Â
Capek belanja di Book-Off dan Nitori, laparlah kami. Naik ke lantai 4 adalah foodcourt. Dan pilihan kami tetapkan pada udon. Mie besar khas Jepang.
Ada Sanuki Udon, yang penampilannya seperti Merugame Udon. Dan setelah aku rasakan, memang rasanya setara dengan Merugame Udon .....
Sanuki Udon merupakan jenis mie udon yang paling populer di prefektur Kagawa di Jepang, tetapi sekarang mudah ditemukan di seluruh Jepang. Sanuki Udon, teksturnya agak kenyal dan bahan2ny berasal dari Kanagawa. Selalu ada sarden kering serta kaldu untuk soup dan saosnya.
Udon sendiri adalah sejenis mie tepung terigu yang sering digunakan dalam masakan Jepang. Sering disajikan panas sebagai sup mie dalam bentuknya yang paling sederhana, seperti kake udon, dalam kaldu dengan rasa ringan yang disebut kakejiru, yang terbuat dari dashi, kecap, dan mirin.
Biasanya atasnya dengan daun bawang cincang tipis. Topping umum lainnya termasuk tempura, sering udang atau kakiage (sejenis tempura campuran), atau aburaage, sejenis kantong tahu goreng yang dibumbui dengan gula, mirin, dan kecap. Sepotong tipis kamaboko, kue ikan berbentuk setengah bulan, sering ditambahkan. Shichimi bisa ditambahkan secukupnya. Wikipedia.
Rasa kaldu dan topping bervariasi dari satu daerah ke daerah lainnya. Biasanya, kaldu coklat gelap, dibuat dari kecap hitam (koikuchi shyu), digunakan di Jepang timur, dan kaldu coklat muda, dibuat dari kecap kedelai muda (usukuchi shyu), digunakan di Jepang barat.
Terlihat dalam mie instan kemasan, yang sering dijual dalam dua versi berbeda untuk timur dan barat. Currynanban adalah variasi populer lainnya, disajikan dalam kaldu kari.
Nah, kami memilih Sanuki Udon dengan merk Sanuki Udon Hanamaru.
Sanuki Udon Hanamaru, pilihan kami untuk makan siang di Minami Funabashi
Karena ini adalah konsep foodcourt, Sanuki Udon Hanamaru berada dalam sebuah booth kecil dengan berbagai bahan makanan dan tetek bengek lainnya.
Aku duduk di sebuah meja makan terdekat denga udon ini, dan membiarkan Michelle memilihkan makanan untukku.
Tidak lama kemudian, pesanan kami datang. Wah ... baunya enak sekali! Dan, karena kami lapar, kami segera menyantapnya!
Â
Dan, foto dibawah adalah udon yang dipesan oleh ichelle. Hanya udon saja dengan sup kaldu serta kremesan saja. Michelle melengkapinya dengan segumpal nasi Jepang yang pulen, hangat2, serta masing2 diberikan gorengan, entah apa namanya.
Kami menyantapya dengan cepat karena kami memang lapar. Sambil mengobrol, makan siang yang kesorean menjadi salah satu makan siang yang paling asik, "quality time" ku bersama Michelle, anakku.
Inilah yang aku cari, 3 kali dalam 1 than, aku datang menjenguknya di Jepang, selain aku memang kangen sekali, aku juga harus tetap menjaga hubungan ku dengan anakku .....
Sambil makan, sambil mengobrol, kami melahap makanan2 di depan kami, sampai habis. Tiba2 di depan booth Sanuki Udon Hanamaru .....
Seorang tua, si kakek Jepang, Â membayar semangkuk udon, dengn nampan dan mau membawa sendiri nampan itu ke meja makan yang banyak bertebaran disana.
Tiba2, ketika orang tua itu memutar, nampan nya tersenggol sesuatu dan jatuh! Astagaaaaa ......
Orang tua itu terbengong2 sambil menatap nampan yang membawa semangkuk udon, yang sudah pecah berantakan. Dari jauh, aku menatap si kakek itu, dan sepertinya dia mengusap matanya. Pasti, sedih karena mangkuk sup udonnya jatuh .....
Mungkin, dia hanya mempunyai uang untuk semangkuk sup udon itu. Terlihat, memang baju dan sepatunya seperti seseorang yang tidak berkecukupan. Dan, terbukti dia meninggalkan booth udon itu, dengan terbungkuk2 menjauhi petugas2 yang akhirnya membereskan pechan2 dan makanan2 yang tumpah, setelah si kakek meminta maaf ......
Aku sebenarnya, tidak terlalu mengerti apa yang mereka bcarakan, antara si kakek tua denga petugas booth udon, tetapi aku saja yang memperkirakan, melalui ceritaku ini.
2 orang petugas yang sedang membersihkan pecahan2 mangkok dan makanan2 yang berceceran, setelah si kakek tua menjatuhkanya .....Â
Michelle pun, tertegun.
Mungkin, dalam hatinya sama denganku. Merasa kasihan dengan keadaan itu. Kita sedikit berdiskusi, dan aku baru mau menawarkan untuk membeli semangkuk sup udon untuk si kakek tua itu, lewat Michelle, dan Michelle setuju.
Michelle berjalan ke booth udon untuk memesan sup udon yang awalnya dibeli si kakek jepang itu. Tetapi, salah satu petugas booth itu, sudah mempersiapkan semangkuk sup udon yang awalnya dibeli si kakek tua itu.
Dan, si petugas booth udon tersebut, memanggil si kakek tua, untuk memberikan semangkuk sup udon kepada si kakek tua. Dan, si kakek tua itu tersenyum, berjala terbungkuk2 ketika dia menoleh mendengar panggilan tersebut ......
Aku dan Michelle lebih tertegun, lagi .....
Kejadiannya cepat sekali. Tanpa jeda, setelah si kakek tua itu menjatuhkan nampan dan memecahkan semangkuk sup, lalu pecahan2 itu dibereskan oleh 2 orang petugas. Lalu, si petugas yang berbeda menyediakan semangkuk sup udon, memanggil si kakek tua dan memberikan semangkuk sup udon untuk si kakek tua ......
Mereka tidak memberikan kesempatan kepada kami, untuk mengganti semangkuk udon untuk si kakek tua, walaupun mereka menghormat pada kami, atas perhatian kami.
Mereka membungkukkan tubuhnya, hampir 90 derajat, untuk menghormati kami .....
Kepedulian petugas2 Sanuki Udon Hanamaru untuk si kakek tua itu, mngharu-biru kami dan memberi sebuah inspirasi tentang "Jepang" di sisi yang berbedaÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H