalu berbeda, dan untukku sendiri itu untuk pembelajaran serta untuk kepedulian bahwa kita semua adalah harussaling menghormati .....
Cerita lain lagi,
Ketika subuh aku ke Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta karena akan terbang ke Jepang menjenguk anakku yang tinggal disana, aku menemukan Toilet Disabilitas, DIPAKAI OLEH PETUGAS CLEANING SERVICE!
Aku marah dan langsung hubungi petugas serta kirim ke Twitter, karena Toilet Disabilitas hanya boleh dipakai oleh kaum disabilitas (cacat) dan kaum prioritas (orang tua, anak2, orang2 sakit)!
***
Aku bukan mau sombong. Aku hanya ingin semua sesuai dengan tatanannya. Dan, aku juga ingin mengajak semua orang untuk tidak takut bicara. Bukan mau memaksakan kehendak, tetapi apa yang salah mohon dibetulkan!
Nah .....
Kemarin, aku sempat ke Bank Mandiri cabang Mall Kota Kasablanka. Aku hanya ingin print 2 buah buku tabungan. Yang satu atas namaku dan yang satu lagi atas nama Michelle anakku yang tinggal di Jepang.
Aku punya tabungan di Bank Mandiri, hanya untuk transfer2 uang untuk anakku di Jepang. Karena, kerjasama dengan Visa, Michelle bisa menarik via ATM Bank Mandiri di Jepang.
Waktu aku buka tabungan untuknya tahun 2017 sebelum dia terbang ke Jepang, aku sudah bicara dengan Bank Mandiri tempat aku membuka tabungan itu yaitu cabang Jl. Soepomo Tebet. Bahwa, setiap aku transfer uang ke Michwlle, aku akan langsung cetak buku, untuk memantau tentang uang yang aku kirimkan.
Wajar, kan? Untuk ku memantau berapa besar yang dia ambil dan untuk apa. Dan, Bank Mandiri tidak masalah.
Aku selalu print buku tabungan Michelle, setelah Michelle di Jepang. Seringkali di print di cabang Jl.Soepomo Tebet. Dan, di cabang Central Park Mall, karena aku berkantor di APL Tower.
Kadang2 aku print jika sedang di Bank Mandiri yang lain, tanpa ada masalah, setelah aku menjelaskan bahwa ini untuk memantau pengeluaran keuangan anakku.
Ketika kemarin aku ke Mall Kota Kasablanka, jam 11 aku masuk ke Bank Mandiri dan diterima oleh CS disana (nama ada di aku). Aku menjelaskan maksudku tetapi ditolak. Bahwa, aku membutuhkan surat kuasa dari anakku untuk print bukunya!
Berkali2 aku menjelaskan, dan berkali2 juga CS itu menolak, setelah dia bertanya kepada yang lain. Akhirnya, aku memaksa untuk bertemu dengan manajernya. Dan, aku tetap ditolak! (Nama manajernya ada di aku).
Aku marah, karena selama 3 tahun ini, aku tidak bermasalah denagn minta print buku tabungan anakku. Aku tahu, bahwa sebenarnya ada aturan tentang surat kuasa itu. Tetapi, selama 3 tahun semua berjalan baik2 saja.
Tetapi ketika Bank Mandiri cabang Mall Kota Kasablanka menolak permohonanku, padahal sudah ada bukti print2 sebelumnya, bahwa di cabang2 yang lain tidak bermasakah (walau memang ada aturan tentang surat kuasa), sungguh aku marah dan bingung!
Hampir  1 jam, aku berkutat marah untuk sekedar print. Karena, terakhir aku transfer ke anakku sebelum pandemic, dan baru kemarin aku sempat untuk print nya.
Dan, aku marah serta mengambil buku tabungan itu, langsung aku keluar dari bank ....
PERTANYAANNYA adalah :
Ini peraturan2 yang ambigu. Peraturan2 yang tidak jelas. Ketika aku mengajukan permohonan untuk print buku tabungagn anakku, hanya untuk memantau, selalu dikabulkan oleh Bank Mandiri di cabang2 yang aku datangi saat itu, MENGAPA BANK MANDIRI CABANG MALL KOTA KASABLANKA MENOLAKNYA?
Tidak adakwbijakan sama sekalu, padahal AKU HANYA SEKEDAR MELIHAT PANTAUAN DANA YANG AKU TRANSFER untuk anakku saja.
Toh, itu juga uangku. Yang aku kirimkan untuk anakku di Jepang.
Di cabang2 yang mau print, mereka memang mengecek, hubungan antara aku dan anakku, dan langsung dikabulkan. Karena anakku masih di bawah umur.
Mengapa cabang ini keukeuh tidak mengabulkannya?
Dan, aku tetap bingung dengan ketidak-pedulian Bank Mandiri cabang Mall Kota Kasablanka ini, tanpa adanya sebuah pengertian .....
Catatan :
Aku tetap bisa saja print di cabang2 yang biasa, tetapi aku benar2 bingung, tentang peraturarn yang sebenarnya bisa saja fleksibel, dan ketidakpedulian sebuah bank yang hanya melihat peraturan sebagai "dinding pemisah", tanpa ada sebuah titik temu dan saling pengertian .....
Jika aku minta print buku tabungan teman, itu berbeda. Dan, niatku hanya untuk memantau keungan anakku yang tinggal jauh di Jepang .....
Aku hanya seorang ibu yang ingin memantau anaknya, bukan mau mencurangi dia, hiks ....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H