"Mom, what can I do for you?"
Aku sempat terbengong2. Pertama, karena aku kaget, koq tiba2 ada perempuan datang di hadapanku, padahal tempatku itu, sedikit terpencil untuk menghindari chaos suara2 yang membuat hatiku semakin ketakutan.
Kedua, tidak pernah ada warga Jepang menyapa ku dengan bahasa Inggris, walau aku menyapa mereka berbahasa Inggris. Karena, aku tahu bahwa mereka tidak bisa dan mengerti berbahasa Inggris.
Tetapi, aku tidak berlama2 terbengong2. Ketika aku bicara tentang keadaanku, dan kereta JR Rapid Nara ke Kyoto, serta masalah kereta Shinkansen ku yang akan terlambat jika aku harus menginap di Nara, Hiyoko, nama petugas stasiun Nara itu, justru menjawab dengan bahasa Melayu!
Astaga lagiiiiii ......
Aku kembali terbengong2, ketika dia dengan fasih berbahasa Melayu, setara dengan bahasa Indonesia, sampai aku merasa damai, ada orang yang tahu jika aku mati disini karena badai .....
Tuhan sangat luar biasa! DIA datang mengutus salah satu malaikat NYA yang terbaik untuk menolongku. Atau, mungkin Tuhan Yesus sendiri yang turun sebagai Hiyoko, untuk menolongku. Aku tidak tahu, tetapi aku percaya sungguh, bahwa mukjizat terus terjadi sampai selamanya!
Hiyoko menyarankan untuk ke stasiun local di Nara, dengan jarak 2 terminal bus umum. Dan kereta di tasiun local itu, bisa mengantarkan aku dan wisatawan2 yang lain, ke Stasiun Kyoto.
Aku mengiyakan, pastinya! Dengan segala keterbtasanku, aku harus mengejar Shinkansen, jika tidak mau menginap di Nara!
Hiyoko menemaniku berjalan, menuju terminal bus. Hujan semakin besar. Aku melihat wisatawan2 bule itu masih memaki2 petugas, karena kereta JR Rapid tidak beroperasi karena badai. Aku tahu, mereka memaki2 karena berbahasa Inggris. Chaos semakin terasa.
Untung, Hiyoko mengajak ku segera keuar dari stasiun Nara, menuju terminal bus di depan stasiun. Meninggalkan chaos mak2 di Stasiun Nara, entah mereka mau apa dengan memaki2 seperti itu.