Hiyoko memayungiku, ketika hujan menerpa tubuh kami. Dia menggiringku untuk naik bus kea rah stasiun local, yang aku tidak tahu namanya. Ada 2 terminal yang harus kami lalui sebelum ke stasiun local itu. Suasana di bus juga ramai dengan hujan deras dan angin besar yang menderu2. Badai Krosa memang sedang mengamuk!
Hiyoko terus menenagkan aku, dengan cerita2nya dalam bahasa Melayu. 2 terminal sudah kami lewati, dan memasuki stasiun local Nara.
Aku lega, ketika stasiun itu cepat tanggap untuk menolongku. Stasiun itu juga panic. Mungkin, sudah banyak wisatawan2 yang berbeda dari sebelumnya, datang kesana karena kereta2 JR tidak beroperasi karena badai.
Hiyoko terus menggiringku bersama petugas stasiun local. Hiyoko pun membawa ramp mobile untuk membawaku dan kursi roda ajaibku, naik ke kereta local. Dan, Hiyoko benar2 menjadi malaikatku!
Ketika kereta local yang membawaku ke Stasiun Kyoto bergerak, aku merenungkan kejadian ini. Semuanya, berjalan dengan sangat cepat! Mulai dari petugas stasiun Nara mengambil toad an memberi pengumuman bahwa JR Rapid Nara tidak bisa beroperasi, sampai aku duduk di kereta local ini, mungkin hanya sekitar 1 jam.
Padahal, kami naik bus 2 terminal itu cukup jauh. Dan, kami pun sempat berfoto berdua. Aku hanya mau bercerita, betapa Hiyoko sungguh adalah malaikat terbaik yang diutus Tuhan untuk menolongku ....
Aku belum bisa berpikir, bagaimana aku dengan Shinkansen ku yang sudah terlambat. Yang jelas, aku sudah lega, bahwa aku tidak menginap di Nara, dan di Stasiun Kyoto, aku akan berjuang untuk naik Shinkansen di trip berikutnya, supaya aku bisa pulang ke Tokyo.
Aku tidak tahu, apakah Hiyoko ini ada atau tidak?
Aku tidak tahu, apakah Tuhan Yeusu sendiri yang datang sebagai Hiyoko, untuk menolongku?
Aku tidak tahu, bagaimana Tuhan bekerja untukku,