Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Makan MOS Burger Hanya untuk Pinjam Stop Kontak, Haha...

14 Mei 2020   12:58 Diperbarui: 14 Mei 2020   13:03 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

                                                                                                                                 
Karena, jika sendirian itu ga enak makan di restoran, apalagi biasanya restoran2 pinggir jalan, pasti penuh, dan restorannya kecil dan sempit.

Dan, klo sempit biasanya juga, kursi roda ajaibku pu terpaksa harus di parkir diluar, dan aku berjalan sndirinya. Ah, agak susah karena aku susah berjalan. Jadi, dengan pengalamam berkali2 ke Jepang sendirian, aku menetapkan untuk selalu siapkan makan yang bisa dibawa dan makan di jalan.

Menu2 makanku bisa berbeda setiap makan siang, tetapi tetap terbatas dengan berbgai alasan.

Misalnya,

Karena aku hanya memakai 1 tangan saja, maka aku agak kesulitan untuk makan Bento yang butuh sendok. Karena jika makan bento denggan sendok, maka aku harus meletakkan bento ku diatas meja. Nah, bagaimana ada meja, karena makan di pinggir jalan?

Pokoknya, aku akan kedulitan jika aku makan yang menggunakan sendok atau garpu, karena tanganku cuma satu, dan harus ada meja di depanku .....

Jadi, terbatas sekali, kan?

Menu makan siangku pun terbatas yang ada di minimart saja. Ada onigiri, inari, sandwich atau gorengan2. Tetapi, jika gorengan tidak enak jika dingin, sehingga gorengan oun aku malas untuk disimpan dan makan dipinggir jalan untuk makan siang.

Onigiri, inari dan sandwich lah, makan siang favoriteku, yang aku selalu beli di minimart, dengan berbagai jenis isinya.

 Kemanapun, itulah caraku untuk bertahan jika aku travelling sendirian di Jepang, dimana anakku sibuk dengan kuliah dan pekerjaannya ......

Nah,

Suatu saat ketika aku menjenguk anakku di Jepang di musim panas 2019 lalu, aku sempat travelling agak jauh ke Nara, sekitar 3,5 jam dari Tokyo, naik kereta Shinansen.

Aku tahu, disana pun pasti ada minimart, tetapi aku tidak tahu dengan pasti, dimana minimart itu, kan? 

Apakah dengan tujuanku?

 Atau, adakah makanan2 kesukaanku? 

Sudah habis atau belum?

Sehingga, tetap saja dipagi hari sebelum ke stasiun, aku pasti mampir dulu ke minimart untuk membeli makan2ku untuk makan siang. Saat itu, keretak Shinkansen ku berangkat sekitar jam 8.00 pagi dan harus pindah dari kereta Shinkansen dari Tokyo ke Kyoto, ke kereta commuter lokal ke Nara sekitar 25 menit.

Jadi, sekitar jam 11.30 aku baru masuk stasiun kota Nara, untuk berkencan dengan kijang2 totol Nara .....

Jam segitu, memang pas dengan jam makan siang. Dan, aku tidak mau buang2  memotong waktu ku untuk makan siang dulu, sementara kijang2 totol itu, menungguku untuk bermain.

Jadi, begitu aku keluar Stasiun Nara, aku mencari tempat untuk makan siang dengan makanan2 yang aku bawa dari Funabashi Hoten. Beberapa onigiri, inari dan sandwich. Lapaaarrr .....

Tetapi, ketika aku melirik penunjuk baterai kursi roda ajaibku, astagaaaaaa ......  baterai ku koq tinggal separuh ya? Waduh, sepertinya sampai di Jakarta, aku harus beli baterai lagi ....

Dokumentasi pribadi | Begitu keluar dari sasiun, aku berkeliling untuk mencari stop kontak
Dokumentasi pribadi | Begitu keluar dari sasiun, aku berkeliling untuk mencari stop kontak
 

Dokumentasi pribadi | Begitu keluar dari sasiun, aku berkeliling untuk mencari stop kontak
Dokumentasi pribadi | Begitu keluar dari sasiun, aku berkeliling untuk mencari stop kontak
So? Bagaimana? 

