Nah .....
Ketika banyak orang2 yang aku layani di Jakarta tetap merasa tidak mmpu apa2 karena cacat, justru aku terkagum2 waktu dengan mata kepalaku sendiri, betapa kaum disabilitas dan kaum prioritas Jepang hidup baik, mandiri dan terhormat, seperti warga Jepang yang non-disabilitas.
Â
Dokumentasi pribadi | Dari ujung gerbong, tempat aku biasa berada ketika menumpang kereta, aku melihat seorang nenek, yang aku yakin beliau berumur diatas 80 tahun. Beliau memakai topi, dan posisinya tepat di depan pintu keluar untuk stasiun berikutnya. Ketika kereta berhenti, sworang petugas stasiun menjemputnya dengan membawa "ramp mobile", seperti yang selalu aku lakukan. Si nenek itu terlihat hanya sendirian saja, memakai kursi roda elektrik setara dengan punyaku, dan bergerak cepat serta percaya diri yang penuh .....
Aku teringat di Jakarta.
Beberapa teman dengan orang tua yang belum setua nenek2 itu, beberapa dari mereka tidak mau pergi2 karena merasa malu dengan kursi roda atau merasa malas untuk keluar, padahal hanya sekear bersenang2 dengan keluarganya.
Para orang tua itu, lebih memilih hanya di rumah saja, padahal mereka terlihat tidak seringkih nenek2 tua seperti foto diatas.
Tetapi, sebenarnya apakah mereka bahagia sungguhdengan keputusan untuk dirumah saja?
Â
Dokumentasi pribadi | Kasus kedua ini, aku dan Michelle sedang menunggu kereta untuk pulang, dan ada seorang nenek yang aku juga yakin umurnya diatas 80 tahun. Mereka mengobrol dengan bahagia, walau aku tidak mengerti apa yang diobrolkannya, karena berbahasa Jepang. Setelah nenek2 itu masuk ke kereta yang menjemputnya, aku bertanya pada Michelle, apa yang diobrolkan? Ternyata si nenek2 itu banyak bertanya, meangapa Michelle di Jepang, koq bisa berbahasa Jepang dengan baik, dimana rumahnya, dan sebagainya. Dan mereka bisa mengobrol dengan asik dalam beberapa menit saja, sambil menunggu kereta .....
Kenyataan ini membuat aku semakin merenung. Si nenek2 tua ini, dengan bahagia berjalan2 sendirian, tanpa teman, berbelanja sendirian (dia membawa tas belanjaan dari supermarket), dan tetap mampu mengajak ngobrol seorang asing (Michelle) dan bercanda dengan nya .....
Sesuatu yang cukup ironis, ketika di Jakarta nenek2 haus selalu ditemani oleh susternya, dan sangat terlihat tidak mandiri dan bergantung kepada keluarganya .....
Dokumentasi pribadi | Seorang ibu tua, terbungkuk2 menggendong barang belanjaannya, masuk ke gerbong yang aku juga tumpangi. Ibu itu langsung duduk di kursi prioritas, dan langsung tertidur dengan kelelahannya .....
Dia pergi sendiri, membawa belanjaannya sendiri, dan "berani" tidur tanpa terlalu berpikir berat tentang keamanannya .....
Lihat Humaniora Selengkapnya