Saat itu, baru jam 11.30, dan aku akan keliling Taman Nara dengan kijang2 totolnya. Sepertinya, disana tidak akan ada stop kontak untuk charge. Belum lagi, darisana harus balik lagi, past baterai benar2 akan  habis!

Sempat agak bingung, krena ketika aku ke toilet disabled, disana tidak ada stop kontak! Waduh .....

Akhirnya, aku sempat berkeliling mencari stop kontak, dan ternyata tidak ada sama sekali!

Catatan :

Dengan banyak pengalaman2ku selama ini di Jepang, sepertinya negeri ini agak pelit dengan stop kontak. Dimana2 tidak ada, dan yang aku tahu untuk charge kursi roda ajaibku jika kehabisan baterai adalah stop kontak di toilet disabled.

Mungkin, listrik memang mahal di Jepang, sehingga mereka tdak mudah untuk membagikan aliran listrik di tempat2 umum.

Berbeda dengan stop kontak di Amerika. Bahkan, di tempat2 umum seperti di taman2 fasilitas umum, stop kontak bertebaran. Apalagi di tempat2 umum seperti di mall.

Nah, aku bingung, dan aku harus mencarinya, sebelum aku ke Taman Nara. Bisa2 aku nanti tidak bisa pulang ke Tokyo!  

Ketika aku berkelilng di sekitar Stasiun Nara, tiba2 ada Restoran MOS Burger, dan aku melihat2 kalau2 ada stop kontak disana. Dan, benar saja, ada!

Tetapi, restoran itu penuh, dan stop kontaknya ada di sebelah kursi yang untuk menunggu pesanan take-away. Wah .....

Pengalaman pun berkata, bahwa pernah suatu saat di Funabashi (tempat aku berbelanja), stop kontak itu dipleser, ketika mereka tahu aku selalu charge disana, hahaha .....

Tapi, mau diapakan? Aku harus mencoba dulu, sebelum ditolak, kan?

Jadi, aku masuk ke restoran MOS Burger, dan mengantri ke resepsionis, seakan mau pesan take-away. Begitu sampai giliranku, dengan bahasa tarzan (karena mereka tidak mengerti bahasa Inggris) aku menerangkan bahwa aku butuh bantuan untuk charge kursi roda ajaibku.

Puji Tuhan .....

Diapun mengerti apa yang aku butuhkan, dan dia mempersilahkan untuk memakainya. Aduh, aku surprise sekali! Dan, cepat2 aku memberekan meja dan kursi disekitarnya, untuk kursi roda ajaibku parkir di dekat stop kontak itu.

Dan, untuk ucapan terima kasihku, akhirnya, aku membeli 1 set makan siangku. Burger MOS dengan minuman jus jeruk. Cuma sekedarnya saja, karena aku harus menghabiskan makan sianku yang kubeli tadi pagi saat itu, hihihi .....

Jadiiiiii ......

Aku makan MOS Burger, bukan karena ingin makan bueger itu, tetapi hanya numpang charge kursi roda ajaibku, karena rasanya biasa2 saja, koq ....hahaha .....

Dokumentasi pribadi | Pesananku, Rice Busger MOS dengan jus jeruk .....
Dokumentasi pribadi | Pesananku, Rice Busger MOS dengan jus jeruk .....
Sekilas MOS Burger,

MOS Food Services, Inc., menjalankan bisnis sebagai MOS Burger . Adalah makanan cepat saji yang berasal dari Jepang. Markas besarnya berada di ThinkPark Tower di saki, Shinagawa, Tokyo. Pada suatu waktu kantor pusatnya berada di Shinjuku, Tokyo. Wikipedia.

Slogannya adalah, "Japanese Fine Burger and Caf".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun